Daftar Isi
ToggleTahun 2022 kemarin kita dihebohkan dengan perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, dimana perang ini membuat harga komoditas dunia mengalami lonjakan harga karena kekhawatiran akibat persediaan yang ada, seperti batu bara, nikel, minyak, dan lain sebagainya. Mengingat Rusia merupakan salah satu negara yang memiliki peranan penting dalam memasok komoditas dunia. Ketika itu juga ditambah dengan dampak pandemi yang belum pulih, dan sampai saat ini perang masih berlanjut, Ukraina melanjutkan serangan yang mengarah kepada infrastruktur energi atau kilang minyak terbesar ketiga yang dimiliki Rusia.
Timur Tengah juga terjadi konflik antara Israel dan Palestina yang sebenarnya sudah sangat lama terjadinya yaitu sejak tahun 1917. Kemudian pada 7 Oktober 2023 semakin memanas, konflik terjadi ketika Hamas menyerang Israel, hingga sampai saat ini ketegangan geopolitik di Timur Tengah masih terus terjadi dan bertambah meluas. Dimana di luat merah terdapat serangan yang dilakukan oleh Houthi Yaman terhadap kapal komersial terutama yang dianggap mempunyai hubungan dengan Israel, serangan ini sebagai sebuah bentuk dukungan kepada Palestina.
Dampak serangan ini membuat banyak kapal pelayaran melakukan pemindahan rute pelayarannya, dimana sebelumnya jarak tempuh lebih dekat karena melewati laut merah ini, namun karena serangan ini membuat jarak yang dilewati lebih jauh karena melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan, hal ini akan membuat waktu dan biaya perjalanan kapal meningkat. Dengan serangan Houthi tersebut, membuat Amerika Serikat dan Inggris melakukan tindakan dengan menyerang beberapa wilayah yang berada di Yaman, untuk menyerang kelompok Houthi.
Hal tersebut membuat tarif pelayaran mengalami lonjakan, seperti indeks tarif kontainer yang meningkat pada pertengahan Desember tahun 2023 kemarin, dari 1.032 poin menjadi 2.236,9 poin, meskipun saat ini agak menurun ke level 1.757 poin.
Masih berlanjut, pada tanggal 1 April 2024, Israel menyerang Konsulat Iran di Damaskus Suriah, yang menewaskan dua jenderal dan lima penasehat militer Iran. Kemudian Iran telah melakukan serangan balasan kepada Israel dengan 300 rudal dan drone berbagai jenis. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran menyampaikan telah menyelesaikan serangan balasan tersebut, menurutnya operasi ini sudah berakhir, namun mereka siap dan akan bertindak jika diperlukan. Para pejabat Israel mengatakan bahwa Kabinet Perang Israel menginginkan adanya serangan pembalasan, namun terdapat perbedaan pendapat. Kecemasan ini menurun setelah Presiden AS yaitu Joe Biden mengonfirmasi tidak akan mendukung serangan balasan Israel terhadap Iran.
Dengan konflik yang terjadi saat ini memperlihatkan kepada kita bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah sudah meluas, dan pastinya akan ada sektor yang diuntungkan maupun dirugikan, yang bisa kita lihat bahwa harga emas terus rally, dan harga minyak global mengalami kenaikan yang saat ini berada di level harga yang tinggi.
Harga emas dalam 1 bulan terakhir telah mengalami kenaikan hingga 9,15% yang saat ini ditutup pada level US$ 2.353,4 per troy ons. Sepanjang tahun 2024 ini harga emas sudah naik sekitar 14%. Penyebab kenaikan ini salah satunya karena geopolitik di Timur Tengah yang meluas tersebut sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai stabilitas, mendorong permintaan yang kuat terhadap aset safe haven seperti emas.
Kemudian penyebab kenaikan yang lain karena European Central Bank (ECB) yang akan memangkas suku bunganya, dan bank sentral di beberapa negara yang membeli emas seperti China, dimana Bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) terus melakukan pembelian emas untuk cadangannya. Dari berita yang beredar, PBoC telah menambah cadangan emas dalam 16 bulan berturut-turut. Pada Januari dan Februari 2024, PBoC menambah cadangan emas sebesar 22 ton.
Sebelumnya harga emas yang naik juga karena adanya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, namun data terbaru Amerika Serikat memperlihatkan bahwa inflasi kembali meningkat ke level 3,5%. Investor juga menantikan beberapa pejabat Federal Reserve yang akan menyampaikan pidatonya minggu ini, untuk mencari kejelasan lebih lanjut mengenai sikap kebijakan suku bunga di masa depan akibat data inflasi AS yang meningkat.
Tidak hanya emas saja yang mengalami kenaikan harga, saat ini harga minyak global seperti Brent dan juga WTI mengalami kenaikan. Sepanjang tahun 2024 ini harga minyak brent sudah naik 17%, yang saat ini berada di level US$ 90,3 per barel.
Dan untuk minyak WTI berada di level US$ 85,2 per barel, dimana sudah naik 18,9% secara year to date.
Harga minyak global meningkat karena kekhawatiran akan konflik meluas di Timur Tengah, sehingga bisa mengganggu pasokan minyak global. Dan saat ini pembahasan terkait gencatan senjata antara Israel dengan Hamas masih belum ada hasil akibat kekerasan yang masih terus terjadi di Gaza.
