Daftar Isi
ToggleArtikel ini dipersembahkan oleh:
Baru-baru ini ANTM baru saja membagikan dividen sebesar 100% dari seluruh laba bersih tahun 2023. Alhasil dividen ANTM disebut sebagai salah satu dividen jumbo tahun ini. Sayangnya di waktu yang bersamaan, saham tambang emas ini tersandung skandal emas yang berpotensi menjatuhkan citra ANTM. Lantas seberapa menarik prospek saham ANTM di tengah skandal emas?
TK, masa kerja terhitung 2010 – 2011.
HM, masa kerja terhitung 2011 – 2013.
DM, masa kerja terhitung 2013 – 2017.
AH, masa kerja terhitung 2017 – 2019.
MA, masa kerja terhitung 2019 – 2021.
IG, masa kerja terhitung 2021 – 2022
Keenam pelaku tersebut merupakan mantan GM UB-PPLM PT Aneka Tambang Tbk, mereka diduga telah melakukan ‘pemalsuan emas’ Antam dengan berat mencapai angka 109 ton sepanjang periode 2010 – 2021. Berdasarkan pengungkapan kasus oleh Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung – Kutandi:
“Dari keterangan saksi dan alat bukti yang ditemukan, maka tim penyidik menetapkan enam orang saksi sebagai tersangka,” ungkap Kutandi pada 29 Mei 2024 yang lalu.
Jika pada artikel sebelumnya disebutkan bahwa ANTM memiliki kas yang besar dan cukup. Maka kali ini kita hanya akan melihat kinerja ANTM dari sisi profitabilitas dan arus kas perusahaan. Mari kita bahas!
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I, ANTM mencatatkan penurunan penjualan -25.62% YoY menjadi Rp8.62 triliun di kuartal I-2024, dibandingkan Rp11.59 triliun pada kuartal I-2023. Jika di breakdown, penjualan yang turun dipicu oleh Bijih nikel dan Feronikel yang sama-sama mengalami penurunaan:
– Bijih nikel turun menjadi Rp534.1 miliar di kuartal I-2024, sebelumnya penjualan bijih nikel mencapai Rp2.98 triliun di kuartal I-2023.
– Feronikel juga turun menjadi Rp18.3 miliar di kuartal I-2024, sebelumnya penjualan feronikel mencapai Rp1.20 triliun di kuartal I-2023.
Hal itu disebabkan oleh ANTM yang tidak melakukan penjualan produk nikel pada kuartal I-2024. Lantaran ANTM baru mendapatkan perizinan pada Maret 2024, sehingga penjualan feronikel ditargetkan terealisasi di kuartal II-2024.
Namun dengan penjualan yang turun, ANTM justru menanggung Beban pokok penjualan yang sangat besar mencapai Rp8.37 triliun. Pada pos Beban pokok penjualan, terdapat beberapa kenaikan beban pokok, yang paling signifikan berasal dari kenaikan beban Pembelian logam mulia sekitar 12.05% YoY menjadi Rp7.16 triliun di kuartal I-2024, dari Rp6.39 triliun per kuartal I-2023.
Selisih yang cukup kecil antara Penjualan dan Beban pokok penjualan, membuat ANTM hanya mampu merasakan sedikit Laba kotor yakni Rp250.7 miliar, daripada periode sebelumnya kuartal I-2023 mencapai Rp2.84 triliun. Berikut ini rinciannya:
Akibat turunnya penjualan dan naiknya Beban pokok, pertumbuhan Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk ANTM hanya tercatat Rp238.3 miliar di kuartal I-2024. Sedangkan sebelumnya mencatatkan laba mencapai Rp1.66 triliun per kuartal I-2023.
Kas Operasi ANTM
Dari sisi operasi, ANTM mencatatkan kas operasional yang kurang baik pada kuartal I-2024 yakni negatif sebesar -Rp1.43 triliun. Sementara pada periode kuartal I-2023 yang lalu, arus kas ANTM tercatat positif sebesar Rp405.5 miliar. Kas operasional yang negatif ini, menunjukkan perbandingan kas keluar yang lebih banyak, salah satunya Pembayaran kepada pemasok (2024 Rp9.21 triliun dan 2023 Rp8.43 triliun).
Kondisi ini juga secara tidak langsung telah menggambarkan manajemen perusahaan yang tidak cukup mampu dalam mengelola cashflow.
Kas Operasi Investasi
Berikutnya dari sisi kas investasi, justru tercatat positif sebesar Rp5.07 triliun di kuartal I-2024, lebih tinggi dari Rp370.2 miliar pada kuartal I-2023. Hal ini terjadi, terutamanya karena ANTM mendapatkan uang dari Penerimaan kas untuk asset lancar lainnya mencapai Rp5.12 triliun. Penerimaan kas untuk asset lancar lainnya ini diperoleh dari jatuh temponya deposito berjangka milik ANTM, kemudian ditarik dan masuk ke dalam kas investasi perusahaan.
Meskipun ANTM juga tetap melakukan sejumlah ekspansi bisnis melalui asset tetap, eksplorasi, dan juga property pertambangan. Namun dengan dominasi yang lebih besar dari Penerimaan kas masuk, tentu ini menjadi hal yang perlu diperhatikan. Akan diperuntukan untuk apa uang tersebut?
Arus kas investasi ANTM. Source: Laporan Keuangan ANTM Kuartal I-2024
Kas Operasi Pendanaan
Sedangkan dari kas pendanaan masih tercatat negatif sebesar -Rp1.10 triliun di kuartal I-2024, lebih besar dari pendanaan -Rp254.4 miliar pada kuartal I-2023. Meski penjualan menurun, namun ANTM berupaya untuk memenuhi sejumlah kewajiban untuk membayar pinjaman bank dan investasi, serta membayar liabilitas sewa.
