Mengungkap Strategi Vidio.Com Dan Sentimen Pemilu Dalam Mengangkat Kinerja Saham SCMA Di Kuartal III 2023

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Pengantar

PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) telah menunjukkan optimisme terhadap kinerja layanan streaming OTT Vidio.com, meskipun belum mencapai laba yang diharapkan. Dengan penambahan konten olahraga eksklusif, SCMA berharap Vidio.com dapat menjadi penggerak utama kinerja perusahaan.

 

Positioning SCMA Berdasarkan Model Bisnis

SCMA sebagai stasiun televisi memiliki dua model bisnis yakni, televisi konvensional yang sampai sekarang masih menjadi televisi dengan audience terbanyak dari sisi General Entertainment (GE). Untuk diketahui. GE ini merupakan salah satu segment yang paling banyak diminati di seluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan kualitasnya yang tidak terlalu berbobot dan santai, seperti tayangan sinetron dan series.

Source: Investor Release SCMA 9M2023

Dari data Audience Share SCMA per 9M2023, terlihat bahwa SCTV dan IVM masih mendominasi di tiga besar. Disusul dengan saluran televisi anak Mentari, yang juga berada di urutan ke lima dalam market share dari GE.

Sementara dari sisi model bisnis Digital Out of Home (DOOH) melalui layanan OTT yakni Vido.com, telah berhasil menjadi layanan OTT Nomor 1 pada Kuartal IV-2022. Bahkan saat itu Vidio.com mampu mengalahkan Netflix.

Ya, berdasarkan survei aplikasi hiburan di Indonesia, oleh Jakarta Snapcart yang bekerja sama dengan tSurvey.id dari Telkomsel pada Oktober 2022 lalu. Menyebutkan ada empat aplikasi hiburan terpopuler di Indonesia yakni Vidio.com, Netflix, Disney+ Hotstar, dan Viu. Di mana Vidio.com menjadi aplikasi dengan pengguna terbanyak dan mengalahkan para kompetitornya.

Source: liputan6.com/tekno/read

Survei tersebut menunjukkan posisi terkuat Vidio.com dengan 27.7 juta pengguna aktif. Lalu disusul oleh Netflix sebanyak 11.3 juta. Kemudian Viu sebanyak 10.4 juta dan juga Disney+ 2.4 juta.

Sementara, berdasarkan data Investor Release SCMA untuk 9M2023, Vidio.com telah memiliki rata-rata lebih dari 59 juta pengguna aktif bulanan. Vidio.com menjadi pemimpin pasar dalam berbagai metrik: Sebagai aplikasi nomor 1 di kategori hiburan Google Play Store; dan juga layanan nomor 1 OTT untuk MAU; Nomor 2 untuk total menit streaming; Nomor 3 untuk jumlah pelanggan di Indonesia (MPA Q2 2023). Vidio.com telah menjadi aplikasi nomor satu yang paling banyak diunduh setiap bulan di Google Play Store, dan secara rutin menjadi aplikasi hiburan nomor satu yang paling banyak diunduh pada tahun 2022 dan tahun 2023.

Source: Public Expose – SCMA

Tidak heran, jika Vidio.com menjadi layanan streaming dengan growth terbesar. Sekaligus memiliki pengguna aktif terbanyak yang menjadi keuntungan tersendiri bagi SCMA. Bagaimana tidak, Vidio.com sebagai platform OTT yang menyediakan layanan streaming terlengkap, yang juga terhubung langsung dengan lebih dari 50 stasiun televisi dan juga 30 radio.

Vidio.com menyajikan ribuan konten lokal maupun internasional, jaringan televisi berbayar, layanan Video on Demand, hingga ragam konten eksklusif lainnya. Konten yang disajikan Vidio.com tersebut berupa film layar lebar, film documenter, serial TV, hingga pilar konten – Vidio Original Series yang bisa disaksikan oleh berbagai usia.

Tidak hanya itu, SCMA juga menambahkan konten-konten eksklusif olahraga seperti halnya Liga Inggris, NBA, Seri A Italia, La Liga Spanyol hingga Piala Dunia.

Optimisme SCMA terhadap Vidio.com cukup tinggi, karena Vidio.com juga memproduksi konten original series. Bahkan Vidio.com juga mendistribusikan konten original series tersebut melalui platform milik sendiri, kepada pihak ketiga, sebut saja diantaranya ada Disney+, Netfilx, Prime Video dan lain sebagainya.

 

Minat Masyarakat terhadap Vidio.com

Bagaimana dengan minat masyarakat Indonesia dalam mengakses layanan Vidio.com? Menurut dataindonesia.id, konten premium seperti OTT (Over the Top) ataupun CTV (Connected TV) masih menduduki peringkat pertama.

Data terakhir tahun 2022. Source: dataindonesia.id

Data ketertarikan di atas, secara tidak langsung telah menunjukan preferensi masyarakat dalam memilih konten akan mendukung Vidio.com, untuk bertumbuh kedepannya. Terlebih lagi Vidio.com menawarkan beragam tayangan, mulai dari saluran TV hingga film layar lebar.

