Daftar Isi
ToggleArtikel ini dipersembahkan oleh:
AKRA salah satu emiten yang membagikan dividen sebanyak 3x di sepanjang tahun 2023. Hal itu cukup memuaskan para pemegang saham AKRA, bahkan pada 27 Mei 2024 kemarin saham ini juga telah membagikan dividen final Rp986.85 miliar. Tidak hanya itu, AKRA juga tengah mempersiapkan diri untuk membagikan dividen interim untuk tahun buku 2024 pada 15 Agustus ini dengan nilai sebesar Rp986.85 miliar. Meski menggiurkan bagi para dividen hunter, namun bagaimana prospek saham AKRA di tahun ini? Apakah dividennya juga akan sama potensialnya?
AKRA merupakan perusahaan supply chain dan logistic yang mendistribusikan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM). Secara khusus pada segmen bisnis Perdagangan dan Distribusi, AKRA melakukan penjualan BBM dan bahan kimia dasar. Adapun untuk produk BBM dijual melalui dua brand:
Pada segmen bisnis Perdagangan dan Distribusi ini, AKRA menjalankan dua peran sekaligus, sebagai pedagang yang melakukan pembelian dan juga memenuhi pasokan BBM dengan cara didistribusikan. Hal tersebut yang pada gilirannya menguntungkan posisi AKRA sebagai penjual BBM yang bekerja sama dengan BP.
Ilustrasi pom bensin milik AKRA dan BP – BP AKR Fuels Retail. Source: akr.co.id
Berikutnya, AKRA juga diuntungkan oleh segmen bisnis Kawasan Industri, yang mana AKRA berinvestasi di JIIPE yang berlokasi di Gresik – Jawa Timur, dengan luas lebih dari 3.000 hektare. Selain itu, AKRA juga memiliki segmen bisnis Jasa Logistik dan Pabrikan dengan kontribusi relatif kecil.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka di bawah ini adalah penjabaran dari laporan keuangan kuartal II-2024, di mana AKRA mencatatkan penurunan pendapatan -6.04% YoY menjadi Rp18.65 triliun, dibandingkan periode kuartal II-2023 yang sebesar Rp19.85 triliun. Dengan rincian pendapatan kuartal II-2024…
Rincian Pendapatan AKRA Kuartal II-2024. Source: Laporan Keuangan AKRA Kuartal II-2024
Yang berarti masing-masing berkontribusi sebesar:
Secara umum, turunnya penjualan AKRA dipengaruhi oleh situasi ekonomi yang belakangan terjadi, di mana belum lama ini Pemerintah melakukan normalisasi harga jual rata-rata pada sektor bisnis. Di mana normalisasi ini akhirnya menekan harga jual AKRA, situasi juga semakin diperburuk dengan cuaca yang kurang kondusif yang pada gilirannya mengurangi operasional masyarakat.
Tidak hanya itu saja, normalisasi harga jual rata-rata juga terjadi di segmen bahan kimia yang akhirnya juga menekan kinerja AKRA pada segmen ini.
Dengan pendapatan yang menurun, maka Beban Pokok Penjualan juga tercatat turun 5.43% YoY menjadi Rp17.06, dari sebelumnya Rp18.04 triliun. Beban AKRA terbesar berasal dari segmen Pabrikan yang naik 0.14% YoY menjadi Rp165.032 miliar; Beban segmen Logistik juga tercatat naik 11.37% YoY menjadi Rp535.20 miliar; Beban segmen Kawasan Industri naik 10.55% YoY menjadi Rp320.06 miliar. Sementara untuk beban segmen Perdagangan dan Distribusi masih dapat dikendalikan AKRA dengan penurunan -6.19% YoY menjadi Rp16.04 triliun, yang sudah relatif dalam dari pertumbuhan pendapatan keseluruhan. Alhasil AKRA masih mampu mencatatkan Laba kotor sebesar Rp1.58 triliun.
