Telusuri analisa saham EXCL, evaluasi harga terkini, dan ikuti perkembangan aksi korporasi. Dapatkan wawasan eksklusif untuk investasi cerdas
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Pemilu 2024 semakin dekat, dan perhatian investor terarah kepada saham-saham yang bisa diuntungkan karena adanya pemilu ini. Menanggapi adanya pemilu, manajemen EXCL akan mencoba untuk memperkuat jaringannya menuju pemilu tahun 2024 nanti, hal ini sejalan dengan perusahaan yang akan melakukan ekspansi jaringan. Manajemen menyampaikan jika adanya pemilu ini diharapkan bisa meningkatkan aktivitas data, meskipun dampaknya terhadap perusahaan tidak signifikan. Sampai saat ini di kuartal ketiga tahun 2023 kinerja operasional EXCL cukup baik, dan disini kita akan membahas mengenai kinerja operasional EXCL, apakah neracanya sehat, valuasi harga sahamnya berapa, dan aksi korporasi yang dilakukan perusahaan saat ini. Mari kita bahas dalam artikel ini.
Profil Perusahaan
EXCL atau PT XL Axiata merupakan perusahaan layanan telekomunikasi, awalnya didirikan pada tahun 1989 sebagai perusahaan dagang dan jasa umum, kemudian tahun 1996 masuk ke sektor telekomunikasi dan meluncurkan layanan GSM, menjadikan EXCL sebagai perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia. Perusahaan ini sudah listing di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2005.
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. merupakan pemegang saham terbesar EXCL dengan persentase kepemilikan 66,25%. Kemudian para direktur juga memiliki meskipun persentasenya kecil, dan untuk kepemilikan oleh publik sebesar 33,15%. Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd, adalah entitas anak yang 100% dimiliki oleh Axiata Investments (Labuan) Limited. Axiata Investments (Labuan) Limited ini adalah entitas anak dari Axiata Grup Berhad. Axiata merupakan salah satu grup industri telekomunikasi terbesar yang berada di Asia. Anak perusahaan Axiata beroperasi di bisnis telekomunikasi, seperti XL (Indonesia), Celcom (Malaysia), Ncell (Nepal), Dialog (Srilanka), Smart (Kamboja), dan Robi (Bangladesh).
Neraca Perusahaan
Pada kuartal ketiga tahun 2023, menunjukkan stabilitas. Neraca dari sisi aset ada penurunan sedikit sekitar 1% menjadi Rp 86 triliun, di sini terdapat penurunan terhadap kasnya, dan memang terdapat pembayaran terhadap pinjaman yang dimiliki perusahaan, sehingga hutang buruk perusahaan juga turun 20% menjadi Rp 9,6 triliun. Kalau melihat hutang buruk jangka pendek perusahaan saat ini sekitar Rp 1,9 triliun dengan kas Rp 1,8 triliun, maka ini masih kurang untuk menutupi hutang buruk pendeknya, namun dengan arus kas operasi perusahaan sebesar Rp 13,7 triliun ini seharusnya aman, ditambah dengan piutang usaha yang dimiliki perusahaan. Untuk ekuitas perusahaan tercatat naik 2% menjadi Rp 26,1 triliun, dan secara historis sejak tahun 2013 memang ekuitasnya saat ini menjadi yang tertinggi. Jadi dari sisi neraca, EXCL ini cukup sehat. DER perusahaan hanya 37%, dan ini secara historis cenderung turun.
Pendapatan dan Laba Bersih
Dari sisi kinerja operasional, pendapatan perusahaan pada kuartal ketiga tahun 2023 ini naik 10,5% menjadi Rp 23,8 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 21,5 triliun. Sumber pendapatan ini berasal dari dua segmen bisnis yaitu jasa GSM mobile dan jaringan telekomunikasi sebesar Rp 23,5 triliun, kemudian yang kedua pendapatannya berasal dari managed service dan jasa teknologi informasi sebesar Rp 358,3 miliar. Jadi, memang paling besar ya dari jasa GSM dan jaringan telekomunikasi yang berkontribusi sebesar 98,6% terhadap total pendapatan EXCL.
