SAHAM DENGAN KEPEMILIKAN PUBLIK LEBIH DARI 50%
1. Waktu yang tepat untuk menilai harga wajar suatu saham
Saat menentukan harga wajar suatu saham, hal pertama yang perlu dilihat bagaimana history kinerja dari perusahaan dan melihat neraca perusahaan terbarunya, apakah perusahaan tersebut dapat dikatakan sehat atau tidak. Kedua hal tersebut mempunyai fungsi masing-masing. Ketika membicarakan tentang kinerja perusahaan seperti laporan laba rugi antara pendapatan, laba kotor dan laba bersih suatu perusahaan, kinerja inilah yang memicu kenaikan atau penurunan harga saham dalam jangka panjang. Kemudian pentingnya melihat neraca suatu perusahaan adalah dapat menjadikan sebagai alat untuk menilai bagaimana perusahaan tersebut berjalan dan berkembang. Dengan begitu, kita sebagai investor bisa tetap tenang saat meng-hold saham tersebut.
Setelah mengetahui kedua hal tersebut, kemudian melihat dari sisi valuasi (saat ini) dan membandingkan dengan history termasuk rasio ROE (Return On Equity), rasio DER (Debt to Equity Ratio) dan lain-lain. Dengan membandingkan history perusahaan, kita dapat mengetahui baik atau tidaknya kondisi suatu perusahaan. Jika perusahaan mempunyai kondisi yang baik, maka perusahaan tersebut berpotensi untuk harga sahamnya naik dalam jangka panjang.
Lalu kapan kita mulai mereview? Review suatu perusahaan dapat dilakukan ketika perusahaan merilis laporan keuangan terbaru pada kuartalannya. Pada saat melihat kinerja terbaru suatu perusahaan, jika kinerja perusahaan pada posisi on-track artinya kita dapat nge-hold saham tersebut, begitupun sebaliknya jika kinerja suatu perusahaan tidak sesuai, kita sebagai investor dapat memilah kembali apakah perlu untuk cutloss (mengganti saham yang lain) atau tetap dalam posisi hold.
Dalam menentukan harga wajar saham, pentingnya untuk menganalisa semua yang terkait dalam perusahaan tersebut serta mereview laporan keuangan terbaru dari perusahaan
2. Saham Gap Down pasti 100% akan tertutup?
Dalam berinvestasi jangka panjang, tidak perlu terlalu sering mengamati kondisi pasar dalam harian. Karena harga saham setiap harinya selalu volatile. Dalam hal ini investor tidak selalu mengamati Gap Up maupun Gap Down namun tetap berfokus dalam hal mengamati kinerja perusahaan. Inilah yang membedakan antara investor dengan trader. Jika seorang Trader hanya berfokus pada pergerakan harga sahamnya. Namun jika seorang investor jangka panjang fokusnya hanya pada ranah kinerja perusahaan.
3. Melihat arus kas positif
Salah satu ciri perusahaan yang baik adalah memiliki arus kas yang positif, berarti perusahaan memiliki pendapatan yang lebih banyak dari pengeluaran. Begitupun sebaliknya, perusahaan dengan arus kas negatif tidak berarti buruk. Bisa jadi perusahaan tersebut sedang memperbanyak produksi agar lebih stabil. Arus kas negatif dapat dikatakan memiliki sifat yang temporary atau permanen dengan cara melihat history dari perusahaan. Hal ini dapat dilihat di dalam laporan arus kas perusahaan dan tidak memerlukan hitungan secara manual.
4. Tips sabar dan kuat mental saat harga saham naik turun
Ada dua hal yang menjadi acuan saat harga saham Rally. Pertama, lompatan kinerja. Ketika perusahaan menghasilkan kenaikan kinerja yang signifikan dapat dikatakan perusahaan mempunyai kinerja yang baik. Selanjutnya sentiment yang positif. Kedua hal ini membuat harga saham menjadi naik. Maka dari itu penting untuk melihat kinerja suatu perusahaan.
5.Saham dengan kepemilikan publik lebih dari 50%
Seorang (masyarakat) yang memiliki lebih dari 50% saham di suatu perusahaan, dikatakan sebagai pemegang saham mayoritas. Ketika masyarakat memiliki mayoritas saham di suatu perusahaan, hal ini menjadi kurang efektif. Dapat diartikan perusahaan tidak memiliki visi dan misi yang jelas. Dengan hal ini mungkin dapat menghindari dari saham-saham dengan kepemilikan masyarakatnya lebih dari 50%.
Erose Perwita
Author | Founder theinvestor.id