Dari sisi Beban Usaha, AKRA memang mampu menekan Beban Umum dan Administrasi dengan penurunan rugi sekitar -0.37% YoY menjadi -Rp411.37 miliar, dari sebelumnya -Rp412.91 miliar. Hanya saja AKRA belum mampu melakukan efisiensi pada beberapa pos berikut, yang membuat Beban Umum dan Administrasinya masih tergolong besar. Perhatikan berikut ini:
Beban Umum dan Administrasi AKRA Kuartal II-2024. Source: Laporan Keuangan Kuartal II-2024 AKRA
Meski begitu, AKRA masih dapat mencatatkan penurunan Rugi selisih kurs menjadi Rp6.39 miliar di kuartal II-2024, dibandingkan kerugian selisih kurs yang sebesar Rp28.80 miliar pada kuartal II-2023.
Di samping itu, AKRA ternyata juga mencatatkan Pendapatan Usaha lainnya yang mengalami kenaikan 24.07% YoY menjadi Rp26.80 miliar, dari sebelumnya Rp21.60 miliar.
Jadi meski pendapatannya menurun, namun pada beberapa pos Beban terlihat bahwa AKRA masih mampu mengendalikannya. Hal ini membuatnya AKRA dapat mencetak Laba Usaha sebesar Rp1.14 triliun, meski angka ini relatif turun dari kuartal II-2023 yang sebesar Rp1.35 triliun.
Sedangkan pada Laba Periode Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk hanya turun tipis sekitar -2.71% YoY menjadi Rp1.002 triliun di kuartal II-2024. Imbasnya, NPM AKRA di kuartal II-2024 mengalami perbaikan di kisaran 5.38%.
Historical NPM AKRA. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team
Tercatat untuk total liabilitas AKRA kuartal II-2024 ialah sebesar Rp14.28 triliun dan total ekuitas sebesar Rp14.21 triliun, menunjukkan rasio DER di level 1.26x. Membuat AKRA cukup berisiko dalam menangani seluruh liabilitasnya, baik itu jangka pendek yang sebesar Rp10.02 triliun dan jangka panjang sebesar Rp4.25 triliun.
Historical DER AKRA. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team
Namun pada pos liabilitas jangka pendek, AKRA mencatatkan penurunan utang sekitar 20.03% YoY menjadi Rp10.02 triliun di kuartal II-2024, dari sebelumnya Rp12.53 triliun di kuartal II-2023.
Meski DER yang dimiliki AKRA pada kuartal II-2024 terlihat tinggi. Namun jika di breakdown pada pos liabilitas jangka pendek, maka akan ditemukan adanya jumlah Utang Usaha – pihak ketiga yang nilainya mencapai Rp7.01 triliun. Kabar baiknya Utang Usaha yang besar ini termasuk ke dalam utang yang memiliki arus lancar, bahkan potensi gagal bayar juga terbilang kecil yang ditandai dengan rasio Cash Conversion Cycle (CCC) hanya sekitar 9 hari saja.
Liabilitas Jangka Pendek AKRA Kuartal II-2024. Source: Laporan Keuangan Kuartal II-2024 AKRA
Sementara dalam hal likuiditas, AKRA memiliki total Aset Lancar sebesar Rp16.91 triliun, yang masih cukup besar dibandingkan dengan liabilitas jangka pendek Rp10.02 triliun. Hal ini menunjukkan Liquidity Ratio AKRA berada di level 1.68x, indikasi bahwa AKRA mampu mengandalkan Aset Lancar untuk menutupi liabilitas jangka pendek.
Historical Liquidity Ratio AKRA. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team
Kas operasi AKRA kuartal II-2024 tercatat negatif -Rp853.19 miliar, mengindikasikan kinerja pendapatan AKRA yang belum tercermin sepenuhnya ke dalam kas operasi. Sekaligus menandai, jumlah kas yang masuk lebih kecil dibandingkan kas yang dikeluarkan perusahaan untuk kebutuhan operasional.
Sedangkan pada kas investasi tercatat negatif -Rp595.11 miliar, yang disebabkan oleh aktivitas Perolehan asset tetap AKRA…
Pos kas Investasi AKRA. Source: Laporan Keuangan AKRA Kuartal II-2024
Pos Aktivitas Non-kas AKRA. Source: Laporan Keuangan AKRA Kuartal II-2024
Dan pada pos kas pendanaan juga tercatat negatif sebesar -Rp436.41 miliar, di mana AKRA banyak melakukan sejumlah pembayaran, mulai dari utang bank, liabilitas sewa, hingga membagikan dividen tunai kepada investor.
