Pelajari Strategi Evaluasi Sentimen Negatif dan Dampak Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia.
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Dalam periode terkini, berbagai berita mengenai kenaikan kurs Dolar Amerika telah menjadi perbincangan hangat. Kurs Dolar Amerika sempat melonjak hingga mencapai level Rp. 16.000 memberikan dampak negatif pada ekonomi kita. Ditambah lagi, berita tentang peningkatan suku bunga Bank indonesia (BI) dari 5,75% menjadi 6% telah menyebabkan pasar merespon dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Akibat dari penurunan IHSG yang mencapai sekitar 4% dari level sebelumnya, portofolio kami pun terkena dampaknya. Kami pun juga merasakan dampak dari penurunan IHSG. Saham yang ada di portfolio kami juga turun, salah satu saham kami dengan alokasi terbesar kedua yaitu saham property mengalami floating loss hingga 12%. Ditengah situasi ini, kami merasa perlu untuk membahas strategi yang akan kami terapkan dalam menghadapi hal tersebut.
Ketika menghadapi situasi Seperti ini, kami tetap tenang dan berencana untuk melakukan review ulang terhadap saham-saham tersebut. Menurut analisa kami terdapat katalis saat ini yang sedang negatif, dimana Dolar menguat dan suku bunga naik. Hal ini menjadi sinyal negative bagi sektor properti karena berpotensi berkurangnya pendapatan. Dengan berkurangnya pendapatan maka laba yang dihasilkan juga mengalami penurunan bahkan bisa sampai rugi. Selanjutnya kami akan mereview ulang fundamentalnya, kebetulan saham yang mengalami minus di portfolio kami melakukan aksi korporasi yang menurut kami bagus untuk menjaga fundamental perusahaan kedepannya.
Pertama ada rencana tender offer, di mana perusahaan akan melakukan buyback senior notesnya sebesar 300 USD. Ini menjadi kabar bagus bagi pemegang sahamnya yang mana dengan melakukan buyback maka akan berimpact pada liabilitasnya yang makin sehat. Ketika sisi liabilitas makin sehat maka beban keuangannya juga berkurang. Ketika beban keuangannya berkurang maka berpotensi menambah laba bersihnya yang artinya laba perusahaan terhindar dari beban keuangan yang meningkat akibat kenaikan suku bunga.
Kedua, pemegang saham pengendali terus meningkatkan kepemilikannya selama tahun 2022 dan 2023. Pada Juni 2023, saham yang beredar di masyarakat menurun dari 33,69% menjadi 29,31%. Ketika pemegang saham pengendali selalu menambah kepemilikan, artinya PSP menilai bahwa kinerja perusahaan akan semakin membaik dan harga sahamnya masih tergolong undervalue.
Ketiga, hasil marketing sales yang mencapai 77% dari target di tahun 2023 menunjukkan kinerja yang baik. Ini juga mencerminkan posisi keuangan perusahaan yang stabil dan laporan laba rugi yang positif. Berdasarkan evaluasi ini, kami menyimpulkan bahwa pengurangan harga saham saat ini terkait dengan sentimen negatif semata. Fundamental perusahaan tetap kuat dan kenaikan suku bunga tidak akan berdampak signifikan. Jadi menurut kami dengan semua skenario tadi efek dari kenaikan suku bunga tidak terlalu berdampak signifikan bagi saham yang ada di portfolio kami tadi.
Maka dari review ulang tadi bisa disimpulkan bahwa harga saham saat ini hanya masalah sentiment negative saja, tidak terlalu berpengaruh terhadap fundamental perusahaan. Evaluasi fundamental saham adalah kunci untuk memahami dampak sebenarnya dari perubahan ini. Maka yang kami lakukan yaitu tetap hold dan tidak menambah muatan, karena secara alokasi di portfolio sudah cukup banyak. Sehingga kami akan hold saja.
Untuk informasi lebih lanjut dan panduan mendalam mengenai strategi investasi, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam program Value Investing Mastery kami. Klik gambar di bawah ini untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam dan memulai perjalanan investasi Anda. Jangan lewatkan kesempatan ini