Meningkatkan Penjualan JPFA: Strategi Ekspor Produk Perunggasan Lainnya
Meningkatkan Penjualan JPFA: Strategi Ekspor Produk Perunggasan Lainnya
JPFA memperluas strategi ekspor dengan mencoba untuk ekspor produk perunggasan lainnya selain ayam hidup. Pelajari tentang peluang ekspor untuk produk perunggasan JPFA dan bagaimana hal ini dapat meningkatkan penjualan di masa depan.
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini.
BERHARAP PENJUALAN MENINGKAT, JPFA EKSPOR AYAM HIDUP KE SINGAPURA.
PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) melakukan ekspor perdana ayam hidup ke Singapura. Jumlah ekspor tersebut sebesar 23.040 ekor atau 41,47 ton ayam.
Pada tahun 2023 ini target ekspor ke Singapura sebesar 1.500 ton atau sekitar 900.000 ayam hidup. Kolaborasi dari JPFA, pemerintah Indonesia, Singapura dan para pemangku kepentingan lainnya menjadikan pertama kalinya dalam sejarah adanya pengiriman ayam hidup ke luar negeri. Tidak hanya ayam hidup yang akan di ekspor untuk kedepannya, JPFA juga mencoba untuk melakukan ekspor produk perunggasan lain. Dengan mementingkan standar tinggi pada kualitas, keamanan pangan, dan tata kelola perusahaan. Saat ini JPFA memiliki peran penting bagi masyarakat Asia dalam penyediaan bahan makanan. Hal ini membuat peluang ekspor akan semakin tinggi kedepannya.
Dari ekspor tersebut kedepannya bisa menambah jumlah penjualan dari JPFA, perlu diketahui jika penjualan JPFA di kuartal pertama tahun 2023 ini mengalami penurunan sebesar 3,2% menjadi Rp 11,76 triliun. Penurunan ini berasal dari penjualan lokal yang turun sebesar 3,42% menjadi Rp 11,56 triliun. Sedangkan penjualan ekspor naik sebesar 9,4% menjadi Rp 200,8 miliar. Namun persentase penjualan ekspor terhadap total penjualan hanya 1,7% saja.
Rincian penjualan antara lain Peternakan komersial yang turun 3,6% menjadi Rp 4,46 triliun. Pakan ternak turun 1,67% menjadi Rp 3,53 triliun. Pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen turun 0,09% menjadi Rp 1,84 triliun. Budidaya perairan turun 3,6% menjadi Rp 1,06 triliun. Pembibitan unggas turun 15,83% menjadi Rp 526,2 miliar. Sedangkan perdagangan dan lain-lain naik 1,08% menjadi Rp 550,9 miliar
Beban yang dimiliki perusahaan tercatat mengalami kenaikan. Beban pokok penjualan sendiri naik 4,59% menjadi Rp 10,47 triliun. Kemudian beban penjualan & pemasaran, beban umum & administrasi, dan beban lainnya juga turut mengalami kenaikan.
Dan JPFA mencatatkan kerugian bersih pada kuartal pertama tahun 2023 ini sebesar Rp 249,9 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2022 mencatat laba bersih sebesar Rp 603,7 miliar.
Diharapkan dengan penjualan ekspor ayam hidup ke Singapura dan mencoba peluang ekspor untuk produk perunggasan yang lain tersebut kedepannya mampu untuk meningkatkan penjualan JPFA
Untuk mengetahui secara advance tentang bagaimana cara mencari saham saham yang berpotensi bagger atau mengetahui cara berinvestasi tumbuh dengan tenang tanpa mantengin chart tiap hari. silahkan klik gambar dibawah. Akan kami beritahu bagaimana caranya!