Saham-Saham BUMN Karya Yang Perlu Diwaspadai: Analisa Kinerja dan Hutang Terkini

Pelajari analisis mendalam saham BUMN Karya, evaluasi kinerja, dan risiko finansial

Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.

Pengantar

Dalam dunia investasi, pemahaman mendalam tentang kondisi finansial perusahaan merupakan langkah awal yang krusial. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai hutang dan kinerja operasional BUMN Karya. Sebagaimana kita ketahui, WSKT dan WIKA telah disuspend oleh Bursa Efek Indonesia. Jadi, kita akan cek apakah keempat BUMN Karya memiliki neraca yang sehat dan kinerja operasional yang baik. Langsung saja, mari kita bahas.

PT Waskita Karya (WSKT)

Pertama kita bahas mengenai saham PT Waskita Karya (WSKT), di mana sahamnya telah di suspend sejak tanggal 8 Mei 2023 dikarenakan perusahaan menunda pembayaran bunga atas obligasinya. Bursa juga telah mengumumkan adanya potensi delisting terhadap WSKT. Kalau kita cek neracanya, aset perusahaan turun 2% menjadi Rp 96,5 triliun. Kemudian kas yang dimiliki hanya Rp 1,5 triliun, artinya perbandingan dengan total aset sebesar 1,5% saja. Untuk hutang buruk jangka pendek yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 8,1 triliun, tentu saja jaraknya cukup jauh dengan kasnya. Total hutang buruk dari jangka pendek ditambah jangka panjang sebesar Rp 65,8 triliun, dengan DER yang dimiliki sebesar 1.051%. Maka, angka hutang buruknya ini sangat besar dan sangat berisiko.

Dari sisi arus kas aktivitas operasinya juga mencatatkan minus Rp 105,5 miliar. Jadi ini sangat berisiko untuk neraca yang dimiliki WSKT.

Oke, kita lanjut membahas kinerja operasionalnya. Pendapatan perusahaan pada kuartal ketiga tahun 2023 tercatat turun 24,1% menjadi Rp 7,81 triliun dari sebelumnya Rp 10,3 triliun. Sedangkan untuk laba brutonya turun 21,6% menjadi Rp 773,9 miliar dari sebelumnya Rp 988,1 miliar.

Bottom line perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp 2,8 triliun dari sebelumnya mencetak laba bersih sebesar Rp 425,2 juta. Jadi, secara kinerja operasional ini juga tidak bagus.

Pergerakan harga saham WSKT sepanjang tahun 2023 ini tercatat mengalami penurunan 43,8% sampai sahamnya di suspend pada level Rp 202/lembar saham.

PT Wijaya Karya (WIKA)

Lanjut saham yang kedua yaitu PT Wijaya Karya (WIKA), ini sudah kita bahas juga di artikel sebelumnya mengenai WIKA yang di suspend. Perusahaan telah di suspend sejak tanggal 18 Desember 2023, penghentian perdagangan sahamnya karena perusahaan tidak memenuhi kewajiban pembayaran pokok atau pinjaman obligasi yang telah jatuh tempo. Untuk neracanya posisi kuartal ketiga tahun 2023, aset WIKA tercatat turun 11% menjadi Rp 66,6 triliun, dengan kas yang hanya Rp 1,7 triliun. Hutang buruk jangka pendeknya sebesar Rp 17,2 triliun, tentu saja ini juga berisiko mengingat kasnya yang kecil. Total hutang buruknya sebesar Rp 33,5 triliun. DER yang dimiliki lebih kecil dari WSKT, dimana DER WIKA ini sebesar 474%, namun angka ini tentu saja juga besar. Sedangkan arus kas aktivitas operasinya minus Rp 1,6 triliun. Ini sangat berisiko neracanya.

Dan untuk kinerja operasionalnya, posisi kuartal ketiga tahun 2023 pendapatan perusahaan sebesar Rp 15 triliun, atau naik 17,8% dari sebelumnya Rp 12,7 triliun. Untuk laba brutonya naik 10% menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 1,1 triliun.

Dan perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp 5,8 triliun dari sebelumnya kerugian hanya sebesar Rp 27,9 miliar. Ini tercatat naik 20.804% untuk kerugiannya. Jadi dari sisi kinerja operasional WIKA juga tidak bagus.

