Perhatikan pergerakan harga saham ACES hari ini, analisis laporan keuangan terbaru, dan berita terkini tentang saham ACES
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Dalam era ketidakpastian harga minyak dunia yang melonjak, saham AKRA menjadi sorotan utama. Harga minyak WTI saat ini berada di level US$ 81 per barel. Setelah sebelumnya harga minyak WTI naik ke level sekitar US$ 88,3 per barel ketika Hamas dan Israel memanas. Dengan naiknya harga minyak tersebut, membuat beberapa saham yang bergerak di bidang minyak bumi mengalami kenaikan harga saham dengan adanya sentimen tersebut, bisa dibaca di artikel sebelumnya. Pertanyaannya, mengapa saham AKRA cendrung turun?
AKRA dikenal sebagai perusahaan yang menyediakan layanan logistik, rantai pasokan, dan infrastruktur terkemuka di Indonesia. Luasnya jaringan logistik yang dimiliki perusahaan menjadikan AKRA sebagai salah satu distributor swasta BBM serta bahan kimia dasar di Indonesia yang terkemuka. Perusahaan sudah berdiri sejak tahun 1977 yang didirikan di Surabaya dan listing di bursa pada tanggal 3 Oktober 1994.
Perusahaan memiliki empat segmen bisnis dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, yang pertama ada segmen perdagangan dan distribusi, dengan fokus pada dua produk utama yaitu Bahan Bakar Minyak, dan bahan kimia dasar. Segmen kedua ada jasa logistik, yang menyediakan penyewaan tangki penyimpanan dan gudang, bongkar muat, jasa transportasi, dan lainnya. Kemudian segmen ketiga ada pabrikan, yang melakukan produksi bahan perekat kayu dengan kualitas tinggi. Segmen terakhir ada kawasan industri, yang menyediakan penjualan lahan industri, sewa tanah industri, dan layanan utilitas.
PT Arthakencana Rayatama merupakan pemilik terbesar saham AKRA yaitu sebesar 59,74%. Kemudian direktur dan komisaris AKRA juga memiliki saham AKRA ini. Untuk masyarakat sebesar 36,96%. PT Arthakencana Rayatama tersebut sebenarnya 51% dimiliki Soegiarto Adikoesoemo sebesar 51% dan Haryanto Adikoesoemo sebesar 49%. Soegiarto merupakan presiden komisaris AKRA dan Haryanto menjadi Presiden Direktur AKRA. Dengan hal tersebut kepemilikan terbesar saham AKRA ya dari Presiden Komisaris dan Presiden Direktur-nya.
Bagaimana kinerja AKRA saat ini? Kinerja dari sisi pendapatan kurang bagus, dimana total pendapatan yang dimiliki perusahaan mengalami penurunan menjadi Rp 29,9 triliun atau turun 13,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 34,5 triliun. Pendapatan tersebut terbagi menjadi dua yaitu pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, dan dari pendapatan sewa. Beban pokok penjualan dan pendapatan yang dimiliki perusahaan turun 14,9%. Sehingga membuat laba bruto perusahaan naik 5,5% menjadi Rp 2,87 triliun.
Rincian pendapatan perusahaan berasal dari perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak serta kimia dasar dan lainnya, yang mengalami penurunan menjadi Rp 27,9 triliun, pendapatan ini menjadi kontribusi terbesar. Kemudian untuk pabrikan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 413,2 miliar yang juga turun. Untuk jasa logistik mengalami kenaikan menjadi Rp 669,5 miliar. Dan untuk tanah kawasan industri dan lainnya mencatat kenaikan sangat signifikan menjadi Rp 761,5 miliar dari sebelumnya Rp 76,2 miliar, akan tetapi saat ini kontribusi pendapatannya masih kecil jika dibandingkan dengan total pendapatan AKRA.
Meskipun pendapatannya menurun, laba bersihnya mencatatkan kenaikan 9,6% menjadi Rp 1,7 triliun dibandingkan dengan sebelumnya sebesar Rp 1,5 triliun. Kenaikan laba bersih perusahaan ini diperoleh dari adanya efisiensi perusahaan, dan adanya penghasilan keuangan sebesar Rp 106 miliar.
Secara historis, di tahun 2022 AKRA mampu mencetak pendapatan tertingginya sejak 2013 yaitu sebesar 47,5 triliun, begitu juga dengan laba bersih perusahaan yang juga mencatatkan kinerja tertingginya sebesar Rp 2,4 triliun. Dengan hal tersebut membuat harga saham AKRA mengalami kenaikan signifikan sepanjang tahun 2022 sampai awal 2023.
Jika kita melihat kinerja secara year on year, di kuartal kedua tahun 2023 ini pendapatannya turun yang berlanjut ke kuartal ketiga sedangkan laba bersihnya naik sekitar 8-9%. Akan tetapi jika melihat secara kuartalan, di kuartal ketiga atau periode Juli – September 2023 ini pendapatannya sudah naik 14% dan laba bersih naik 60%, ingat ya secara kuartalan. Jadi sudah ada perbaikan kinerja di kuartal ketiga secara kuartalan. Pergerakan harga saham AKRA sendiri di sepanjang tahun 2023 ini naik 5% yang berada di level Rp 1.475/lembar saham.
Dengan harga saham AKRA yang di level Rp 1.475/lembar saham menunjukkan valuasi PBV sebesar 2,72x dan PER 11,5x.
Untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang potensi investasi dan peluang di pasar saham, kami mengundang Anda untuk bergabung dengan program Value Investing Mastery. Klik gambar di bawah ini untuk memulai perjalanan investasi dan tingkatkan portofolio Anda.