Analisis Saham PT Hartadinata Abadi (HRTA), Raih Perjanjian Kerjasama Ekspor di Awal Tahun 2024

Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.

Pengantar

Harga emas global mencetak All Time High di akhir tahun 2023 kemarin dan banyak yang memproyeksi bahwa emas akan kembali naik di tahun 2024 ini yang disebabkan oleh kemungkinan adanya penurunan suku bunga The Fed dan memanasnya konflik yang terjadi di Timur Tengah. Sentimen ini bisa membuat harga emas terus naik dan ketika harga emas mengalami kenaikan, akan membuat kinerja emiten emas terkena dampak positif-nya. Pada artikel kali ini kami akan membahas salah satu emiten emas, yaitu PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA).

 

Proyeksi Pendapatan dan Dampak Perjanjian Ekspor

Pada awal tahun 2024 ini, HRTA telah memperoleh perjanjian kerjasama ekspor. Pada tanggal 17 Januari 2024, perusahaan telah melakukan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) Ekspor Perhiasan Emas dengan R K D Solutions (RKDS). Jangka waktunya 17 Januari 2024 s/d 31 Desember 2024 dengan jumlah pemesanan 160 kg/bulan atau total pemesanan 1.920 kg perhiasan emas kadar 91,6%. Perkiraan nilai transaksinya sebesar US$ 113,51 juta atau setara Rp 1,7 triliun.

Kemudian sebelumnya di akhir tahun 2023 atau pada tanggal 15 Desember 2023, perusahaan juga telah melakukan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) Ekspor Perhiasan Emas dengan Bright Metal Refiners (BMR). Perjanjian dengan jumlah total pemesanan 500 kg emas dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal 15 Desember sampai 15 Maret 2024, atau sampai total pemesanan terpenuhi. Perkiraan nilai transaksi sebesar US$ 30,02 juta atau setara Rp 465,21 miliar.

Dengan dua perjanjian kerjasama ekspor tersebut tentu akan memberikan dampak positif terhadap kinerja operasional perusahaan tahun 2024 ini. Apalagi di tahun 2024 ini baru berjalan satu bulan, jika perusahaan memperoleh banyak perjanjian ekspor kedepannya, maka tentu saja akan berdampak positif untuk kinerja operasional perusahaan. Kemudian kami akan review kembali kinerja dari saham HRTA, pada artikel sebelumnya kita pernah membahas saham HRTA juga, tapi saat itu kinerja operasionalnya masih posisi kuartal kedua tahun 2023, dan saat ini kita akan melihat kinerja posisi kuartal ketiga tahun 2023.

 

Profil Perusahaan

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menjadi pionir pada industri manufaktur perhiasan & emas batangan di Indonesia. Perusahaan didirikan pada tahun 2004, dan listing di Bursa Efek Indonesia belum lama, yaitu pada tanggal 21 Juni 2017.

Dalam menjalankan operasional bisnisnya, perusahaan memiliki jaringan distribusi yang cukup banyak, perusahaan mempunyai 80 grosir, kemudian 900 toko ritel (partner), 29 toko ACC, 20 toko Hartadinata Abadi, 2 toko Claudia Perfect Jewellery, 2 Toko Celine Jewellery, 23 toko ACC di Matahari Departemen Store, dan 3 Pop-Up store EmasKita Kencana.

Kepemilikan saham HRTA sendiri terbesar di pegang oleh PT Terang Anugrah Abadi sebesar 71%, kemudian jajaran direksi dan komisaris juga memegang kepemilikan saham HRTA, dan untuk masyarakat sebesar 28,49%.

Kinerja Perusahaan

Pada kuartal ketiga tahun 2023, perusahaan membukukan kinerja operasional yang bagus, dimana penjualan neto perusahaan tercatat naik 82,9% menjadi Rp 9,3 triliun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 5,1 triliun. Kemudian untuk laba brutonya naik 28,8% menjadi Rp 742 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 576 miliar.

Persentase kenaikan laba bersihnya tidak setinggi pendapatan, karena naiknya beban-beban perusahaan. Laba bersihnya mencatat kenaikan sebesar 25,9% menjadi Rp 259,7 miliar dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 206,2 miliar.

HRTA mencatat kinerja operasional secara tahunan yang bagus, namun secara kuartalan terdapat penurunan kinerja, dimana pada kuartal ketiga tahun 2023 pendapatannya turun 22% dibandingkan kuartal kedua tahun 2023. Laba kotornya turun 20%, dan laba bersihnya juga turun 36%. Hal ini menjadi salah satu trigger penurunan harga sahamnya.

Melihat dari annual report tahun 2022, HRTA mempunyai target kinerja untuk tahun 2023, penjualan bersih perusahaan di proyeksi tahun 2023 ini sebesar Rp 12,3 triliun atau naik 78,9% dibandingkan dengan realisasi tahun 2022 sebesar Rp 6,9 triliun. Proyeksi laba kotornya mencapai Rp 947 miliar atau mengalami kenaikan 27,4%. Kemudian untuk proyeksi laba bersih naik 37% menjadi Rp 348 miliar. Proyeksi perusahaan cukup bagus, dan tadi sampai kuartal ketiga tahun 2023, pendapatan perusahaan sudah mencapai Rp 9,3 triliun, atau sudah mencapai 75,3% dari proyeksi. Kemudian laba kotornya mencapai 78,3%, dan untuk laba bersihnya mencapai 74,6%.

Mengenai kinerja operasional secara jangka panjangnya. Untuk pendapatan perusahaan terus mengalami kenaikan, dan untuk pendapatan tahun 2023 ini kita proyeksi naik 75% maka itu sudah menjadi pendapatan tertinggi perusahaan yaitu Rp 12,1 triliun, proyeksi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi perusahaan yang naik 78,9%. Sedangkan untuk laba bersihnya sejak tahun 2018 juga mencatat pertumbuhan yang konsisten naik, untuk tahun 2023 kita proyeksi naik 25% atau sebesar Rp 316,9 miliar, itu menjadi laba bersih tertingginya juga. Dan ini masih rendah juga dibandingkan proyeksi perusahaan. Jadi dengan adanya perjanjian kerjasama ekspor yang lebih besar kedepannya bisa mendorong kinerja HRTA.

Kesimpulan

Untuk pergerakan harga sahamnya, secara historis atau sejak IPO mengalami kenaikan 23,3% sampai saat ini, di mana saat ini harga saham HRTA di level Rp 370/lembar saham dan ketika IPO di harga Rp 300/lembar saham. Ketika kami bahas di artikel sebelumnya, harga saham HRTA di level Rp 444/lembar saham. Jadi terdapat penurunan, di mana sebelumnya juga mencapai level harga tertinggi di Rp 580/lembar saham. Penurunan tersebut kemungkinan besar karena merespon harga saham sebelumnya yang naik signifikan dengan adanya penurunan kinerja kuartal ketiga tahun 2023 secara kuartalan. Kemudian dengan harga Rp 370/lembar saham menunjukkan level PBV 0,89x dan PER 5,38x. Bergabunglah dengan Program Value Investing Mastery untuk mendapatkan wawasan eksklusif dan peluang investasi yang menguntungkan. Klik gambar di bawah ini untuk mendaftar sekarang.