Sepanjang tahun 2023 harga saham WIKA sudah turun 70% sampai di suspend di harga Rp 240/lembar saham.

PT PP (PTPP)

Saham ketiga yaitu PT PP (PTPP). Aset perusahaan tercatat naik 3% menjadi Rp 59,3 triliun. Kas yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 2,9 triliun, sedangkan hutang buruk jangka pendek sebesar Rp 5,5 triliun dan ini juga masih kurang untuk menutupinya, namun piutang lancar yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 5,2 triliun. Jadi, jika piutang lancar ini benar-benar bisa tertagih, yang ditambah dengan kasnya, seharusnya bisa untuk membayar hutang buruk jangka pendeknya, namun belum tentu piutang lancar ini bisa tertagih semua, apalagi arus kas operasi perusahaan masih mencatat minus Rp 1,6 triliun dan tentu saja ini masih cukup berisiko untuk neracanya apakah kedepannya bisa membayar hutang buruk jangka pendeknya. Untuk total hutang buruk yang dimiliki perusahaan Rp 20 triliun. Rasio DER 176,9%. Jadi, yang perlu dicek kedepannya adalah apakah piutang lancarnya bisa tertagih, arus kas operasi bisa mencatat positif, dan hutang buruknya bisa terbayarkan, sehingga bisa terhindar dari gagal bayar.  

Pendapatan perusahaan tercatat turun 9,2% menjadi Rp 12,2 triliun dari sebelumnya Rp 13,4 triliun. Dan untuk laba kotor turun 5,5% menjadi Rp 1,7 triliun dari sebelumnya Rp 1,8 triliun.

Bottom line perusahaan mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 69,9% menjadi Rp 239,7 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 141 miliar.

Jadi, memang DER yang dimiliki PTPP cukup besar dan kinerja operasionalnya cukup baik disisi laba bersih. Namun tetap harus dicek kedepannya mengingat arus kas operasinya masih minus Rp 1,6 triliun. Pergerakan harga saham PTPP sepanjang tahun 2023 ini sudah turun 35,9% yang ditutup pada level Rp 458/lembar saham

PT Adhi Karya (ADHI)

Saham terakhir yaitu PT Adhi Karya (ADHI). Aset perusahaan turun tipis 1% menjadi Rp 39,4 triliun. Kas perusahaan saat ini sebesar Rp 3,1 triliun, hutang buruk jangka pendeknya Rp 6,8 triliun. Dan untuk total hutang buruknya Rp 11,9 triliun. DER saat ini sebesar 142%. Arus kas aktivitas operasinya masih minus Rp 1,4 triliun. Jadi ini cukup berisiko juga mengingat kas tidak terlalu besar, dan hutang buruk jangka pendeknya lebih besar dua kali lipat dari kas, sedangkan perusahaan masih mencatat minus dalam arus kas operasinya.

Pendapatan ADHI mengalami kenaikan 25,3% menjadi Rp 11,4 triliun dari sebelumnya Rp 9,1 triliun. Sedangkan untuk laba brutonya naik 3,7% menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya Rp 1 triliun.

Perusahaan mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 11,9% menjadi Rp 23,5 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 21 miliar.

Pergerakan harga saham ADHI sepanjang tahun 2023 ini tercatat mengalami penurunan 36% yang di tutup pada level Rp 310/lembar saham.

Kesimpulan

Jadi, kita lihat memang rasio DER yang dimiliki keempat perusahaan BUMN Karya ini diatas 100% semua, dan itu perlu kita cek ketika laporan keuangan terbit nantinya, apakah kas yang dimiliki masih kecil? kemudian sebesar apa hutang buruk jangka pendeknya? arus kas operasinya positif atau minus? dan apakah ada peluang perusahaan tidak bisa membayar hutang buruknya? Sehingga kita bisa terhindar dari perusahaan-perusahaan yang gagal bayar hutang. Pastikan untuk terus memantau laporan keuangan guna menghindari risiko investasi yang tidak diinginkan.

Jika Anda tertarik menggali lebih dalam tentang investasi saham dan ingin menghindari risiko, bergabunglah dengan Program Value Investing Mastery sekarang. Klik gambar di bawah untuk informasi lebih lanjut. Dengan pemahaman yang mendalam, kita dapat mengelola risiko dan meraih kesuksesan dalam dunia investasi.

Facebook
Telegram
WhatsApp
Twitter