Temukan rahasia dari January Effect, analisis saham, strategi dan proyeksi pasar 2024. Persiapkan investasi terbaik Anda
Daftar Isi
ToggleSebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Pernahkah Anda bertanya-tanya tentang kenaikan harga saham selama bulan Januari? January Effect merupakan suatu fenomena yang terjadi di pasar saham seperti fenomena lainnya, namun January Effect ini terjadi di bulan Januari dengan adanya kenaikan harga saham yang membuat market saham atau IHSG naik di bulan Januari.
Diidentifikasi oleh seorang bankir yaitu Sidney Wachtel, yang dilakukannya tahun 1942. Sidney melihat adanya suatu tren di saham-saham AS dengan kapitalisasi kecil yang mencatatkan kenaikan harga saham di bulan Januari daripada bulan lainnya. Hal ini membuat para investor tertarik, karena bisa diterapkan dalam strategi berinvestasi di pasar saham.
Kenapa di bulan Januari ini banyak saham yang mencatatkan kenaikan harga? Beberapa teori menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh investor yang menjual saham di akhir tahun karena penurunan harga, dan hal ini dilakukan untuk mengurangi kewajiban pajak penghasilan. Setelah itu, beli lagi di bulan Januari, yang membuat kenaikan harga saham.
Kemudian banyak investor yang memperoleh bonus di akhir tahun, dana sisa tahun sebelumnya masih tersisa, sehingga mempersiapkan strategi investasinya di awal tahun dengan mulai membeli saham-saham incarannya karena dana yang dimiliki masih cukup banyak, hal ini membuat naiknya permintaan dan tentu saja harga saham tersebut akan naik.
Tidak hanya itu, optimisme yang dimiliki investor terhadap tahun itu juga menyebabkan terjadinya January Effect ini, akibatnya investor akan aktif untuk membeli saham dan siap dalam memperoleh risiko kerugian jika prospek tahun itu ternyata tidak sesuai, namun kembali lagi dengan optimismenya membuat mereka banyak membeli saham, yang pada akhirnya akan membuat kenaikan harga saham. Dan tahun 2024 ini kami juga optimis terhadap market saham di Indonesia, yang diantaranya karena penurunan suku bunga The Fed, adanya pemilu di 40 negara, dan prediksi membaiknya perekonomian China. Ini sudah kita jelaskan di artikel sebelumnya mengenai kami optimis market saham akan positif tahun 2024. Di minggu pertama bulan Januari 2024, IHSG juga sempat mencetak all time high-nya di level 7.403,5. Harapannya market benar-benar rally di tahun 2024 ini.
Pada kenyataannya, January Effect ini tidak terjadi di setiap tahun. Karena mengenai optimisme itu tadi salah satunya, jika perekonomian sedang dirasa tidak bagus prospeknya, maka investor kemungkinan akan wait and see dulu.
Jika kita lihat data seasonality IHSG yang diambil dari stockbit, memperlihatkan di bulan Januari dari tahun 2010 hingga tahun 2023 IHSG mencetak kenaikan sebanyak sembilan kali, atau probabilitas naiknya sebesar 64%. Jadi memang fenomena ini tidak selalu terjadi, dari 14 periode tersebut, lima kalinya IHSG mengalami penurunan di bulan Januari.
Pada bulan Januari 2020 dan 2021 terlihat merah, karena waktu itu ada pandemi covid. Kemudian tahun 2023 juga kembali merah, mengingat saat itu banyak sentimen negatif seperti kenaikan suku bunga, tingginya inflasi, resesi, dan lain-lain.
Sebagai seorang investor, Apa saja yang bisa kita siapkan dalam menghadapi January Effect selanjutnya. ada beberapa strategi yang patut kita coba:
Kita bisa berinvestasi atau membeli saham di tahun sebelumnya. Jadi, kita sudah mempersiapkan saham-saham yang memiliki potensi untuk bisa naik dan masuk di bulan Januari ketika banyak investor yang optimis di tahun itu akan terjadi market saham yang cerah dan banyak yang membeli saham, maka saham yang telah kita beli sebelumnya bisa kena dampak kenaikan harga saham.
Sebelumnya kita sudah mempersiapkan dengan membeli saham, tapi kita tidak boleh asal membeli, tetap lakukan analisis secara mendalam. Kita cari tahu dari kinerja operasionalnya apakah mengalami kenaikan, neracanya sehat tidak, valuasinya masih murah tidak, prospek sahamnya kedepan bagus tidak, dan lain sebagainya.
Jangan lupa untuk diversifikasi portfolio saham, hal ini untuk mengurangi risiko yang akan kita peroleh, misalkan dari 5 saham yang kita beli, 2 sahamnya tercatat mengalami penurunan, maka kita masih mencetak keuntungan karena 3 saham lainnya mengalami kenaikan harga. Akan beda jika kita tidak melakukan diversifikasi, dan hanya membeli satu saham saja, ketika harganya turun dalam, maka risiko kerugian juga besar, namun ketika naik keuntungannya juga sebanding.
Saat kita memulai memperhatikan January Effect, ingatlah bahwa tren masa lalu tidak menjamin hasil masa depan di pasar saham. Meskipun January Effect menawarkan peluang keuntungan, persiapan yang cermat adalah kunci. Maksimalkan keuntungan Anda dengan menerapkan strategi investasi yang cerdas dan bergabunglah dengan program Value Investing Mastery untuk mendalami praktik investasi yang sukses. Klik gambar di bawah untuk memulai perjalanan Anda menuju kesuksesan finansial.