Menggali Potensi Saham PT Mitra Pack tbk (PTMP) Yang Masuk LQ45

Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.

Pengantar

PTMP menjadi hangat diperbincangkan beberapa hari ini, di karenakan saham yang baru IPO tanggal 6 Maret 2023 ini masuk ke indeks LQ45, yang kita tahu bahwa indeks LQ45 ini merupakan indeks yang menjadi acuan banyak investor dalam memilih perusahaan-perusahaan yang berfundamental bagus. Tidak hanya PTMP saja yang baru masuk ke indeks LQ45, tapi ada 3 saham lainnya, yaitu MBMA, MTEL, dan PGEO. Artikel ini akan membahas secara mendalam kinerja, prospek, dan analisis saham PTMP yang baru-baru ini masuk ke dalam indeks LQ45.

 

Pergerakan Harga Saham PTMP Sejak IPO

Kalau kita melihat dari berita yang beredar, Direktur Pengembangan BEI menyampaikan jika penetapan konstituen suatu indeks itu menggunakan parameter kuantitatif dan kualitatif seperti value, volume, frekuensi, rasio fundamental, dan parameter lain. Menurut BEI, saham yang masuk ini sudah memenuhi semuanya. Kemudian Bursa Efek Indonesia tidak bisa mengungkapkan secara detail mengenai parameter atau metodologi yang dipakai dalam menilai suatu perusahaan bisa masuk atau tidak ke dalam suatu indeks. Hal ini dilakukan agar tidak ada pihak yang melakukan usaha tertentu dengan mengetahui rumusnya dan mengikuti agar bisa masuk ke dalam indeks.

Kemudian di harga saat ini Rp 282/lembar saham, PTMP memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 894 miliar. Angkanya sangat kecil dibandingkan dengan 3 saham lain yang juga baru masuk, seperti MTEL market cap saat ini Rp 55,1 triliun, MBMA Rp 72,3 triliun, dan PGEO Rp 54,4 triliun. Tentu saja angka market cap PTMP sangat kecil jika dibandingkan ketiga saham tersebut. Kalau kita cek, indeks LQ45 itu adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham perusahaan dengan mempunyai likuiditas tinggi, memiliki kapitalisasi pasar yang besar, dan didukung fundamental perusahaan yang baik, dan masuknya empat saham tadi ke LQ45. Maka ada empat perusahaan yang keluar, yaitu INDY, SCMA, TBIG, dan TPIA.

Jadi karena memang parameter yang digunakan ini tidak bisa dijelaskan secara rinci, disini kita akan mencoba review bisnis, neraca, dan kinerja operasional dari PTMP ini, karena di tanggal 26 Januari 2024 kemarin sahamnya ARA, jadi supaya tidak FOMO alias ikut-ikutan, kita analisis dulu perusahaannya.

Oke sebelumnya kita bahas dulu pergerakan harga sahamnya sejak IPO, pergerakan harga saham PTMP sejak IPO mengalami kenaikan 135%, di mana ketika IPO harga sahamnya berada di level Rp 120/lembar saham dan saat ini sudah berada di level Rp 282/lembar saham. Kemarin tanggal 26 Januari 2024 harga sahamnya mencetak ARA.

Profil Perusahaan

Mengenai profil perusahaan, PT Mitra Pack Tbk (PTMP) didirikan pada tanggal 25 Mei 2000 dan saat ini perusahaan memiliki jenis usaha perdagangan dan distributor resmi barang-barang industri sektor pengemasan, seperti coding, marking, labeling, product inspection system, shrink packaging systems & material, dan lain sebagainya.

Kantor operasional PT Mitra Pack Tbk ini berada di Kota Tangerang, dengan cabang yang berada di Semarang dan Surabaya.

Masuk di kepemilikan saham, posisi September 2023 pemegang saham terbesar PTMP adalah PT Kencana Usaha Sentosa sebesar 73%, kemudian jajaran direksi dan komisaris juga memiliki saham PTMP masing-masing sebesar 1% dan sisanya untuk masyarakat sebesar 25%.