Dengan posisi kas seperti di atas, maka dapat disimpulkan seperti berikut:
Merespon Arus kas operasi yang negatif, dapat di breakdown pada pos Piutang Usaha, terlihat bahwa sebenarnya AKRA ini memiliki keuntungan, hanya saja lebih banyak ke Piutang Usaha. Menariknya dari Piutang Usaha yang tercatat, ternyata juga Piutang berputar dengan lancar.
Bahkan secara historis, arus kas AKRA ini tercatat negatif lebih dulu. Baru kemudian berubah positif, yang tidak menutup kemungkinan akan terjadi pada semester II-2024 atau di akhir tahun, AKRA baru bisa mendapatkan Piutangnya kembali. Sebagai rincian Piutang Usaha AKRA dapat terlihat dari umur piutang di bawah…
Pos Piutang AKRA. Source: Laporan Keuangan AKRA Kuartal II-2024
Meski AKRA dikenal sebagai penyedia jasa, distributor BBM dan juga bahan kimia. Namun prospek bisnis AKRA ini justra datang dari segmen bisnis lainnya:
Pertama prospek dari Kawasan Industri, yang jika dilihat berdasarkan rincian di atas, segmen ini terdiri dari dua jenis yakni: Segmen Penjualan Tanah Kawasan Industri dan Segmen Penjualan Listrik dan Utilitas Lainnya.
Untuk Segmen Penjualan Tanah inilah yang berpotensi mendatangkan sumber pendapatan tambahan bagi perusahaan dalam waktu 5 sampai 10 tahun ke depan, baik dengan cara disewakan maupun dijual.
Hanya saja yang perlu digarisbawahi di sini, jika ternyata ada landbank yang terjual maka AKRA tidak lagi memiliki sumber pendapatan tambahan. Terkecuali AKRA memutuskan menambah dan/atau membuka Kawasan industri di lokasi lain sebagai bentuk ekspansi di segmen Kawasan Industri.
Denah Kawasan Industri AKRA. Source: Public Expose AKRA 2023
Kendati begitu, AKRA masih akan memiliki sumber pendapatan tambahan lain yang berasal dari Penjualan Listrik dan Utilitas Lainnya, meliputi listrik, gas, air, waste water, hingga jasa Pelabuhan. Ini berarti segmen Penjualan Listrik dan Utilitas dapat menjadi pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan bagi AKRA.
Proyeksi Utilisasi AKRA. Source: Public Expose AKRA 2023
Kedua, prospek bisnis AKRA juga datang dari segmen bisnis Kimia Dasar, di mana AKRA bekerja sama dengan Asahimas Chemical. AKRA berperan sebagai distributor utama untuk berbagai bahan kimia dasar, termasuk chlor alkali, solvents, asam, serta bahan kimia organik dan non-organik untuk Asahimas Chemical. Kerja sama keduanya semakin berpotensi menarik, lantaran Asahimas Chemical akan membangun fasilitas pabrik baru di Cilegon, yang pada gilirannya akan meningkat permintaan produk kimia milik AKRA.
Ketiga, AKRA saat ini tengah bersiap membangun stasiun pengisian kendaraan listrik (Charging Stations)
Charging stations ini akan dibuat terintegrasi dengan seluruh SPBU BP-AKR. Terlebih lagi untuk saat ini, AKRA dan BP sudah melakukan opersional battery swab station di seluruh SPBU BP-AKR yang sudah efektif beroperasi.
Rencana ini sebagai respon AKRA terhadap peluang bisnis infrastruktur kendaraan listrik. Di mana BP yang menjadi partner ternyata sudah mengembangkan charging station – BP Pulse di beberapa negara. Untuk merealisasikan ini, AKRA juga bekerja sama dengan pihak ketiga yang rencananya untuk charging station roda dua hanya akan ada di beberapa stasiun BP AKR.
Terlepas dari yang sudah ada, kedepannya AKRA berencana untuk membangun charging station cepat untuk kendaraan listrik melalui teknologi BP Pulse yang statusnya sudah BP Global.