 

Review Kinerja Laba/Rugi SCMA Kuartal III-2023

Berdasarkan kinerja laporan keuangan kuartal III-2023, SCMA tercatat mengalami penurunan pendapatan sekitar -3.23% YoY, menjadi Rp4.79 triliun dari sebelumnya kuartal III-2022 yang sebesar Rp4.95 triliun.

Pos Pendapatan SCMA. Source: Laporan Keuangan SCMA Kuartal III-2023

Jika di breakdown, maka di kuartal III-2023 ini SCMA mencatatkan adanya kenaikan beban program dan siaran hingga sebesar -Rp3.18 triliun. Angka ini lebih tinggi dari beban program dan siaran di kuartal III-2022 yang sebesar -Rp2.70 triliun.

Pos Beban Program dan Siaran SCMA. Source: Laporan Keuangan SCMA Kuartal III-2023

Terlihat bahwa SCMA mencatatkan adanya kenaikan biaya program dan amortisasai persediaan content program serta beban lainnya yang meningkat.

Akibatnya Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk tercatat turun -71.5% YoY menjadi Rp236.59 miliar di kuartal III-2023, lebih rendah dibandingkan dengan laba Rp830.77 miliar di kuartal III-2022.

Lalu, bagaimana dengan kondisi laporan laba rugi dari entitas anak yang menaungi Vidio.com? Berikut ini penjabarannya…

Pos Kepentingan NonPengendali pada Entitas Anak. Source: Laporan Keuangan SCMA Kuartal III-2023

Meskipun terdapat kenaikan pendapatan sekitar 40% YoY menjadi sebesar Rp762.90 miliar di kuartal III-2023, dibandingkan sebelumnya Rp544.50 miliar di kuartal III-2022. Rupanya Vidio.com masih mengalami kerugian yang meningkat dari tahun 2022 secara YoY.

Melihat kerugian SCMA dari sisi kinerja keuangan, maka dapat kita katakan bahwa SCMA perlu upaya dalam mengurangi rugi periode berjalan dari Vidio.com, di mana minusnya pertumbuhan laba SCMA memang tidak dapat dipungkiri karena dalam mengembangkan Vidio.com yang merupakan produk digital memang tidak murah, ditambah biaya dari siaran langsung tayangan olahraga yang juga memang cukup besar.

Menariknya, meski secara kinerja keuangan SCMA masih merugi bahkan di kuartal III-2023. Namun secara operasional Vidio.com, bisa dikatakan bahwa SCMA berhasil menjaring lebih banyak pelanggan Vidio.com. Berdasarkan data terakhir, pelanggan Vidio.com dari yang semula hanya 400 ribu di tahun 2019, hingga semester I-2023 sudah bertambah besar menjadi 3.8 juta pelanggan atau sudah naik sekitar +850% dalam hitungan beberapa tahun.

 

Sentimen Pemilu 2024

Euforia pemilu 2024, nampaknya tidak dilewatkan begitu saja oleh SCMA. Melalui program televisi Liputan6 – SCTV, telah mengambil partisipasi secara aktif untuk menayangkan penyelenggaraan pemilu 2024…

Source: liputan6.com

Di mana tayangan tersebut akan berlangsung sesuai periode Debat Calon Capres dan Cawapres 2024 yang akan dilakukan sebanyak lima kali, terhitung dari Desember 2023 hingga Februari 2024 mendatang.

Keterlibatan aktif SCMA dalam penyelenggaran pemilu 2024, memang tidak lepas dari peran media yang sangat dibutuhkan oleh Masyarakat luas untuk mendapatkan informasi mengenai Capres dan Cawapres.

 

Kesimpulan dan Valuasi

Jadi, penurunan kinerja SCMA pada kuartal III-2023 ini masih dapat ditoleransi, mengingat dalam upaya pengembangan Vidio.com yang merupakan produk digital memang tidak murah. Terlebih lagi, SCMA memutuskan untuk menambahkan konten-konten olahraga eksklusif, yang mana secara biaya siaran langsung tayangan olahraga tersebut juga cukup besar. Sehingga tidak heran, jika pengembangan Vidio.com menggerus pertumbuhan laba SCMA.

Kendati kinerja laba menurun, setidaknya di kuartal IV-2023 SCMA cukup terbantu oleh euphoria pemilu 2024 di mana kampanye Capres dan Cawapres sendiri telah dimulai sejak Desember 2023 kemarin. SCMA sendiri telah mengambil partisipasi aktif dalam menayangkan berbagai informasi mengenai Capres dan Cawapres dalam pemilu 2024 ini. Bukan tidak mungkin, pada laporan keuangan kuartal berikutnya SCMA akan mencatatkan pertumbuhan pendapatan.

Dari sisi valuasi, SCMA memiliki valuasi yang masih cukup premium dengan PER sebesar 37.05x dan PBV sebesar 1.59x yang menjadikan SCMA masih terbilang mahal. Jika dibandingkan dengan kompetitornya yakni BMTR yang memiliki PER sebesar 6.92x dan PBV sebesar 0.29x, lebih rendah dari valuasi SCMA saat ini.

Ingin mendapatkan wawasan lebih lanjut? Segera bergabung dengan program Value Investing Mastery dengan mengklik gambar di atas ini. Raih kesuksesan finansial Anda sekarang juga.