fbpx

Kami Optimis Market Saham Akan Positif Tahun 2024

Temukan peluang investasi terbaik di tahun 2024. Analisis prediksi saham dan dampak pemilu untuk keputusan investasi yang cerdas

Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.

Pengantar

Bulan Desember tahun 2023 ini akhirnya IHSG mencatatkan prestasi tertinggi sejak awal tahun 2023 yaitu menyentuh level Rp 7.100/lembar saham. Kami meyakini bahwa di tahun 2024 nanti akan menembus All Time Highnya. Apa alasannya? pada artikel ini kami akan membahas mengenai potensi IHSG menembus All Time Highnya.

Pengaruh Suku Bunga Amerika

Salah satu alasan optimis kami bahwa IHSG di tahun 2024 berpotensi menembus All Time Highnya karena adanya berita The Fed tahan suku bunga dan mengisyaratkan akan cut 3x di tahun 2024. Jika kita lihat sejarah tahun 2022 lalu, market kita sangat lesu bahkan tidak terjadi window dressing di tahun 2022 lalu salah satu faktornya karena Amerika agresif menaikan suku bunganya. Hingga akhirnya di tahun 2023 ini kita lihat bahwa tahun ini market kembali lesu, hingga akhirnya baru di Bulan Desember 2023 market kembali bergairah.

 

Bagaimana respon market saham dengan adanya hal ini? Kalau kita lihat ketika The Fed mengumumkan kebijakan ini pada tanggal 13 Desember 2023 di malam hari yang akan kembali menahan suku bunga di level 5,5% dan sekaligus menyampaikan suku bunga yang akan dovish, membuat IHSG di tanggal 14 Desember 2023 naik sekitar 1,4%. Tentu saja hal ini di respon positif oleh market Indonesia, sedangkan indeks saham di Amerika Serikat juga tercatat naik, seperti Dow Jones Industrial Average Index yang naik sekitar 1,38%, Nasdaq Composite Index naik 1,39%, dan S&P 500 juga naik 1,38%.

Read More  PROSPEK IHSG SEMESTER II 2024

Alasan kenapa kita perlu memperhatikan suku bunga luar negeri khususnya Amerika dan The Fed, karena jika kita berbicara mengenai asing maka kita berbicara mengenai Dollar. Kita transaksi dengan luar negeri kebanyakan masih menggunakan Dolar. Karena kita transaksi menggunakan mata uang Dollar untuk yang jadi perhatian utama untuk pasar global adalah suku bunga fed. DI tahun 2022 lalu suku bunga fed naik cukup agresif dan akhirnya mulai bulan Agustus 2023 hingga Desember 2023 The FED tidak menaikan suku bunga. Jadi bisa disimpulkan jika ada penurunan suku bunga di tahun depan, seharusnya market akan lebih bergairah lagi.

Alasan Amerika akan menurunkan suku bunganya tidak lain karena inflasi Amerika yang sudah terjaga. Tahun 2022 lalu inflasi Amerika sempat menyentuh level tertingginya di sekitar 9% sedangkan suku bunganya masih dibawah. Akhirnya suku bunganya agresif naik hingga akhirnya inflasinya sudah terkendali.Suku bunga fed berada di level 5,5% dan Inflasi sudah berada di level 3,1%.Dengan menurunnnya inflasi di Amerika ini sudah menjadi kabar bagus. Harapannya inflasi Amerika tidak naik lagi dan suku bunga fed bisa turun dan membuat pasar keuangan global menjadi bergairah termasuk di Indonesia.

Pengaruh Pemilu 2024

Pemilu adalah faktor lain yang membuat kami optimis tahun 2024 menjadi market yang bagus. Tidak hanya di Indonesia saja, tapi ada 40 negara di dunia yang melakukan pemilu termasuk Amerika. Walaupun jika kita membaca berita, selama menjelang pemilu ini banyak investor yang wait and see terlebih dahulu, tapi jika kita melihat pemilu di sektor rill, maka artinya ekonomi bergerak, ada permintaan barang dan jasa selama pemilu. Sehingga kami memproyeksi di tahun 2024 nanti dengan masifnya pemilu di tahun 2024 maka harga komoditas kembali naik.