Sebelumnya juga terdapat konflik yang terjadi di laut merah. Meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah akan semakin mengganggu distribusi minyak melalui jalur perdagangan utama. Ketika banyak kapal yang berpindah rute perjalanannya ke Tanjung Harapan, maka hal ini akan mengganggu pasokan minyak, karena waktu pelayaran yang lebih panjang.
Kemudian beberapa anggota OPEC dan sekutunya, yang disebut OPEC+, dengan sukarela memangkas produksi minyak sebesar 2,2 juta barel per hari. Hal ini juga bisa membuat pasokan minyak global menjadi tidak stabil yang didorong ketegangan geopolitik di Timur Tengah ini.
Kemudian konflik yang baru terjadi antara Israel dan Iran juga membuat harga minyak mengalami lonjakan harga, dan investor saat ini sedang menunggu respons Israel dari serangan balasan Iran tersebut.
Dengan konflik tersebut memberikan dampak cukup tinggi. Apalagi Iran merupakan negara urutan ke-7 yang menjadi produsen minyak terbesar di dunia. Dan tidak hanya itu, meluasnya ketegangan di Timur Tengah ini tentu saja akan berdampak terhadap pasokan global yang berasal dari Timur Tengah, dari data ini memperlihatkan bahwa dari 10 negara produsen minyak terbesar di dunia, 5 diantaranya berasal dari Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Irak, Iran, UAE, dan Kuwait. Kemudian ada juga Rusia yang menduduki peringkat dua, dan saat ini perang antara Rusia dan Ukraina juga masih berlanjut.
Harga emas sendiri memang terus mengalami kenaikan secara historis, namun apakah kenaikan di tahun 2024 ini bisa naik cukup signifikan? Perlu kita ketahui bahwa yang mentrigger kenaikan harga emas adalah ketika kondisi ekonomi global sedang berada pada ketidakpastian, atau terdapat penurunan suku bunga dari bank sentral seperti The Fed. Dan sebelumnya harga emas berangsur naik karena ekspektasi penurunan suku bunga, kemudian dilanjut dengan ketegangan geopolitik yang semakin meluas. Dan belum bisa dipastikan akan sampai kapan geopolitik ini berakhir, jadi sepertinya harga emas masih akan terus rally.
Sebelumnya beredar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini, namun saat ini data inflasi di Amerika Serikat meningkat selama dua bulan berturut-turut yang dimana per Maret 2024 menjadi 3,5% yang diluar ekspektasi pasar.
Saat ini The Fed masih mempertahankan suku bunga di level 5,5%, yang masih sejalan dengan ekspektasi pasar.
Banyak yang memproyeksi akan terjadi kenaikan harga emas yang signifikan di tahun 2024 ini seperti dari para pakar, bank besar, dan pemimpin industri. Dari Bloomberg yaitu Mike McGlone memproyeksi harga emas akan mencapai level US$ 3.000 di tahun ini. Kemudian Robert Kiyosaki memproyeksi mencapai US$ 5.000.
Sedangkan untuk harga minyak sebelumnya diprediksi akan berada di level sekitar US$ 71-85 per barel untuk tahun ini, tapi saat ini minyak brent berada di harga US$ 90,3 per barel. Harga minyak tahun 2024 ini masih akan berada di level tinggi yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah ini.
Dari international energy agency, proyeksi tahun 2024 ini permintaan minyak akan lebih rendah jika dibandingkan dengan penawarannya, namun karena terjadinya geopolitik di Timur Tengah membuat proyeksi permintaan dan penawaran ini menurut kami akan menjadi tidak stabil karena produksi dan distribusi minyak oleh negara-negara Timur Tengah yang terganggu.
Sebelumnya banyak yang memproyeksi untuk tahun 2024 ini harga minyak brent dan WTI masih akan cukup volatile. Beberapa brokerage/agency memproyeksi harga minyak brent akan berada di level US$ 74 sampai US$ 85 di tahun 2024 ini. Sedangkan untuk harga minyak WTI berkisar di level US$ 71 hingga US$ 82.
Dengan terjadinya perang dan geopolitik di Timur Tengah yang memanas dan semakin meluas membuat harga emas dan minyak global mengalami kenaikan cukup tinggi. Jika ketegangan ini terus terjadi tentu saja harga emas akan terus rally, dan harga minyak kemungkinan akan berada di level cukup tinggi atau sekitar US$ 95 untuk minyak brent, sedangkan minyak WTI akan berkisar di level US$ 90 per barel.
Apakah konflik di Timur Tengah ini akan segera berakhir? Kita juga tidak bisa memastikan karena konflik ini terus memanas, jadi untuk saat ini proyeksinya harga emas dan minyak masih akan meningkat.
Ketika harga minyak global meningkat, maka harga jual bahan bakar minyak juga akan meningkat yang pada akhirnya bisa membuat inflasi kembali mengalami kenaikan, salah satunya di Indonesia, dengan hal ini bisa membuat perekonomian Indonesia menjadi kurang diuntungkan.
Bergabunglah dengan program Value Investing Mastery untuk mendalami pemahaman investasi yang tepat dan hasilkan keuntungan maksimal. Klik gambar di bawah ini untuk informasi selanjutnya.
© 2024. All rights reserved