Telusuri rencana go private Saham META, analisis harga, dan berita terbaru
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa denganĀ klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
PT Nusantara Infrastructure (META) baru-baru ini mengumumkan rencana untuk melakukan go private dan voluntary delisting setelah perusahaan bisa mendapat persetujuan pemegang saham pada RUPSLB 19 Desember 2023 nanti. Pihak perusahaan meminta untuk perdagangan saham sementara waktu di suspend. Dengan hal ini Bursa memutuskan menghentikan sementara perdagangan efek META sejak 8 November 2023 sampai menunggu pengumuman terbaru. Dulunya saham AQUA juga melakukan rencana untuk go private di tahun 2010, dan ada pemegang saham AQUA yang cuan hingga 14.500% dari delistingnya AQUA tersebut. Kira-kira seperti apa cerita AQUA yang melakukan voluntary delisting waktu itu dan kenapa ada yang bisa cuan hingga belasan ribu persen?
Sebelumnya kita membahas sedikit mengenai perusahaan saham META. META adalah salah satu perusahaan infrastruktur swasta terkemuka yang berada di Indonesia dan mempunyai konsesi infrastruktur di bagian barat dan timur Indonesia. Proyek pembangunan pertama perusahaan adalah sektor Jalan Tol, dan memperlebar bisnisnya ke beberapa sektor infrastruktur, seperti Energi Terbarukan, Air Bersih, dan Pelabuhan Laut. META berdiri sejak tahun 1995 dan listing di Bursa pada tanggal 18 Juli 2001.
PT Metro Pacific Tollways Indonesia memiliki saham META paling besar yaitu sebesar 74,65%. Kemudian PT Indonesia Infrastructure Finance sebesar 10%. Dan lain-lain yang termasuk masyarakat sebesar 15,34%. PT Metro tersebut merupakan perusahaan yang dimiliki First Pasific Company Limited. Anthoni Salim mempunyai kepentingan dan memegang kendali secara tidak langsung di First Pasific, perusahaan First Pasific ini listing di Bursa Efek Hong Kong.
liun atau turun 13,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 34,5 triliun. Pendapatan tersebut terbagi menjadi dua yaitu pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, dan dari pendapatan sewa. Beban pokok penjualan dan pendapatan yang dimiliki perusahaan turun 14,9%. Sehingga membuat laba bruto perusahaan naik 5,5% menjadi Rp 2,87 triliun.
Jumlah pendapatan META di kuartal ketiga 2023 mencatatkan kenaikan 132% menjadi Rp 1,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 614,6 miliar. Kenaikan ini paling besar berasal dari pendapatan konstruksi sebesar Rp 749,5 miliar. Kemudian pendapatan usaha dan penjualan sebesar Rp 665,2 miliar. Dan dari pendapatan usaha lainnya sebesar Rp 11,6 miliar. Dan untuk laba brutonya tercatat naik 21,7% menjadi Rp 476,2 miliar.
Sedangkan untuk bottom line, perusahaan mencatatkan kerugian bersih Rp 156,8 miliar dibandingkan sebelumnya yang mencatatkan laba bersih Rp 65,5 miliar. Kerugian tersebut berasal dari kenaikan beban-beban perusahaan. Dan ditambah dengan adanya bagian rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama Rp 74,3 miliar.
Bursa masih akan menunggu pendapat perusahaan mengenai latar belakang alasan dari delisting ini. Pergerakan harga saham META sepanjang tahun 2023 ini sudah naik sekitar 97%. Oke kita lanjut mengenai delisting-nya saham AQUA dan pemegang sahamnya yang mendapat cuan 14.500%.
Terdapat cerita menarik dari proses delisting AQUA tersebut dari salah satu pemegang saham AQUA, yaitu Bapak Eddy Rustanto yang kami peroleh dari sumber Detik Finance. pak Eddy ini mengikuti pembelian saham IPO AQUA tersebut. Yang dimana waktu itu membeli 100 lembar saham pada waktu IPO. Dimana tujuan pembelian tersebut untuk investasi dan iseng beli supaya bisa mendapat keuntungan. Jika kita hitung dengan harga penawaran Rp 7.500 per saham yang dikali dengan pembelian pak Eddy sebesar 100 lembar saham. Maka pak Eddy waktu itu hanya membeli saham AQUA sebesar Rp 750.000 saja. Dan dengan beberapa lembar saham yang diberikan oleh AQUA kepada para pemegang saham, membuat jumlah lembar saham yang dimiliki pak Eddy menjadi 219 lembar. Awal pembelian saat IPO, modal yang dibelikan saham AQUA oleh pak Eddy hanya Rp 750.000 saja. Dan saat delisting tersebut harga saham yang ditawarkan oleh pihak perusahaan sebesar Rp 500.000 per lembar saham, dengan pak Eddy yang memiliki 219 lembar, maka totalnya menjadi Rp 109,5 juta. Dengan kata lain pak Eddy cuan 14.500%. Dengan cerita ini tentu luar biasa sekali bukan keuntungan yang diperoleh pak Eddy ini yang bisa mencapai belasan ribu persen, pak Eddy hanya beli 100 lembar saham saja di awal, bagaimana dengan pemegang saham lain yang punya kepemilikan lebih banyak dari pak Eddy? Tentu hal tersebut merupakan keuntungan luar biasa bagi para pemegang sahamnya yang sudah menghold saham AQUA sejak perusahaan melakukan penawaran umum.
Dengan cerita saham AQUA yang go private tersebut, semoga bisa menjadi gambaran kepada para pemegang saham META mengenai rencana go private perusahaan. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendalami strategi value investing dengan bergabung dalam program Value Investing Mastery. Klik gambar dibawah untuk informasi lebih lanjut dan berpartisipasi dalam kesuksesan investasi Anda.