AKRA merupakan salah satu emiten supply chain dan logistic yang mendistribusikan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM), yang membagikan dividen sebanyak 3x di sepanjang 2023. Berikut ini data historical pembagian dividen AKRA:
Historical pembagian dividen AKRA. Source: sahamidx.com
Setelahnya, kini di tahun 2024 nampak bahwa AKRA sudah mau 2x membagikan dividen kepada para investor. Yang pertama kali AKRA sudah membagi dividen tunai pada 8 Mei 2024 dengan nilai Rp50 per saham atau setotal Rp986 miliar, makesense dengan total Kas dan setara kas yang dimiliki AKRA…
Historical Cash AKRA. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team
Di mana naiknya dividen AKRA ini memang sudah sesuai dengan Dividen Payout Ratio yang naik sekitar 90% nan di 2023 kemarin.
Historical Dividend Payout Ratio AKRA. Source: Cheat Sheet Kuartal II-2024 by RK Team
Bercermin dari total Kas dan setara kas yang dimiliki AKRA sekitar Rp4.82 triliun, serta perkiraan kinerja laba bersih tahun 2024 bisa tumbuh di kisaran 12% – 15%. Maka, bukan tidak mungkin emiten energi ini dapat membagikan dividen yang tidak jauh berbeda dengan tahun 2023 kemarin.
Target pertumbuhan kinerja AKRA. Source: Laporan Tahunan AKRA 2023
Terlepas dari perkiraan tadi, dalam waktu dekat tepat pada 15 Agustus ini AKRA kembali akan membagi dividen interim dengan nilai Rp50 per saham atau sebesar Rp986.85 miliar.
Pembagian dividen rutin dan konsisten memang nampak menarik bagi teman-teman investor, terutama bagi para dividen hunter. Hanya saja di sini, teman-teman perlu kembali menilai kinerja fundamental AKRA secara keseluruhan.
Meski dengan prospek saham AKRA yang menarik ke depan, di mana perusahaan akan mengambil andil dalam menyediakan infrastruktur kendaraan listrik, berupa charging station SWAP. Ditambah dengan prospek dari Kawasan Industri, dengan catatan lahan yang dimiliki hanya disewakan, sehingga AKRA bisa memiliki recurring income.
Akan tetapi jika lahan yang ada dijual, maka AKRA tidak memiliki kesempatan recurring income. Justru sebaliknya AKRA harus berekspansi mencari Kawasan industri lain untuk tetap mempertahankan bisnis tanah Kawasan industrinya tersebut.
Prospek saham AKRA lainnya juga datang segmen Listrik dan Utilisasi lainnya yang diprediksikan permintaannya akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Di mana ini akan sangat menguntungkan bagi pendapatan AKRA.
Sedangkan dari sisi kinerja keuangan khususnya rasio DER yang dimiliki AKRA pada kuartal II-2024 memang terkesan besar di level 1.26x, secara tidak langsung mengindasikan kemampuan AKRA yang sangat terbatas dalam memenuhi total liabilitas. Di mana untuk total liabilitas Rp14.28 triliun, sedangkan total ekuitas yang dimiliki Rp14.21 triliun. Namun jika di analisa seperti di atas, maka kita dapatkan adanya jumlah Utang Usaha – pihak ketiga yang nilainya mencapai Rp7.01 triliun. Meski secara angka terbilang tinggi, tetapi Piutang Usaha ini berjalan lancar dan potensi gagal bayarnya kecil dengan CCC hanya sekitar 9 hari saja.
Kemudian dari kinerja Arus Kas yang tergolong tidak sehat, terutamanya dari Arus Kas Operasi tidak serta merta menandakan bahwa arus kas AKRA buruk. Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa secara historical arus kas AKRA tercatat negatif lebih dulu. Tetapi bukan tidak mungkin di semester II-2024 atau di akhir tahun, AKRA baru bisa mendapatkan Piutangnya kembali, sehingga kas menjadi positif.
Nah bagaimana dengan pandangan teman-teman investor mengenai prospek saham AKRA tahun ini?***
Jika Anda tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang investasi dan analisis saham, bergabunglah dengan program Value Investing Mastery. Klik gambar di bawah ini untuk mendaftar dan memulai perjalanan investasi Anda.
© 2024. All rights reserved