Daftar Isi
TogglePT Medco Energi IndonesiaTbk (MEDC) belum lama ini mengumumkan bahwa telah merampungkan akuisisi dua blok migas di Oman, yakni Blok 48 dan Blok 60. Jika dari sisi produksi minyak MEDC ada aksi akuisisi blok migas. Maka dari sisi peningkatan revenue juga MEDC berhasil meraih skema kontrak baru Blok Corridor. Jadi seberapa menarik prospek MEDC?
Pada tanggal 19 Agustus 2022, MEDC memperoleh undangan untuk berpartisipasi pada bidding process pelepasan 20% saham Blok 48 dan Blok 60. Acara tersebut diselenggarakan secara lelang, pada tanggal 12 September 2022.
Selang dua bulan setelahnya, tanggal 22 Desember 2022 MEDC menyatakan penawaran tidak mengikat (Non binding offer). Kemudian dilanjutkan pada tanggal 19 April 2023, di mana MEDC menyatakan penawaran mengikat (Binding offer) kepada penjual.
Dalam proses negosiasi dengan penjual, yakni MEO Block 60 Ltd dan MEO Block 48 Ltd – MEDC, bersepakat untuk membeli 20% dari saham yang akan dilepas. Adapun penjual adalah government corporate yang berada di bawah Kesultanan Oman dan proses pelepasan tersebut juga mendapatkan persetujuan kesultanan dan pemerintah Oman.
Akuisisi terhadap blok migas tersebut, merupakan langkah strategis MEDC untuk memperkuat komitmen energi yang berkelanjutan dan pengembangan sumber daya energi gas. Tidak lain tujuannya adalah untuk meningkatkan keberlangsungan bisnis MEDC di masa depan.
Source: Synergiplus.au – Block 60 Oman
Blok 60 mencakup area seluas 1.485m² dan dapat memproduksi 63 mboped dari lapangan minyak Bisat dan lapangan gas Abu Butabul. Migas yang dihasilkan oleh blok 60 ini telah memiliki kontrak EPSA (Expolration and Production Agreement) dari Kesultanan Oman hingga tahun 2048.
Sementara, blok 48 mencakup area seluas 2.995 km² yang memiliki potensi minyak dan gas cukup signifikan. Blok 48 ini juga telah memiliki kontrak EPSA (Expolration and Production Agreement) dari Kesultanan Oman hingga tahun 2048.
Setelah adanya kegiatan akuisisi ini, status OOCEP (Oman Oil Company Exploration & Procuction LLC) masih akan menjadi pengendali tetap, yakni sebagai operator utama. Pasalnya OOCEP memilki keahlian dalam menangani dan mengelola kedua blok strategis tersebut.
Tidak hanya itu, dalam perjanjian antara MEDC dan OOCEP, juga disebutkan bahwa akan dilakukan transfer knowledge dari OOCEP kepada MEDC. Bahkan secara teknis MEDC juga dapat menempatkan karyawannya pada Blok 24 dan Blok 60, untuk melakukan joint-operations.
Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) belum lama ini telah menyetujui skema baru dalam pengelolaan Blok Corridor. Skema tersebut merubah skema lama yakni PSC (Skema kontrak bagi hasil), menjadi cost recovery.
Skema cost recovery ini akan menguntungkan MEDC, karena mempertimbangkan economic cost dalam mengelola Blok penghasil gas terbesar kedua di Indonesia ini. Direktur Utama Medco E&P Ronald Gunawan, mengungkapkan bahwa perjanjian pada Blok Corridor ini merupakan langkah maju yang signifikan, dalam menjamin masa depan Blok Corridor yang stabil dan berkelanjutan. Tentunya diharapkan mampu memberikan manfaat besar bagi bangsa, MedcoEnergi, mitra dan seluruh pemangku kepentingan.
Dalam kontrak baru ini seluruh produksi gas di Blok Corridor akan di absorb oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGAS). Dan MEDC akan mendapatkan harga kontrak baru yang lebih menguntungkan. Kontrak baru ini memiliki jangka waktu terhitung mulai tahun 2024 sampai dengan tahun 2028.
Hal ini tentunya akan menguntungkan MEDC, dikarenakan cap price yang selama ini diterapkan akan dihapuskan. Sebagai informasi saja, pada kontrak Blok Corridor sejak tahun 2004 harga gas yang dihasilkan dari Blok Corridor dipatok di level US$5.44 per per metric million british thermal unit (MMBtu).
Maka dengan perubahan skema tersebut, pemerintah akan menyerahkan MEDC untuk meningkatkan produksi dari eksplorasi di sana. Sementara pihak pemerintah hanya akan memberi target angka produksi tahunan dari blok yang terletak di Sumatera Selatan tersebut.
Dengan adanya akuisisi dua Blok migas di Oman, maka jika diproyeksikan produksi migas dari MEDC akan mengalami peningkatan hingga sebesar 8.5% atau menjadi 166 mboped pada tahun 2024, karena adanya penambahan sekitar 13 mboped. Sebab itu, akuisisi MEDC terhadap dua blok migas tersebut ditaksir mampu meningkatkan pendapatan perusahaan di masa mendatang.
Di sisi lain, skema kontrak baru pengelolaan blok corridor yang berubah dari PSC, diperkirakan dapat menjadi cost recovery. Di mana ini akan membuat MEDC melakukan efisiensi dalam mengelola blok tersebut. Serta dihilangkannya market cap price, juga akan membuat MEDC lebih leluasa dalam memberikan pricing pada migas yang dihasilkan pada kedua blok tersebut.
Kedua aksi ini tentunya akan berdampak positif bagi bukan hanya pada prospek MEDC. Namun juga dengan pergerakan harga saham MEDC dalam jangka panjang.
So, apakah teman-teman investor di sini tertarik untuk berinvestasi di MEDC? Dan apa pandangan teman-teman investor mengenai prospek MEDC pasca akuisisi kedua blok migas dan kontrak blok corridor?
Optimalkan portfolio Anda dengan bergabung bersama Program Value Investing Mastery kami, klik gambar di atas untuk informasi lebih lanjut dan raih keuntungan maksimal.