Penurunan IHSG di Awal 2023: Saham Batubara Penyebabnya?
Penurunan IHSG di Awal 2023: Saham Batubara Penyebabnya? – Di artikel ini kami mencoba membahas mengenai Penurunan IHSG di Awal 2023: Saham Batubara Penyebabnya?
Awal tahun 2023, terlihat pergerakan dari IHSG yang menurun. Lalu sektor apa saja yang mempengaruhi dari penurunan IHSG tersebut? dan bagaimana kita harus bereaksi menghadapi hal tersebut? Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini.
Pergerakan Market 2023
Pada awal tahun 2023 tepatnya tanggal 2 Januari, memperlihatkan IHSG yang mengalami penurunan dan IHSG masih belum menunjukkan tanda-tanda untuk rebound. Jika dihitung secara year to date IHSG menunjukkan penurunan sebesar 3,05%. Hal ini juga akan berdampak pada kinerja portofolio dari beberapa investor.
Dari hal tersebut ternyata yang terjadi adalah investor asing ramai-ramai mengambil untung. Jika dilihat dari pergerakan investor asing dalam dua minggu pertama bulan Januari 2023 ini mencatatkan Net Sell. Hal ini terlihat dari data statistik dari bursa. Bahwa selama awal bulan Januari 2023 hingga saat ini (per tanggal 13 Januari 2023), asing sudah mencatat Net Sell (Net Trading Value) sebesar 5,1 Triliun Rupiah, dan dalam harian (Net Sell asing) menurun sebesar 551 Milyar Rupiah (per tanggal 13 Januari 2023).
Jika dilihat dari sebelas sektor yang ada di bursa Indonesia. Yang mempengaruhi penurunan terbesar IHSG adalah dari sektor energi. Dimana sektor energi di tahun 2022 mengalami kenaikan 100%, namun di awal tahun 2023 ini mengalami penurunan sebesar 6,77%. Seperti yang kita ketahui, di dalam sektor energi ini didominasi oleh saham-saham batubara.
Saham Batubara
Berikut ini ada empat saham batubara yang paling disoroti, yaitu dari saham ADRO, BYAN, PTBA dan ITMG. BAYAN Resources menjadi salah satu saham yang baru saja menjadi perhatian oleh investor pada tahun 2022. Keempat saham tersebut mengalami penurunan. Yang pertama dari saham ADRO, dimana di dua minggu pertama bulan Januari 2023, dilihat dari year to date saham ADRO mengalami penurunan sebesar 18,44%. Kedua dari saham BAYAN Resources. Menariknya dari saham ini adalah, dimana tahun 2022 saham BYAN mengalami kenaikan, namun di tahun 2023 ini justru mengalami koreksi (penurunan) sebesar 4,05%. Kemudian yang ketiga dari saham PTBA. Saham ini secara year to date mengalami penurunan sebesar 9,76%. Dan ssaham ketiga yaitu ITMG juga mengalami penurunan yaitu sebesar 9,55%.
Dari beberapa berita mengenai kondisi saham batubara, untuk tren harga saham batubara ini masih tetap menjadi daya tarik (hot). Menurut para analis, harga saham batubara ini masih diperkirakan dengan prospek yang menarik karena hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan China akan batubara di tahun 2023 meningkat. Bahwasanya, China telah menghapus kebijakan Zero Covid yang akhirnya membuat masyarakat kembali beraktifitas dan hal ini membuat permintaan energi juga meningkat. Satu-satunya sentiment yang membuat harga saham batubara menurun adalah akibat dari China yang sudah mulai membuka aktivitas import batubara dari Australia.
Harga Acuan Batubara
Di tahun 2023, harga acuan batubara masih cukup tinggi yaitu diantara US$350 hingga US$400/lembar saham. dilihat dari harga saham batubara mulai menurun, salah satunya terlihat dari saham ITMG di akhir tahun 2022 sempat menyentuh di harga Rp45.000/lembar saham, kemudian di tahun 2023 menurun sebesar Rp35.000/lembar saham. Kita sebagai investor dapat menunggu hingga rilisnya Laporan keuangan kuartal 1 tahun 2023 untuk menjadikan saham ITMG sebagai koleksi dalam portfolio. Hal ini perlu menjadi perhatian, jika pada kuartal 1 tahun 2023 masih mengalami kenaikan kinerja atau pertumbuhan kinerja, saham ini dapat dikatakan menarik. Dan jika tidak memperlihatkan pertumbuhan kinerja di kuartal 1 tahun 2023, hal ini perlu diwaspadai dan juga berhati-hati. Terutama pada harga saham batubara ini mengalami penurunan dan tidak dapat mempertahankan harganya di atas US$350 hingga US$400/lembar saham, maka disitulah akan terjadi koreksi besar di sektor batubara
Terlepas dari penurunan harga saham batubara, permintaan jasa tambang justru mengalami kenaikan. Karena jika mengenai hal tersebut tidak terpacu hanya dari sektor batubara melainkan juga dari sektor-sektor yang lain. Dapat dilihat pertambangan nikel yang semakin ramai dan menarik. Artinya jika memilih sektor pendukung dari tambang ini menjadi langkah yang bagus dan tidak tergantung dari satu sektor tertentu.
Disisi lain yang perlu diperhatikan yaitu dari harga emas yang mulai menarik. Seperti yang kita ketahui di tahun 2022 The Fed menaikkan suku bunganya secara agresif dan membuat harga emas ini menurun cukup signifikan dari harga 2.200/troy ons Dollar menurun menjadi 1.500/troy ons Dollar. dan saat ini (per tanggal 13 Januari 2023) harga emas menyentuh sebesar 1.900/troy ons Dollar artinya sudah mulai mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2022.
Itulah pembahasan mengenai update market di awal bulan tahun 2023. Nantikan update-an informasi tentang saham yang lebih menarik lagi.
Erose Perwita
Author | Founder theinvestor.id