Daftar Isi
ToggleSejak IPO pergerakan harga saham GOTO terus menurun, bahkan saat ini harga saham GOTO sudah berada di level gocap atau Rp 50/lembar saham. Penurunan harga saham GOTO sejak IPO mencapai 85,2%. Turunnya harga saham tersebut sejalan dengan kinerja perusahaan yang masih terus mencatatkan kerugian.
Kemudian para founder yang saat ini sudah keluar dari GOTO memberikan pandangan negatif untuk para investor saham GOTO, yang dimana hal ini menambah penurunan harga sahamnya. Dengan harga saham GOTO yang menyentuh gocap, banyak yang bilang bahwa GOTO kedepannya akan masuk ke FCA, apakah memang demikian?
Pada artikel kali ini kami akan membahas mengenai penyebab harga saham GOTO yang turun ke level Rp 50/lembar saham, kemudian para founder yang keluar dari saham GOTO, dan apakah ada potensi saham GOTO masuk ke FCA. Sebelum masuk ke pembahasan, kita bahas sekilas profil perusahaan.
Sumber: Tradingview.com
GoTo Group merupakan ekosistem digital terbesar yang ada di Indonesia. Perusahaan memiliki beberapa ekosistem yang terdiri dari layanan transportasi on-demand, e-commerce, logistik & pemenuhan, pengiriman makanan & bahan makanan, dan layanan keuangan & pembayaran.
Nama PT GoTo Gojek Tokopedia sendiri berasal dari adanya integrasi bisnis PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dengan Tokopedia yang terjadi pada tahun 2021. Kemudian beberapa waktu setelah itu, GOTO melakukan listing di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 April 2022 di harga saham Rp 338/lembar saham.
Dari sisi neraca, GOTO memiliki aset yang mengalami penurunan 12% menjadi Rp 47,7 triliun, turunnya aset tersebut berasal dari penurunan kas dan setara kas 19,2%, kemudian juga dari uang muka yang turun 85,9%. Sedangkan dari aset tidak lancarnya terdapat penurunan pada aset takberwujud dan goodwill, meskipun mengalami kenaikan di pos investasi pada entitas asosiasi, kondisi yang terjadi pada aset GOTO ini disebabkan salah satunya oleh terdekonsolidasinya Tokopedia.
Sumber: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024
Kemudian masuk ke hutang buruk, untuk jangka pendek-nya tercatat sebesar Rp 772 miliar. Jika dibandingkan dengan kas GOTO saat ini Rp 20,3 triliun maka tentu saja sangat aman. Sedangkan untuk total hutang buruknya mencapai Rp 3,7 triliun.
Sumber: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024
Ekuitas GOTO turun 1% menjadi Rp 37,4 triliun, perusahaan masih mencatatkan akumulasi rugi sebesar Rp 209,7 triliun, karena kinerja perusahaan yang terus merugi. Dengan ekuitas tersebut, DER GOTO posisi Maret 2024 sebesar 9,98%. Dimana hal ini menunjukkan bahwa untuk pembayaran hutang buruk GOTO masih aman.
Sumber: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024
Pendapatan bersih GOTO pada Q1 2024 tercatat sebesar Rp 4,07 triliun atau naik 22% dari sebelumnya Rp 3,3 triliun. Jumlah biaya dan beban sebenarnya turun menjadi Rp 5,02 triliun. Namun karena masih tingginya biaya dan beban, GOTO masih tetap mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 941,9 miliar.
Sumber: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024
GOTO mencatat keuntungan selisih kurs dari sebelumnya yang mencatat kerugian, namun perusahaan mencatatkan kerugian bersih entitas asosiasi dan ventura bersama yang naik signifikan sebesar 411,8%. Hal ini membuat GOTO mencatatkan kerugian bersih sebesar 861,9 miliar yang mengalami penurunan sebesar 78% dari sebelumnya rugi Rp 3,8 triliun. Jadi dari sisi kinerja laba rugi terbarunya, GOTO sudah mencatatkan kondisi yang sudah membaik dibandingkan kondisi sebelumnya. Lalu apa yang membuat harga saham GOTO melemah?
Sumber: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024
Memang benar bahwa rugi GOTO sudah membaik, namun tetap saja perusahaan masih mencatat rugi, dan kerugian suatu perusahaan tentu saja adalah kondisi yang tidak bagus.
Jika kita lihat secara jangka panjang, pendapatan GOTO terus mencatatkan growth yang bagus karena terus ekspansif dalam mengembangkan bisnisnya, seperti mengeluarkan biaya pendanaan yang besar dalam mencari konsumen sebanyak-banyaknya. Akan tetapi karena banyaknya biaya yang dikeluarkan dan lebih tinggi dari pendapatannya membuat perusahaan terus merugi. Pendapatan tahun 2024 diproyeksi akan sama dengan 2023 karena terdekonsolidasinya Tokopedia, yang disisi lain perusahaan masih ekspansif di segmen bisnis lainnya. Sedangkan proyeksi rugi bersih 2024 akan membaik yang terlihat pada Q1 2024.
Jadi perusahaan yang terus mencetak rugi bersih tentu saja menjadi hal negatif untuk harga sahamnya, yang membuat harga saham GOTO sampai ke level gocap.
Sumber: Laporan Keuangan GOTO
Tidak hanya kinerja yang masih konsisten cetak rugi, belakangan ini terdengar berita bahwa seluruh founder GOTO keluar dari perusahaan.
