Analisa Saham GOTO: Cetak Kerugian 88 Triliun, Apa Penyebabnya?

Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.

Pengantar

Pertanyaan mendasar muncul: “GOTO Cetak Rugi Periode Berjalan Rp 88 Triliun, Darimana Asalnya?”. Pada 31 Januari 2024, GOTO dan Tiktok telah resmi menyelesaikan transaksi terkait akuisisi yang dilakukan TikTok kepada Tokopedia. Transaksi diselesaikan dengan transaksi saham, di mana Tokopedia menerbitkan saham baru kepada TikTok Nusantara Pte. Ltd. yang membuat TikTok Nusantara Pte. Ltd. mempunyai kepemilikan sebesar 75,01% dari saham Tokopedia yang diterbitkan. Sehingga terdapat dilusi yang membuat persentase kepemilikan saham GOTO di Tokopedia turun menjadi 24,99%. TikTok Nusantara Pte. Ltd. adalah anak perusahaan dari TikTok.

 

Akuisisi GoTo dan TikTok

Sebelumnya kita juga sudah pernah membahas terkait akuisisi yang dilakukan TikTok kepada Tokopedia ini yang secara keseluruhan bisa dibaca pada artikel sebelumnya dengan judul strategi GOTO menjalin kemitraan dengan Tiktok, bagaimana dampaknya?

Kemudian di press rilis terbaru GOTO menampilkan rugi periode berjalan sebesar Rp 88 triliun setelah adanya akusisi ini, dimana ini menjadi banyak perhatian para investor. Darimana kerugian ini berasal?

Sebelumnya kita bahas dulu terkait akuisisi yang dilakukan GOTO terhadap Tokopedia pada bulan Mei 2021. Akuisisi ini dilakukan dengan tujuan pengembangan bisnis e-commerce yang ada di Indonesia. Akuisisi yang dilakukan ini dengan jumlah imbalan yang dialihkannya sebesar Rp 113,2 triliun. GOTO mengukur nilai wajar transaksi yang dilakukan, dan hasilnya nilai wajar aset dan liabilitas teridentifikasi dalam transaksi akuisisi ini sebesar Rp 22,6 triliun, dengan netonya sekitar Rp 20,1 triliun. Maka dari itu perusahaan mencatat pos ‘goodwill’ pada prospektus GOTO saat itu sebesar Rp 93,1 triliun, angka goodwill ini berasal dari Rp 113,2 triliun yang dikurangi Rp 20,1 triliun tersebut. Dan goodwill ini muncul karena jumlah akuisisi tadi diatas nilai wajarnya akibat dari kemungkinan adanya potensi nilai ekonomi di masa depan nanti. Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi ini dibantu penilai independen, yaitu PT Ernst and Young Indonesia.

 

Penyebab Kerugian 88 Triliun

Dari hal di atas, membuat aset dan ekuitas GOTO mengalami kenaikan signifikan, yang di mana pada bulan Juli 2021 yang bisa dilihat pada prospektus GOTO ketika IPO untuk asetnya naik dari bulan Desember 2020 hanya Rp 30,1 triliun saja menjadi Rp 148,2 triliun. Salah satunya karena kenaikan goodwill dari akuisisi tersebut. Kemudian dari sisi ekuitasnya juga mengalami kenaikan signifikan.

Karena saat ini kepemilikan GOTO di Tokopedia yang sudah turun menjadi 24,99% membuat keuangan Tokopedia terdekonsolidasi dari laporan keuangan GOTO, maka pos goodwill yang nilainya besar ini akan dihapus.

Dengan adanya penghapusan goodwill, maka terdapat pembalikan goodwill sebesar Rp 76,5 triliun, ditambah dengan aset bersih Tokopedia dan entitas anaknya, dan lain sebagainya maka totalnya menjadi Rp 90 triliun. Kemudian karena adanya nilai wajar atas kepemilikan sebesar 24,99% di Tokopedia oleh GOTO sebesar Rp 9,7 triliun membuat kerugian dengan hilangnya pengendalian atas Tokopedia ini sebesar Rp 80,2 triliun. Angka ini akan dicatat di beban lain-lain pada laporan laba rugi perusahaan GOTO. Goodwill ini hanya sebagai pencatatan saja dari selisih nilai wajar tersebut, jadi bukan kinerja GOTO yang jatuh sampai rugi Rp 80 triliun.

Kemudian untuk kerugian dengan jumlah Rp 88 triliun ini berasal dari Rp 80,2 triliun tersebut, yang ditambah dengan kerugian bisnis GOTO dari rugi usaha, kemudian kerugian selisih kurs, bagian kerugian bersih entitas asosiasi dan ventura bersama, dan lain sebagainya.

Dengan kemitraan ini beban yang ditanggung GOTO kedepannya bisa berkurang, karena Tokopedia mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 2 triliun pada kuartal ketiga tahun 2023 akibat biaya dan bebannya yang besar.

 

Kesimpulan

Dengan riwayat perusahaan induk TikTok yaitu Bytedance Ltd yang berhasil mencatatkan laba operasional sebesar US$ 20 miliar di tahun 2022. Kemudian membukukan laba operasional sebesar US$ 6 miliar pada kuartal pertama tahun 2023. Dengan hal ini harapannya bisnis Tokopedia bisa mencetak laba bersih kedepannya dan kinerja GOTO bisa membaik karena turunnya beban, kemudian ada penambahan dari keuntungan atau kerugian dari Tokopedia meskipun nilainya tidak terlalu besar akibat turunnya persentase kepemilikan. Pergerakan harga saham GOTO sendiri juga cukup volatile naik turun, karena memang cukup banyaknya sentimen yang berdatangan. Jadi bagaimana menurutmu, apakah langkah ini akan menguntungkan GOTO kedepannya?

Keputusan investasi diawali dengan analisa yang tepat dari diri Anda sendiri. Jika Anda tertarik mempelajari lebih lanjut tentang investasi yang cerdas, bergabunglah dengan program Value Investing Mastery kami. Klik gambar di bawah untuk informasi lebih lanjut.