Kinerja Perusahaan

Dari sisi neraca, posisi September 2023, perusahaan memiliki aset yang mengalami kenaikan signifikan yaitu 90% secara ytd menjadi Rp236,8 miliar. Hal ini karena perusahaan memperoleh dana dari IPO dengan hasil bersih sebesar Rp91,9 miliar di mana sekitar Rp62 miliar digunakan untuk peningkatan persediaan barang reguler, penambahan dan pengembangan produk baru sebesar Rp12,1 miliar, pengembangan pasar Rp 16,3 miliar, dan pemasaran & marketing Rp1,3 miliar. Dengan hal ini membuat persediaan perusahaan meningkat 206,7% menjadi Rp131,8 miliar. Persediaan ini ada suku cadang, mesin, plastik, dan lain-lain yang semuanya naik. Kemudian untuk kas perusahaan sebesar Rp16,1 miliar atau berkontribusi 6,7% saja dibandingkan jumlah asetnya.

Kemudian untuk hutang buruk jangka pendeknya sebesar Rp20,8 miliar. Jika dibandingkan dengan kas-nya sebesar Rp16,1 miliar, maka masih kurang untuk membayarnya. Kalau kita cek di arus kas aktivitas operasi itu masih minus karena pembayaran kepada pemasok yang lebih tinggi dibandingkan dengan penerimaan perusahaan. Kita bisa cek piutang usaha perusahaan, ternyata piutangnya ini sudah pada jatuh tempo, namun masih terdapat piutang lain-lain sekitar Rp5,7 miliar. Dengan hal ini untuk kedepannya kita bisa cek lagi, apakah penambahan persediaan yang besar ini bisa membantu arus kas operasi bisa kembali positif, sehingga kasnya bisa bertambah. Kemudia untuk ekuitas perusahaan juga naik 140% karena tambahan dana dari IPO, saat ini DER perusahaan berada di level 16,91%, ini masih aman untuk DER-nya, namun kita perlu pantau lagi kedepannya mengenai hutang buruk jangka pendeknya ini.

Dari sisi kinerja operasional, penjualan dan pendapatan usaha PTMP sebesar Rp104,5 miliar yang tercatat naik 2,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp101,6 miliar. Persediaan bisa meningkat signifikan, namun penjualannya hanya naik tipis, jadi penjualan ini menjadi hal yang harus ditingkatkan perusahaan kedepannya. Kemudian untuk laba brutonya berhasil naik 13,2% menjadi Rp35,3 miliar dari sebelumnya sebesar Rp31,1 miliar. Hal ini karena adanya penurunan beban pokok penjualan dan beban langsung sebesar 1,7% menjadi Rp69,2 miliar.

Kemudian untuk laba bersihnya mengalami penurunan 34,5% menjadi Rp5,6 miliar dari sebelumnya Rp8,6 miliar. Kalau dilihat disini ada kenaikan pada beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban bunga dan keuangan yang membuat laba bersihnya turun.

Pada public expose bulan Juni 2023, PTMP menyampaikan jika sudah berhasil mendapatkan pelanggan baru dan atau masih dalam target pemasaran, seperti dari sektor farmasi, sektor industri pengemasan F&B, dan sektor personal & home care. Hal ini tentunya perlu dilakukan dengan peningkatan target pemasaran atau memperoleh pelanggan baru, agar penjualan perusahaan bisa terus meningkat.

Kinerja secara jangka panjang, dengan data paling lama 2019, dari sisi pendapatan mengalami penurunan di tahun 2020 karena dampak pandemi, namun setelah itu terus mengalami kenaikan. Sedangkan untuk laba bersihnya secara jangka panjang terus mengalami kenaikan. Untuk tahun 2023 ini perusahaan memproyeksikan dari sisi pendapatan bisa naik sekitar 15%, sedangkan untuk laba bersihnya bisa mengalami kenaikan sekitar 10%-15%. Namun kita lihat tadi penjualan naik 2,8% dan laba bersihnya turun 34,5% di kuartal ketiga tahun 2023 secara yoy, menarik kita tunggu apakah PTMP mampu mencatatkan kinerja operasional sesuai targetnya.

 

Kesimpulan

Berdasarkan analisis mendalam ini, kita dapat memahami bahwa PTMP memiliki potensi yang menarik. Dengan harga sahamnya saat ini yang berada di level Rp282/lembar saham. Menunjukkan valuasi PBV sebesar 5,32x dan PER 119,7x. Jadi bagaimana menurutmu mengenai PTMP yang masuk indeks LQ45 ini?

Untuk informasi lebih lanjut dan dapatkan wawasan eksklusif, bergabunglah dengan Program Value Investing Mastery kami sekarang. Klik gambar di bawah ini untuk mendaftar dan mulai mendapatkan keuntungan dari investasi Anda.