Arus kas pendanaan ANTM. Source: Laporan Keuangan ANTM Kuartal I-2024
Posisi kas dan setara kas ANTM mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp11.85 triliun di kuartal I-2024, dibandingkan Rp4.94 triliun pada kuartal I-2023. Situasi ini mampu mengcover keuangan ANTM di kuartal I-2024 dan terlihat kuat.
Seakan tidak terganggu skandal emas yang saat ini dihadapi, rupanya ANTM memiliki beberapa fokus pengembangan bisnis yang dinilai potensial sejalan dengan berkembangnya industri kendaraan listrik. Antara lain:
Meski begitu, perlu diketahui bahwa fokus ANTM pada proyek hilirisasi mineral nikel ini besar kemungkinan, baru akan memberikan hasil di tahun-tahun ke depan. Adapun untuk langkah divestasi yang telah dilakukan ANTM terhadap anak usaha – PT Feni Haltim (FHT) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA), ialah untuk dapat lebih memanfaatkan proyek rantai nilai baterai. Terlepas dari tujuan untuk bisa mendapatkan dana tambahan untuk membiayai ekspansi di bisnis nikel. Mempertimbangkan komoditas nikel yang sangat dibutuhkan sebagai salah satu bahan baku untuk baterai kendaraan listrik.
Terlepas dari prospek bisnis ANTM yang masih menarik dan pembagian dividen yang jumbo terhadap para pemegang sahamnya. Namun dampak dari skandal emas yang terjadi di ANTM, bukan hanya membuat merek LM Antam anjlok dipasaran. Namun citra ANTM sebagai perusahaan terbuka juga menjadi sorotan karena berkaitan erat dengan kualitas Good Corporate Governance (GCG), yang pada gilirannya nanti akan mempengaruhi kepercayaan para investor.
Adapun dari sisi pergerakan harga saham ANTM dalam tiga tahun terakhir berada dalam tren menurun. Saat artikel ini ditulis harga saham ANTM ada di kisaran 1.260 an, sekalipun ANTM membagikan dividen sebesar 100% dari seluruh laba bersih tahun 2023 belum lama ini. Terbukti katalis positif tersebut tidak cukup kuat mendorong kinerja harga saham ANTM.
Dengan kondisi begitu, maka tidak dapat dipungkiri bahwa GCG perusahaan memang disorot. Mengingat seluruh pelaku yang terlibat dalam skandal emas merupakan mantan GM UB-PPLM PT Aneka Tambang Tbk.
Pembagian dividen jumbo yang baru dilaksanakan pada 7 Juni 2024 kemarin, tidak cukup kuat untuk mendorong kinerja harga saham ANTM. Bukan hanya karena situasinya yang saat ini tengah dirundung skandal emas dan ditetapkannya enam tersangka sebagai pelaku ‘kejahatan kerah putih’ dalam badan ANTM.
Namun dari sisi kinerja profitabilitas ANTM ini bisa dikatakan tidak cukup baik. Di mana penjualan ANTM turun -25.62% YoY menjadi Rp8.62 triliun di kuartal I-2024 dan menanggung Beban pokok penjualan yang sangat besar mencapai Rp8.37 triliun, yang paling signifikan berasal dari kenaikan beban Pembelian logam mulia sekitar 12.05% YoY menjadi Rp7.16 triliun di kuartal I-2024, dari Rp6.39 triliun per kuartal I-2023. Alhasil Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk tercatat hanya Rp238.3 miliar di kuartal I-2024.
Dari sisi cashflow ANTM untuk di kuartal I-2024 ini dapat dikatakan tidak cukup sehat, dengan indicator berikut:
Maka dapat ditarik sebuah gambaran:
Di mana posisi kas operasi yang dimiliki ANTM tidak dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional. ANTM juga mendapatkan Penerimaan kas untuk asset lancar lainnya senilai Rp5.12 triliun yang berasal dari deposito jatuh tempo. Meski begitu, ANTM tetap melakukan kegiatan investasi. Sedangkan kas pendanaan tercatat negatif yang menunjukkan upaya ANTM membayar sejumlah pembiayaan, ditengah penjualan yang turun. Kondisi ini membuat cashflow ANTM masuk ke dalam kategori tidak cukup sehat.
Akan tetapi, Bad Indicator di atas bisa menjadi Good Indicator Cashflow ketika di kuartal II-2024 ANTM mampu memperlihatkan kenaikan penjualan untuk Bijih Nikel dan Feronikel. Sehingga penjualan secara kesuluruhan meningkat dan mendongkrak pertumbuhan laba ANTM di kuartal berikutnya. Sejalan dengan prospek bisnis yang potensial, berkenaan dengan berkembangnya dan meningkatnya industri kendaraan listrik (Elcetric Vehickle/EV).
Tidak heran, jika kemudian harga saham ANTM berada dalam tren menurun. Di tambah saham ANTM di tengah skandal emas saat ini masih didalami, berkenaan dugaan keterlibatan perusahaan atau tidak, mengingat rentang waktu yang terjadi sudah cukup lama dan baru terungkap sekarang.
Menurut teman-teman investor apakah ANTM masih memiliki potensi perbaikan kinerja di kuartal berikutnya?***
Untuk informasi lebih lanjut mengenai prospek investasi saham dan strategi investasi yang tepat, jangan lewatkan kesempatan untuk bergabung dengan program Value Investing Mastery kami. Klik gambar di bawah ini untuk mendaftar dan mulai perjalanan investasi Anda.
© 2024. All rights reserved