Perbedaan Investing Dan Trading Dalam Membangun Keuangan Jangka Panjang

Cari tahu perbedaan antara investing dan trading, pilihan bijak antara investasi saham jangka panjang atau trading

Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.

Dunia di mana sumber daya yang ada sangat terbatas dan pasokan uang terus bertambah, suka tidak suka, mau tidak mau, inflasi merupakan hal yang pasti terjadi. Uang yang kita miliki saat ini tidak akan mampu membeli barang yang sama lima tahun ke depan. Dari sini lah kami mencoba untuk membuat data inflasi Indonesia 20 tahun kebelakang dan 20 tahun kedepan.

Berdasarkan data di atas, dari tahun 2001 hingga 2021 Inflasi di Indonesia rata-rata 5,84%, di ibaratkan gaji UMR tahun 2001 senilai Rp 1 juta, sekarang menjadi Rp 3 juta. Saat ini mungkin kita masih dalam masa produktif dan sedang bekerja atau berwirausaha. Jika Anda pegawai kantoran dan Anda berharap untuk mendapatkan uang pensiun, sudahkah Anda mempersiapkan masa pensiun nanti? Katakanlah Anda berusia 30 tahun dan memiliki masa kerja 25 tahun lagi sebelum pensiun. Hanya dengan asumsi rata-rata inflasi 6% (tidak menutup kemungkinan di masa mendatang melebihi 6%), harga sepiring nasi saat ini Rp 20 ribu, di tahun 2046 menjadi kurang lebih Rp 86 ribu, dimasa pensiun nanti jika Anda mendapatkan uang 1M, berapa tahun Anda mampu bertahan?

Jawabannya adalah hanya 5 tahun.

Terlihat dari data di atas, jika gaji kita di tahun 2041 kurang lebih Rp 10 juta/bulan dan biaya uang makan untuk 2 orang selama 30 hari senilai Rp 15 juta, maka hidup kita pun akan menjadi serba kekurangan. Gap yang sangat besar antara gaji dengan biaya hidup terjadi di sini, barulah kita mulai sadar dan seharusnya mencari alternatif sedini mungkin agar mampu mengalahkan inflasi dengan cara berinvestasi. Tentunya kita harus memperbaiki Mindset kita terlebih dahulu mengenai investasi, salah satu orang terkaya di dunia Warren Buffett mengatakan suatu instrumen investasi dapat dikatakan investasi apabila memenuhi syarat pertama yaitu Produktif, ada value creation (dapat menciptakan nilai), contoh seperti kebun buah dapat menghasilkan buah yang dapat dijual dan menghasilkan value, begitupun dengan bisnis, misalkan Anda punya restoran pastinya akan menghasilkan laba yang artinya mempunyai value.

Atas dasar ini lah kita akan mengetahui kita sekarang berinvestasi atau berspekulasi. Lalu bagaimana sih contoh Spekulasi? Spekulasi artinya investasi itu tidak memiliki value tetapi harga tersebut hanya berdasarkan kepercayaan orang, seperti contoh kita membeli saham dengan harga yang sudah mahal, dengan harapan besok akan ada yang membeli di harga yang lebih mahal lagi.

Mari kita bahas apa saja instrumen investasi yang bisa memberikan return terbaik?

Sejak tahun 2010 sampai 2022, penulis telah menghitung data inflasi, begitu juga dengan suku bunga Bank Indonesia yang menjadi patokan yield deposito di bank kita. Kemudian Penulis juga menghitung kupon dari obligasi pemerintah yang bisa dianggap sebagai risk free dari instrumen investasi yang ada di negara kita

Dari data di atas Investasi Saham lah yang bisa memberikan return tertinggi. Dengan rata-rata yield diatas 12%, pasti akan ada pertanyaan “Apakah Trading Saham masuk dalam kriteria Investasi ataupun Value Creation?” jawabannya adalah TIDAK.

Mengapa? Karena Trading Saham masuk dalam kategori Spekulasi (hanya berdasarkan kepercayaan seseorang) di mana Anda membeli saham dengan harga yang sudah mahal, dengan harapan besok akan ada yang membeli di harga yang lebih mahal lagi. Pentingnya berinvestasi untuk mengatasi inflasi menjadi lebih nyata ketika kita melihat contoh investor yang berhasil. Tentunya harus ada bukti siapa saja yang mampu melampaui Government Bond Yield maupun Inflasi dalam jangka panjang, yaitu:

  1. Warren Buffett dengan kepemilikan Berkshire Hathaway CAGR Return 24,7% Selama 50 tahun
  2. Sandiaga Uno dengan kepemilikan Saratoga Investment CAGR Return 16,6% belum termasuk dividen dari 2013-2021.
  3. Michael Bambang Hartono dan adiknya hanya dari BBCA dari 1998 membeli 1T sekarang 2022 Market Cap 870T atau CAGR Return 32,6%.
  4. Peter Lynch Seorang Fund Manager Magellan CAGR Return 29% selama 13 Tahun.
  5. Lo Kheng Hong dengan Cigarbutt (Ben Graham) keuntungan UNTR selama 6 tahun 34,8 %.

Hasil return mereka jauh melebihi Government Bond Yield (Kupon Obligasi Pemerintah) maupun Inflasi, mereka tidak akan mendapatkan return yang stabil apabila mereka melakukan Trading saham.

Pilihlah langkah yang tepat untuk keuangan Anda, dengan memahami perbedaan antara investing dan trading, Anda dapat mengatasi inflasi dan membangun keuangan yang kokoh. Bergabunglah dengan program Value Investing Mastery untuk memulai perjalanan Anda menuju keberhasilan finansial jangka panjang.

Facebook
Telegram
WhatsApp
Twitter