Menjelang Rebound di Tahun 2023: Update Market Februari 2023
Dalam artikel ini, dibahas tentang kondisi pasar saham di bulan Februari 2023 yang masih lesu meskipun diharapkan akan rebound akibat adanya Foreign Flow. Namun, penulis masih beranggapan positif dan optimis untuk rebound di tahun 2023. Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini.
Perkembangan IHSG selama tiga bulan terakhir (per Desember 2022 hingga Februari 2023) menunjukkan kenaikan yang masih sulit untuk mencapai di angka 7.000, dapat diartikan bahwa kondisi market saat ini (Februari 2023) masih lesu. Hal ini diluar ekspektasi, dimana seharusnya di bulan Februari 2023 market bisa rebound karena adanya Foreign Flow yang seharusnya dapat menopang IHSG. Namun tetap beranggapan secara positif dan optimis di tahun 2023 market akan rebound. Belum ada sentiment positif untuk IHSG di bulan Februari 2023 dan masih dibayangi oleh kenaikan suku bunga acuan. Secara year to date, IHSG masih menunjukkan penurunan sebesar 0,11%, lalu bagaimana kinerja portfolio saat ini? Apakah di atas IHSG atau di bawah IHSG? Pencapaian utama seorang investor adalah beat the market dalam jangka waktu tahunan.
Berikut ini beberapa saham yang menjadi penggerak IHSG.
Pada bulan Februari 2023, ada beberapa saham yang menjadi penggerak IHSG, di urutan pertama ada saham BBCA (Bank BCA) yang menyumbang kenaikan IHSG dengan bobot tertinggi yaitu sebesar 19,66%, namun mengalami kenaikan harga saham hanya 3,2%, kedua dari saham UNTR (United Tractor) yang menyumbang kenaikan IHSG dengan bobot 12,14% dan per posisi Februari 2023 mengalami kenaikan harga sahamnya sebesar 13,6%, ketiga dari saham GOTO (Gojek Tokopedia) yang menyumbang kenaikan IHSG dengan bobot 11,40% dan mengalami kenaikan harga sahamnya sebesar 5,4%. Kemudian ada salah satu saham dari penggerakan IHSG yang mengalami kenaikan harga sahamnya cukup tinggi yaitu saham HMSP (HM Sampoerna) dengan kenaikan sebesar 21,5%. Secara year to date (posisi 1 januari hingga 28 Februari 2023) saham yang berusaha untuk mendorong kenaikan IHSG yaitu saham GOTO dengan kenaikan harga sebesar 29,7%, kedua dari saham BRPT (Barito Pasific) dengan kenaikan harga sebesar 23,8%, dan kenaikan harga saham tertinggi yaitu dari saham HMSP yang naik sebesar 41,1%.
Kemudian ada beberapa saham yang menjadi pemberat IHSG yang saat ini masih cukup sulit untuk naik di angka 7.000.
Pada posisi Februari 2023 yaitu dari saham BYAN (Bayan Resources) yang mengalami penurunan pada harga sahamnya sebesar 4,5%. Secara tahunan saham BYAN juga menduduki posisi pertama sebagai saham pemberat IHSG dengan penurunan harga sahamnya sebesar 8,6%. Selain saham BYAN, ada saham ARTO (Bank Jago) yang juga menjadi pemberat IHSG. Secara bulanan (Februari 2023) saham ARTO mengalami penurunan harga sahamnya sebesar 21,8%, dan secara tahunan (per Januari hingga Februari 2023) menurun sebesar 32,5%. Kemudian dari saham ADMR (Adaro Minerals) secara tahunan (per Januari hinga Februari 2023) harga sahamnya menurun sebesar 23,3%.
Secara Foreign Flow, masuknya dana asing (Net Buy) pada posisi Februari 2023 sebesar 2,4 Triliun Rupiah. Kemudian untuk hariannya (28 februari 2023) dana asing yang kelua (Net Sell) sebesar 1 Triliun Rupiah. Berikut ini beberapa index sectoral yang mempengaruhi IHSG selama dua bulan terakhir (Januari hingga Februari 2023). Pertama dari sektor energi yang menjadi pemberat IHSG. Secara tahunan (2023) mengalami penurunan sebesar 7,82%. Kemudian sektor yang mengalami kenaikan di periode tahun 2023 ini adalah sektor transportasi dan logistik, dimana sektor ini mengalami kenaikan sebesar 16,49%, kenaikan ini cukup signifikan dibanding dengan sektor yang lainnya. Namun untuk saham-saham di sektor transportasi dan logistik ini tidak masuk dalam saham-saham dengan market cap terbesar, maka pengaruh terhadap IHSG ini kecil. Ada dua saham dari sektor transportasi dan logistik yang mengalami kenaikan cukup signifikan di awal tahun 2023 ini yaitu saham TMAS dan saham BIRD.
Berikut ini adalah pergerakan dari saham TMAS dan saham BIRD.
Di awal tahun 2023, kedua saham tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Secara year to date untuk saham TMAS mengalami kenaikan sebesar 71,8%, sedangkan untuk saham BIRD naik sebesar 25,2%.
Berikut ini sekilas mengenai kinerja portfolio kami selama tahun 2023.
Pada bulan Januari 2023 kinerja portfolio masih menunjukkan penurunan Yield sebesar 0,66%. Kemudian di bulan Februari 2023 mengalami kenaikan sebesar 4,39% dibandingkan dengan IHSG yang menunjukkan penurunan sebesar 0,11% dan LQ45 naik sebesar 0,61%. Saat ini kami optimis untuk kinerja portfolio di tahun 2023 beat the market dengan target mengalahkan IHSG +10%. Saat ini kami memiliki 10 saham.
Salah satu saham yang kami miliki memberikan kontribusi yang signifikan yaitu dari saham MAPA (MAP Aktif Adiperkasa) sebesar 41,11%. Untuk saham MAPA kami mentargetkan harga sahamnya mengalami kenaikan hingga Rp 6.000/lembar saham hingga Rp 8.000/lembar saham.
Itulah sekilas mengenaik market update untuk posisi Februari 2023 beserta review kinerja portfolio kami. Nantikan artikel terbaru dengan pembahasan yang lebih menarik lagi. Semoga bermanfaat 😊
Untuk mengetahui secara advance tentang bagaimana cara mencari saham saham yang berpotensi bagger atau mengetahui cara berinvestasi tumbuh dengan tenang tanpa mantengin chart tiap hari. silahkan klik gambar dibawah. Akan kami beritahu bagaimana caranya!
Erose Perwita
Author | Founder theinvestor.id