Suku Bunga The Fed 2024: Dampak pada Saham Properti dan Strategi Investasi

Analisis prediksi suku bunga The Fed 2024 dan grafik terkini. Bagaimana penurunan suku bunga memengaruhi pasar properti Indonesia

Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa denganĀ klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.

Prediksi Para Ekonom

Para Ekonom telah menggambarkan peta jalan yang memproyeksikan penurunan suku bunga The Fed pada tahun 2024. Suku bunga The Fed diprediksi akan mulai turun pada tahun 2024 nanti yang berlanjut hingga tahun setelahnya, banyak analis yang menyampaikan jika di tahun 2024 nanti suku bunga The Fed akan diturunkan, hal tersebut beriringan dengan angka inflasi di Amerika Serikat yang turun, dimana saat ini atau tepatnya di bulan Oktober 2023 inflasi AS sudah turun menjadi 3,2% yang dimana sebelumnya sebesar 3,7%. Suku bunga The Fed sendiri sejak Maret tahun 2022 terus tercatat naik, dan saat ini berada di level 5,5%. Ekonom Morgan Stanley memprediksi jika di bulan Juni 2024 nanti suku bunga The Fed akan mulai diturunkan, dan bisa mencapai angka 2,375% di akhir tahun 2025. Kemudian dari survei Reuters, 58 dari 100 ekonom memprediksi jika di kuartal ketiga tahun 2024 nanti suku bunga The Fed akan diturunkan.

Penurunan suku bunga The Fed bisa menjadi sebuah gelombang efek signifikan terhadap sektor properti yang berada di Indonesia. Adanya perubahan ini bisa mempengaruhi bunga kredit kepemilikan rumah dan lebih luasnya bisa membuat pasar properti menjadi lebih bergairah. Dampak yang kemungkinan bisa terjadi ketika suku bunga The Fed diturunkan bisa menyebar ke negara-negara lain, termasuk Indonesia, yang juga bisa menyebabkan penurunan suku bunga di Indonesia, dengan diturunkannya suku bunga di Indonesia akan memberi dampak baik seperti memulihkan perekonomian dan tetap menjaga stabilitas keuangan. Kita ketahui perekonomian di AS sendiri menjadi salah satu negara dengan perekonomian terkuat di dunia, dan ketika mereka membuat suatu kebijakan pastinya bisa memberi dampak ke negara lain. Ketika suku bunga turun, maka bunga kredit kepemilikan rumah menjadi lebih rendah, sehingga akan membuat aktivitas pembelian properti di Indonesia kembali meningkat. Sebenarnya tidak hanya sektor properti, tapi juga ada sektor konstruksi yang kena dampak baiknya. Suku bunga The Fed yang diprediksi turun ini menjadi sentimen positif untuk sektor properti di Indonesia.

Suku Bunga Bank Indonesia Saat Ini

Tren suku bunga Bank Indonesia menadi sorotan. Saat ini suku bunga Bank Indonesia berada di angka 6%. Jika kita melihat ke data suku bunga tahun sebelumnya, sejak Februari tahun 2021 suku bunga Bank Indonesia di level 3,5% hingga bulan Juli 2022. Kemudian Agustus 2022 naik ke level 3,75%. Inflasi yang meningkat membuat suku bunga berangsur naik, Januari 2023 suku bunga sudah berada di level 5,75% dan terus di tahan sampai September 2023. Dan bulan Oktober 2023 di level 6%

Kita ketahui suku bunga acuan Bank Indonesia tahun 2023 ini berada di level yang cukup tinggi, namun hal tersebut tidak membuat kinerja perusahaan sektor properti turun. Seperti PT Summarecon Agung (SMRA) contohnya, yang dimana laporan keuangan kuartal ketiga tahun 2023 ini laba bersihnya tercatat naik 111% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Tentu saja kenaikan angka tersebut sangat signifikan di tengah suku bunga yang masih tinggi. Kemudian ada juga saham Pakuwon Jati (PWON), yang laba bersihnya naik 25% di kuartal ketiga tahun 2023 secara yoy. Jadi ketika nanti di tahun 2024 suku bunga Bank Indonesia bisa turun, maka besar kemungkinan laba bersih perusahaan properti juga bisa naik lebih tinggi, karena ketika suku bunga diturunkan maka aktivitas konsumsi dan investasi masyarakat bisa kembali meningkat, yang tentu saja permintaan properti dalam negeri juga bisa naik.

Suku bunga acuan yang turun bisa membuat banyak perusahaan kembali melanjutkan proyek ekspansi bisnisnya, kenapa? Karena ketika suku bunga turun maka akan membuat bunga pinjaman ke bank lebih rendah, yang tentunya membuat beban keuangan yang akan diterima perusahaan tidak terlalu besar, dengan banyaknya perusahaan yang melakukan ekspansi, misalnya membangun pabrik yang membutuhkan lahan industri, tentu saja akan memberikan dampak positif terhadap perusahaan properti yang bisnisnya menjual lahan industri. Beberapa perusahaan properti di Indonesia sendiri ada yang menjual rumah tapak dan lahan industri.

Ketika beredar berita para ekonom yang memprediksi penurunan suku bunga The Fed tahun 2024, membuat market saham di Indonesia merespon positif, dimana harga saham properti di Indonesia naik pada tanggal 15 November 2023, contoh saja SMRA yang ketika itu naik 6,7%, PWON yang naik 3,6%, dan BSDE juga naik 5,3%.

Jadi dengan adanya sentimen positif terkait prediksi suku bunga The Fed turun membuat harga saham properti di Indonesia mengalami kenaikan, hal tersebut memang wajar, mengingat ketika suku bunga Bank Indonesia mengikuti penurunan The Fed tentu saja perusahaan properti akan mendapat dampak positif.

Bergabunglah dengan program Value Investing Mastery untuk mendapatkan wawasan mendalam dan strategi investasi yang dapat membantu Anda memaksimalkan potensi keuntungan Anda. Klik gambar di bawah ini untuk bergabung sekarang

Facebook
Telegram
WhatsApp
Twitter