Temukan peluang investasi saham ARKO dan analisis EBT Arkora Hydro terbaru. Baca review, lihat histori, dan raih wawasan mendalam untuk keputusan investasi yang bijak
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Daftar Isi
ToggleDi tahun 2023 ini, Indonesia memasuki babak baru dalam mengadopsi energi terbarukan dengan peluncuran IDXCarbon, dimana ini adalah milestone dalam dekarbonisasi Indonesia supaya di tahun 2060 atau lebih cepat bisa mencapai Net Zero Emission, dalam mengatasi perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Dengan target Indonesia yang menginginkan Net Zero Emission tersebut tentunya perusahaan EBT di Indonesia akan terkena dampak positifnya, mengingat pasti penggunaan energi baru terbarukan akan meningkat, dari hal itu banyak perusahaan energi baru terbarukan yang tercatat harga sahamnya mengalami kenaikan cukup tinggi di tahun 2023 ini.
Disini kita akan membahas mengenai salah satu saham energi baru terbarukan yaitu PT Arkora Hydro (ARKO) yang sejak IPO harga sahamnya sudah naik 140%, perusahaan baru listing di Bursa tanggal 8 Juli 2022. ARKO membuktikan diri sebagai pemain utama dalam sektor pembangkit listrik. Perusahaan didirikan pada tanggal 5 Agustus 2010. ARKO mengembangkan dan mempunyai fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang bertenaga aliran sungai langsung (run-of-river). PLTA aliran sungai langsung ini adalah pembangkit listrik yang hanya perlu sedikit atau bahkan tidak memakai penyimpanan air. Perusahaan mempunyai dua PLTA, yang telah beroperasi dan memiliki jumlah kapasitas sebesar 17,4 MW.
PT Arkora Bakti Indonesia adalah pemegang saham terbesar ARKO yaitu sebesar 47,52%, kemudian ada PT Energia Prima Nusantara sebesar 26,55%. Kemudian diikuti ACEI Singapore Holdings Private Ltd. sebesar 10,07%. Untuk masyarakat sebesar 15,75%.
PT Arkora Bakti Indonesia ini merupakan perusahaan yang dalam menjalankan bisnisnya pada Aktivitas Perusahaan Holding. ACEI Singapore Holdings Private Ltd. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang investasi. ACEI ini berasal dari di Singapura. Dan untuk PT Energia Prima Nusantara ini dimiliki oleh PT United Tractors (UNTR), jadi kepemilikan Astra International (ASII) di ARKO melalui skema kepemilikan ini.
Bagaimana kinerja operasional perusahaan di kuartal ketiga tahun 2023 ini?
Dari sisi pendapatan tercatat mengalami penurunan kinerja cukup besar, dimana pendapatannya turun 29,5% menjadi Rp 132,2 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 187,7 miliar. Laba kotornya turun 38% menjadi Rp 58,6 miliar. Jadi, beban pokok pendapatan turunnya lebih sedikit dibanding pendapatannya, sehingga laba kotor turun lebih besar.
Pendapatan tersebut berasal dari jasa konstruksi sebesar Rp 82,9 miliar yang turun dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 137,8 miliar. Kemudian ada penjualan listrik yang juga turun menjadi Rp 40 miliar. Dan untuk jasa lainnya ini sebesar Rp 9,2 miliar yang mengalami kenaikan.
Untuk laba bersih perusahaan berbeda dengan pendapatan maupun laba kotornya, dimana laba bersih perusahaan tercatat naik 7% menjadi Rp 45,4 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 42,4 miliar, kenaikan ini dikarenakan ada penurunan pada beban keuangan perusahaan dari bunga pinjamannya yang turun, dan terdapat penghasilan keuangan dari aset keuangan yang naik menjadi Rp 51,5 miliar, serta ada keuntungan selisih kurs yang sebelumnya tercatat rugi, hal ini membuat laba sebelum pajak tercatat hanya turun tipis saja dibandingkan periode sebelumnya, dengan beban pajak yang lebih sedikit, membuat laba bersih perusahaan bisa naik.
Perusahaan saat ini memiliki dua proyek, yaitu proyek Cikopo II yang berlokasi di Garut, Jawa Barat. Proyek ini memiliki kapasitas sebesar 7,4 MW. Kemudian ada proyek Tomasa yang berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah. Dan memiliki kapasitas sebesar 10 MW. Perusahaan juga sedang mengerjakan dua proyek, yaitu proyek Yaentu dan Kukusan. Proyek Yaentu berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah, dengan memiliki kapasitas sebesar 10 MW. Proyek ini sedang dalam tahap konstruksi yang sudah mencapai 95,5%. Dan target commercial operating date pada kuartal kedua tahun 2024. Dan untuk proyek Kukusan berlokasi di Lampung, dengan kapasitas 5,4 MW. Progres tahap konstruksi baru berjalan 7,7% saja. Dan target commercial operating date pada kuartal ketiga tahun 2025.
Perusahaan juga memiliki pipeline, jadi pipeline ini yang akan menjadi proyek perusahaan kedepannya dan akan meningkatkan pendapatan perusahaan kedepan. Dimana pipeline proyek totalnya sebesar 220 MW. Tentu saja angka ini besar jika dibandingkan dengan kapasitas yang dimiliki perusahaan saat ini. Karena kalau kita lihat tadi dua proyek yang sudah jadi baru memiliki jumlah kapasitas sebesar 17,4 MW saja, dan dua proyek sedang dalam tahap konstruksi sebesar 15,4 MW. Atau baru 32,8 MW saja dari keempat proyek tersebut.
Tadi kita melihat bahwa perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan, dengan melihat strategi perusahaan dimana akan melakukan ekspansi melalui akselerasi proyek pipeline dan akuisisi, jika ini bisa berjalan dengan baik, pendapatan perusahaan kedepannya bisa bertumbuh. Perusahaan juga akan melakukan efisiensi terhadap keuangannya.
Kemudian dengan adanya bursa karbon, perusahaan juga akan diuntungkan, mengingat perusahaan ini sebagai penghasil carbon credit dan ini akan menjadi tambahan untuk pendapatan perusahaan kedepannya.
Jadi, dapat disimpulkan meskipun kinerja dari sisi pendapatan saat ini memang menurun, namun jika melihat pipeline kedepan, cukup menarik, mengingat pipeline cukup besar dibandingkan dengan proyek yang dimiliki saat ini, jadi nanti ketika sudah banyak proyek yang dimiliki perusahaan, maka pendapatan akan bertumbuh, didukung dengan efisiensi keuangan maka laba bersihnya juga bisa bertumbuh, namun hal ini juga perlu kita lihat kedepan terkait laporan terbaru perusahaan, apakah proyek yang dimiliki perusahaan ini bisa bertambah dan berjalan dengan baik.
Saat ini harga saham AKRO diperdagangkan di level Rp 720/lembar saham, sepanjang tahun 2023 ini harga sahamnya sudah naik 15,2%. Di harga tersebut, valuasi PBV ARKO di level 4,74x. Dan PER 34,78x.
Bergabunglah dengan Program Value Investing Mastery dan tingkatkan pemahaman Anda dalam berinvestasi. Klik gambar di bawah ini untuk mendaftar dan raih keuntungan optimal dari investasi Anda.