Temukan prospek saham INCO tahun 2023 dan prediksi hari ini. Analisa fundamental lengkap
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa denganĀ klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Dalam dunia bisnis nikel, Vale Indonesia (INCO) telah mencatatkan pencapaian membanggakan dengan kenaikan pendapatan dan laba bersih secara year-on-year di kuartal ketiga thaun 2023. Akan tetapi, respon pasar terhadap laporan keuangan tersebut telah membuat harga saham INCO merosot sebesar 8,2%. Mengapa harga saham INCO turun ketika pendapatan dan laba bersihnya meningkat signifikan?
INCO merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan utamanya mengoperasikan pertambangan bijih nikel, produksi nikel dalam matte, dan penjualan nikel matte. INCO sudah berdiri sejak tahun 1968, dan sudah listing di bursa sejak tanggal 16 Mei 1990. Saat ini INCO sedang dalam proses divestasi kepemilikan sahamnya ke MIND ID. Divestasi tersebut sebagai syarat terhadap keberlangsungan bisnis INCO kedepannya. Kontrak karya yang dimiliki INCO saat ini akan berakhir pada tahun 2025. Sehingga INCO harus memperpanjang kontrak karya yang menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dengan syarat divestasi tersebut.
Kepemilikan saham INCO per September 2023 sendiri terbesar dari Vale Canada Limited (VCL) dengan kepemilikan sebesar 43,79%. VCL ini dimiliki sepenuhnya oleh Vale S.A yang menjadi salah satu perusahaan produsen nikel terbesar di dunia, yang berlokasi di Brazil. Kemudian ada PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) sebesar 20%. Selanjutnya ada perusahaan yang menjadi salah satu perusahaan pertambangan dan peleburan paling besar di Jepang yaitu Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM) yang memiliki saham INCO sebesar 15,03%. Kemudian ada Vale Japan Limited sebesar 0,54%. Dan untuk masyarakat sebesar 20,64%.
Bagaimana performa operasional INCO? Dari segi top line INCO mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi US$ 937,8 juta atau naik 7,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 873,7 juta. Laba bruto perusahaan mencatatkan kenaikan sebesar 10,7% menjadi US$ 286,9 juta. Kenaikan pendapatan ini disebabkan karena penjualan nikel matte yang naik sekitar 13,7% meskipun harga realisasi rata-ratanya turun 5,6%.
Sementara itu dari segi bottom line, INCO mampu mencatatkan kenaikan 31,2% menjadi US$ 221 juta dibandingkan dengan sebelumnya sebesar US$ 168,3 juta.
Jika kita melihat kinerja operasional INCO secara kuartalan, pendapatan dan laba bersih INCO mengalami penurunan. Dimana untuk kuartal ketiga atau periode bulan Juli hingga September 2023, pendapatan INCO turun 6% dan laba bersihnya turun 25% secara kuartalan. Tentu saja dengan kinerja yang turun tersebut tidak bagus bagi perusahaan, mengingat di kuartal sebelumnya dari sisi pendapatan dan laba bersih juga mengalami penurunan.
Jika kita melihat rilis perusahaan, sepanjang sembilan bulan di tahun 2023 ini penjualan nikel matte sebesar 50.435 metrik ton atau naik cukup tinggi 13,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Dengan harga realisasi rata-rata yang turun 5,6% menjadi US$ 18.596 per ton. ASP tersebut memang turun, akan tetapi penjualannya naik lebih tinggi yang membuat pendapatan di periode sembilan bulan tahun 2023 ini naik. Sedangkan secara kuartalan, penjualan nikel matte di bulan Juli hingga September 2023 ini hanya naik 4,5% menjadi 17.214 metrik ton. Dengan harga realisasi rata-ratanya turun 9,8% menjadi US$ 16.204 per ton membuat pendapatan perusahaan mengalami penurunan menjadi US$ 278,9 juta. Dengan produksi yang mencatatkan kenaikan di periode Juli hingga September 2023 ini dan pendapatan yang diperoleh perusahaan turun karena ASP tersebut membuat perusahaan mencatatkan penurunan laba bersih di bulan Juli hingga September 2023 ini, mengingat saat produksi naik maka beban dan biaya perusahaan juga akan ikut naik.
Dengan data tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kinerja kuartalan INCO mengalami penurunan. Dengan masih turunnya harga komoditas nikel tentu saja menjadi sentimen kurang baik bagi INCO, dan membuat harga sahamnya tidak naik.
Pada tahun 2023, harga saham INCO sudah turun sekitar 30%. Di harga saat ini atau harga Rp 4.950/lembar saham valuasi PBV INCO berada di level 1,3x dengan PER 11,29x.
Jika Anda tertarik untuk mendalami strategi investasi yang cerdas dalam industri saham seperti INCO, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam program Value investing Mastery. Klik gambar di bawah ini untuk informasi lebih lanjut dan mulailah mengoptimalkan portofolio investasi Anda.