Daftar Isi
ToggleSebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Investasi saham merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kekayaan secara finansial. Namun, seringkali investor terjebak dalam perangkap FOMO yang dapat mengakibatkan kerugian. Artikel ini akan membahas pentingnya menghindari FOMO dan fokus pada kinerja perusahaan dalam investasi saham.
Dalam berinvestasi di saham, seringkali kita melakukan tindakan yang tergesa-gesa. Hal itu biasanya karena kita yang FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan dari yang lainnya. Karena hal tersebut kita melakukan keputusan yang kurang tepat, dan pada akhirnya bisa merugi. Lalu bagaimana cara berinvestasi saham yang baik, dengan tidak FOMO?
FOMO (Fear of Missing Out) merupakan gambaran kegelisahan seseorang yang merasa akan kehilangan kesempatan besar jika mereka tidak melakukan tindakan saat itu, seperti ketika harga saham naik signifikan akan ikutan beli. Tanpa melakukan analisis secara menyeluruh dulu, tidak melihat seperti apa kinerjanya, valuasinya sudah mahal atau tidak, dan lain sebagainya, dengan hal ini memperlihatkan keputusan investasi yang tidak tepat dan bisa berujung kerugian.
Ketika ada sentimen pasar yang berlebihan dapat menyebabkan harga saham mengalami kenaikan signifikan dan menjadi overvalued, dan biasanya orang yang FOMO akan rela membeli saham tersebut di harga yang sudah tinggi, hal ini berpotensi memberikan kerugian jika harga saham tersebut turun signifikan. Ketika investor terpengaruh sentimen pasar dan FOMO, keputusan biasanya hanya berdasarkan emosinya saat itu yang tidak ingin ketinggalan.
Contoh ketika FOMO, saat saham BREN terus menanjak dari harga IPO-nya, dan beli di harga Rp 8.000/lembar saham. Selang beberapa waktu, harga sahamnya turun ke level Rp 5.000/lembar saham. Ini adalah contoh orang yang FOMO, mungkin merasa harga sahamnya akan terus naik melewati Rp 8.000/lembar saham karena banyaknya orang yang beli. Dan ternyata harga sahamnya malah turun, kalau kita lihat juga valuasinya sudah overvalued.
Maka dari itu kita sebagai seorang investor harus mengacu pada kinerja perusahaan sebelum memutuskan untuk membeli sahamnya, bukan hanya melihat sentimen ataupun ikut-ikutan yang ramai saja. Apa saja langkah yang bisa kita lakukan dalam memilih suatu saham?
Kita bisa melakukan analisis fundamental secara menyeluruh terhadap perusahaan. Seperti apa bisnisnya, kinerja pendapatan dan laba bersih, neracanya sehat atau tidak, valuasinya murah atau tidak, dan faktor lainnya.
Kita bisa melihat prospek bisnis perusahaan secara jangka panjang, apakah kedepannya perusahaan akan diuntungkan dengan adanya suatu inovasi atau strategi bisnis. Ini juga kita jadikan landasan ketika ingin berinvestasi di saham secara jangka panjang, hal ini dilakukan agar kinerja perusahaan tersebut kedepannya tetap bisa mencatatkan pertumbuhan, ketika kinerja bertumbuh maka harga sahamnya juga akan mengikuti.
Kemudian untuk kinerja operasional, pendapatan perusahaan mencatatkan kenaikan yang cukup tinggi itu menandakan bahwa bisnis perusahaan tersebut berjalan dengan benar. Namun terkadang kita melihat secara kuartalan bahwa kinerja perusahaan kadang naik di periode tertentu, ataupun sebaliknya. Itu adalah hal yang perlu kita perhatikan juga. Misalnya perusahaan hotel seperti EAST, di kuartal keempat mengalami lonjakan kinerja cukup tinggi, hal ini karena banyaknya orang yang sedang berwisata, kemudian di kuartal pertama tahun selanjutnya biasanya pendapatan akan turun dibandingkan kuartal keempat tahun sebelumnya, ini wajar jika memang secara historis juga seperti itu. Ini juga berlaku untuk laba bersihnya, namun terkadang ada beban yang cukup tinggi sehingga lonjakan laba bersih secara kuartalan tidak terlalu tinggi, ini juga perlu kita ketahui penyebabnya.
Cek juga apakah neracanya sehat atau tidak, ini juga hal yang penting ketika berinvestasi di saham. Kita bisa lihat apakah aset perusahaannya bertumbuh, apakah kasnya cukup besar sehingga dalam membayar semua hutang buruknya bisa terbayarkan? Kemudian piutang usaha juga cukup penting, ketika piutang usaha yang macet itu sangat besar menjadi pertanda kurang sehatnya bisnis perusahaan dan bisa kita hindari perusahaan tersebut. Ekuitas perusahaan bertumbuh juga menandakan hal yang bagus diiringi dengan laba bersihnya yang juga bertumbuh. Dengan neraca yang sehat, kita jadi tenang dalam menghold saham tersebut dalam jangka panjang.
Kemudian yang tidak kalah penting, kita perlu lihat juga mengenai valuasi harga saham perusahaan. Ketika suatu perusahaan masih menunjukkan harga saham yang undervalued, maka kita bisa beli saham tersebut. Namun jika harga sahamnya sudah mahal, maka kita bisa mencari saham yang lain saja.
FOMO merupakan hal yang harus dihindari seorang investor, sikap tidak ingin ketinggalan merupakan hal yang tidak benar, karena hanya berujung kerugian. Untuk menghindarinya, kita harus terbiasa dengan banyaknya sentimen yang ada di pasar, kemudian yang paling penting dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi adalah kita fokus ke kinerja perusahaan. Misalkan kinerjanya bagus ya kita bisa beli atau mungkin kalau sudah punya ya bisa di hold, sedangkan kalau kinerjanya menurun dan prospek kedepan kurang cerah ya bisa di jual dulu sahamnya. Saat kita fokus ke kinerja perusahaan, investasi kita akan lebih terarah, dan saat kinerja perusahaan bertumbuh maka harga sahamnya akan mengikuti.
Ingin mempelajari lebih lanjut tentang investasi saham yang cerdas? Bergabunglah dengan program Value Investing Mastery kami sekarang. Klik gambar di bawah ini untuk informasi selanjutnya.