 

Pengaruh Ekonomi China

Sisi lain kenapa kami optimis tahun 2024 nanti market akan positif karena kembali membaiknya Ekonomi di China. Kenapa China? karena partner terbesar Indonesia saat ini adalah China, sehingga apabila ekonomi china membaik maka Indonesia akan ikut terkena dampak membaiknya perekonomian China tersebut. Prediksinya perekonomian di China tahun 2024 nanti akan membaik.

Read More  Mengelola Portfolio Saham: Tips Portofolio Merah dan Hijau

Inflasi di China saat ini masih minus, bisa dikatakan ini kurang baik untuk China, yang kita inginkan Inflasi itu stabil di level 2%-3%. Dengan stabilnya inflasi bisa dikatakan supply and demand berjalan dengan sempurna bisa diartikan ekonomi bagus dan kinerja naik. Sehingga perekonomian dunia bergairah. Dari sumber berita dikatakan bahwa Inflasi di China tahun 2024 nanti bisa kembali positif di level 1%-2%.

Yang dilakukan China saat inflasinya minus yaitu menurunkan suku bunganya. Harapannya dengan penurunan suku bunga di China ini perekonomian China akan kembali pulih.

Selanjutnya adalah Indonesia, secara data makro ekonomi masih sesuai harapan kita. Pertama mengenai Inflasi. Di Indonesia inflasi per November ada di 2,86%, menurut kami inflasi ini masih terkendali dalam target bank Indonesia sekitar 2%-3%. Angka 3% untuk inflasi di Indonesia menurut kami masih bagus.

Suku bunga di Indonesia bulan Oktober 2023 naik hingga 6% dan ini harus dilakukan Bank Indonesia, karena suku bunga the fed naik. Apabila tidak dinaikan maka akan terjadi capital outflow yang masih. Jika Capital Outflow masih maka dapat mengakibatkan rupiah melemah dan jika rupiah melemah maka akan menjadikan inflasi makin tinggi. Harapanya jika tahun 2024 nanti suku bunga fed turun bank Indonesia juga  menurunkan suku bunganya, sehingga bisa menjadi trigger awal market untuk rally.

Jika kita lihat kurs USD ke Rupiah masih stabil dikisaran Rp 15,600 dan Kurs USD tergolong sudah turun dibandingkan bulan Oktober hingga November lalu dimana USD menyentuh level Rp 15,900. Harapannya USD kembali melemah dan Rupiah menguat dan tetap stabil. Ketika Rupiah menguat artinya adanya Capital Inflow yang mengakibatkan index kita juga membaik. Sehingga membuat IHSG menyentuh level All Time Highnya sepanjang tahun 2023. Kami optimis rallynya akan berlanjut hingga tahun 2024.

Kami membayangkan tahun 2024 nanti dan seterusnya seperti tahun 2016 lalu, di mana terjadi market crash dan market mulai rally di tahun 2016. Apa yang menjadi penyebabnya? Faktornya adalah penurunan suku bunga fed, dimana tahun 2015 suku bunga fed naik, kemudian tahun 2016 hingga tahun 2018 suku bunga fed berangsur-angsur turun dan itu membuat market kita sangat rally. Harapannya itu akan terjadi kembali di tahun 2024-2025 nanti.

Read More  Kinerja ASII FY 2023 Cetak All Time High, Harga Saham Masih Tertekan Sentimen?

 

Kesimpulan

Kesimpulannya, di tahun 2024 nanti kami optimis market akan kembali membaik, dengan prospek cerah. Dimana ada 3 faktor pendukung yaitu pertama karena suku bunga fed turun, kedua adanya pemilu di 40 negara, dan ketiga membaiknya perekonomian China. Harapannya 3 skenario ini berjalan sesuai rencana.

Bagaimana Anda bisa menjadi bagian dari perjalanan ini? Bergabunglah sekarang dengan program Value Investing Mastery kami untuk mendapatkan wawasan eksklusif. Klik gambar di bawah ini untuk mulai perjalanan investasi Anda.

Facebook
Telegram
WhatsApp
Twitter