Kemudian kita masuk ke bottom line, perusahaan mencatat kenaikan laba bersih sebesar 2,9% menjadi Rp 1 triliun, dibandingkan dengan sebelumnya sebesar Rp 981,2 miliar. Persentase kenaikan menurun dibandingkan pendapatan, kalau kita lihat hal ini disebabkan karena biaya keuangan yang naik, kemudian adanya bagian atas kerugian bersih dari entitas asosiasi.
Aksi Korporasi yang Dilakukan
Pada tanggal 6 Desember 2023, EXCL merilis informasi resmi terkait aksi korporasi perusahaan, dimana Axiata Grup mendorong untuk melakukan transformasi struktural XL Axiata dan Link Net. Hal ini dilakukan sebagai langkah dalam memperkuat posisi untuk pengoptimalan peluang pasar Fixed Broadband (FBB) dan Fixed Mobile Convergence (FMC) yang saat ini penetrasinya masih rendah. XL Axiata telah mencapai kesepakatan tidak mengikat dengan Link Net, yaitu pengalihan bisnis FBB Link Net termasuk 750 ribu pelanggannya ke XL Axiata dan membangun jaringan baru 2 juta home passed oleh Link Net yang akan digunakan XL Axiata dalam penyediaan layanan FBB dan FMC untuk customer. Setelah adanya penambahan jaringan baru tersebut, Link Net akan memiliki 6,5 juta home passed, yang menjadikannya sebagai Fiberco terdepan, sedangkan untuk XL Axiata akan memperkuat posisi sebagai ServCo, dan menurut manajemen ini akan membuat XL Axiata menjadi penyedia FBB terbesar kedua di Indonesia. Dengan aksi korporasi ini diharapkan kedepannya bisa menambah pendapatan perusahaan karena bertambahnya jumlah pelanggan, dan meluasnya infrastruktur jaringan dan layanan.
Valuasi dan Proyeksi
Harga saham EXCL saat ini berada di level Rp 1.975/lembar saham. Sepanjang tahun 2023 ini harga sahamnya sudah turun 8%. Jika kita proyeksikan untuk laba bersih tahun 2023 ini mengalami kenaikan 5% maka ROE perusahaan berada di angka 4,46%. ROE ini memang lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang saat itu sebesar 6,41%. Jadi akan menarik kita tunggu apakah dengan adanya pemilu dan aksi korporasi dengan Link Net tadi bisa membuat ROE perusahaan tahun kedepan bisa lebih besar. Kemudian untuk valuasi PBV berada di level 0,9x dan PER 22,16x yang dimana keduanya menjadi valuasi terendah sejak tahun 2013, namun saat ini kinerja operasional belum sebaik tahun 2021 dan ROE yang tidak stabil naik turun, dan saham ini bisa dicermati jika nanti kinerja operasional dan ROE perusahan bisa lebih besar, karena valuasinya cukup murah.
Kesimpulannya, saat ini memang perusahaan sedang mempersiapkan jaringan terbaiknya dalam menuju pemilu 2024 yang sekaligus persiapan dalam ekspansi, dan adanya aksi korporasi dengan Link Net bisa menjadi tambahan katalis positif terhadap kinerja operasional kedepan, dari sisi neracanya cukup sehat, dan kinerja operasionalnya juga cukup baik meskipun laba bersihnya tergerus tapi masih bisa mencetak kenaikan, dan valusinya harga sahamnya cukup murah menjadi daya tarik, namun ROE yang tidak stabil dengan angkanya yang masih kecil, jadi menarik ditunggu apakah ROE perusahaan bisa meningkat nantinya.
Jika Anda tertarik menggali lebih dalam potensi investasi lainnya, bergabunglah dengan program Value Investing Mastery sekarang dengan cara klik gambar di bawah ini dan raih kesempatan investasi yang cerdas.