Jika melihat prospektus IPO GOTO, terdapat 3 Co-Founder GOTO yaitu Andre Soelistyo, Kevin Aluwi, dan William Tanuwijaya. Dimana saat itu Andre Soelistyo masih menjabat sebagai Direktur Utama, kemudian Kevin Aluwi sebagai Direktur, dan William Tanuwijaya sebagai Komisaris.
Dan saat ini ketiganya sudah tidak lagi menjabat sebagai direksi maupun komisaris GOTO. Jika melihat rilis perusahaan, terdapat alasan pengunduran diri William Tanuwijaya dan Andre Soelistyo. Dimana masa jabatan William Tanuwijaya sebagai anggota Dewan Komisaris berakhir sampai penutupan RUPS Luar Biasa GOTO bulan Juni 2024. Kemudian untuk Andre Soelistyo mengundurkan diri pada 20 Mei 2024 dengan alasan untuk fokus pada bidang lain. Sedangkan untuk Kevin Bryan Aluwi sudah mengundurkan diri sejak tanggal 6 Februari 2023.
Jika kita lihat saat IPO, terdapat 5 pemegang saham seri B perusahaan. Yaitu Andre Soelistyo, Kevin Bryan Aluwi, William Tanuwijaya, Melissa Siska Juminto, dan PT Saham Anak Bangsa. Dimana pemegang saham seri B ini memiliki hak suara multipel atau hak voting yang tinggi. Pemegang saham pengendali GOTO sendiri adalah Andre Soelistyo, Kevin Bryan Aluwi, William Tanuwijaya, dan Melissa Siska Juminto, yang mempunyai saham Seri B GOTO.
Sumber: Prospektus IPO GOTO
Posisi Juni 2024 pada laporan bulanan pemegang saham. Dari 5 pemegang saham seri B tersebut juga memiliki saham seri A sejak IPO terkecuali PT SAB, dimana beberapa pemegang saham tersebut kepemilikannya sudah menurun atau ada yang menjual saham seri A GOTO, seperti William Tanuwijaya, Andre Soelistyo, dan Kevin Bryan Aluwi. PT SAB sendiri juga dimiliki oleh William Tanuwijaya, Andre Soelistyo, dan Kevin Bryan Aluwi dengan masing-masing kepemilikan saham 33,33% yang mengacu pada annual report GOTO 2023.
Sumber: Laporan Bulanan Pemegang Saham GOTO Juni 2024
Jadi, keluar-nya para founder GOTO ini lebih kepada sudah tidak menjabat lagi di perusahaan, sedangkan kepemilikan sahamnya jika mengacu pada laporan tersebut masih ada, meskipun kepemilikan saham seri A sudah turun. Bahkan saat ini Melissa Siska Juminto juga sudah tidak menjabat lagi yang juga berakhir masa jabatannya sampai penutupan RUPS Luar Biasa GOTO bulan Juni 2024, dimana sebelumnya menjadi Direktur perusahaan. Kemudian baru saja juga terdapat pengunduran diri dari Wei-Jye Jacky Lo selaku Direktur. Keluarnya para Founder dan Direktur juga menjadi katalis negatif untuk saham GOTO.
Harga saham GOTO yang saat ini di level gocap membuat banyak kalangan investor bilang bahwa GOTO akan masuk ke FCA.
Bursa Efek Indonesia sendiri telah melakukan revisi aturan FCA, dimana salah satunya ada perubahan pada kriteria pertama yang dimana sebelumnya itu harga rata-rata saham selama 6 bulan terakhir di pasar reguler dan/atau pasar reguler periodic call auction kurang dari Rp 51 itu akan masuk papan pemantauan khusus. Dan saat ini diubah menjadi harga rata-rata saham di pasar reguler dan/atau pasar reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp 51, dan dalam kondisi likuiditas rendah dengan rata-rata harian nilai kurang dari Rp 5 juta, dan volume kurang dari 10 ribu selama 3 bulan terakhir.
Kalau kita lihat saat ini harga saham GOTO berada di level gocap sejak 19 Juni 2024 meskipun sempat naik ke level Rp 52/lembar saham, jika harga GOTO rata-rata dibawah Rp 51 terus terjadi, maka ada potensi masuk ke papan pemantauan khusus jika mengacu pada ketentuan sebelum revisi.
Namun dengan adanya revisi tersebut yang terdapat tambahan baru yaitu likuiditas rendah dan volume tersebut membuat GOTO akan susah untuk masuk FCA saat ini, kenapa? Jika kita lihat sampai saat ini likuiditas GOTO masih sangat tinggi, dimana nilai transaksi harian mencapai Rp 5,9 miliar, kemudian volume perdagangan mencapai 119,3 juta lembar saham. Tentu saja itu jauh dari syarat masuknya saham ke perdagangan FCA. Namun kita tidak tahu kedepan akan seperti apa, apakah tiba-tiba transaksi saham GOTO jadi rendah dan ada revisi FCA lagi itu perlu kita perhatikan nantinya.
Dari sisi valuasi harga saham, GOTO mempunyai prospek ROE di tahun 2024 ini yang masih minus sebesar -12,06%. Dengan harga saat ini di level Rp 50/lembar saham, maka valuasi PBV GOTO sebesar 1,43x yang masih rendah dibandingkan tahun 2023 kemarin. Akan tetapi karena kinerja perusahaan yang masih terus mencatatkan kerugian, tentu saja saham GOTO masih kurang menarik.
Sumber: Laporan Keuangan GOTO
Jika Anda tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang investasi dan analisis saham, bergabunglah dengan program Value Investing Mastery. Klik gambar di bawah ini untuk mendaftar dan memulai perjalanan investasi Anda.
© 2024. All rights reserved