Daftar Isi
ToggleGDP annual growth rate Amerika Serikat pada Q1 2024 naik 2,9% secara yoy, lebih rendah dibandingkan Q4 2023 sebesar 3,1%. Data tersebut masih cukup bagus, perlambatan pertumbuhan ekonomi AS tersebut karena melambatnya pengeluaran konsumen, ekspor, dan pengeluaran pemerintah negara bagian dan lokal, serta turunnya pengeluaran pemerintah federal.
Sumber: tradingeconomics.com
Sedangkan GDP Growth rate tumbuh sebesar 2,8% pada Q2 2024, terdapat kenaikan dari 1,4% pada Q1 2024, dan melebihi perkiraan sebesar 2%. Peningkatan GDP ini mencerminkan peningkatan belanja konsumen, investasi investaris, dan investasi bisnis.
Sumber: tradingeconomics.com
Tingkat inflasi AS menurun dalam tiga bulan berturut-turut menjadi 3% pada Juni 2024, dimana sebelumnya diperkirakan tingkat inflasi akan berada di level 3,1%, namun ternyata lebih rendah. Hal tersebut menjadi kabar yang bagus sebagai trigger pemangkasan suku bunga.
Sumber: tradingeconomics.com
The Fed kembali menahan suku bunga di level 5,5% pada bulan Juli 2024. Jerome Powell menyampaikan bahwa pemangkasan suku bunga di bulan September 2024 bisa saja terjadi jika inflasi bergerak turun sesuai ekspektasi. Para pembuat kebijakan mencatat ada beberapa kemajuan menuju inflasi 2%. Saat ini tingkat pengangguran kembali naik, yang juga menjadi trigger pemangkasan suku bunga.
Sumber: tradingeconomics.com
ISM Manufaktur PMI melemah ke level 48,5 poin pada bulan Juni 2024 yang berada di bawah perkiraan sebesar 49,1 poin, dimana sebelumnya berada di level 48,7 poin di bulan Mei 2024. Dalam 3 bulan berturut-turut terlihat adanya penurunan aktivitas manufaktur, yang disebabkan karena permintaan kembali melemah, dan produksi menurun.
Sumber: tradingeconomics.com
Tingkat pengangguran di Amerika Serikat naik menjadi 4,1% pada Juni 2024, yang tertinggi sejak Desember 2021, dimana data ini berada di luar ekspektasi pasar yang memperkirakan data tersebut tidak berubah. Jumlah individu yang menganggur naik 162 ribu menjadi 6,8 juta, sementara tingkat pekerjaan meningkat 116 ribu menjadi 161,19 juta.
Sumber: Tradingview.com
China
Ekonomi China tumbuh 4,7% yoy pada Q2 2024, dimana data ini lebih lambat dibandingkan posisi Q1 2024 sebesar 5,3%, dan juga tidak sesuai perkiraan pasar sebesar 5,1%. Ini merupakan data terlemah sejak Q2 2023, di tengah penurunan properti yang masih terjadi, dan lemahnya permintaan domestik.
Sumber: tradingeconomics.com
Sedangkan untuk GDP growth rate tumbuh 0,7% pada Q2 2024, yang juga lebih lambat dibandingkan Q1 2024 sebesar 1,5%. Data ini terlemah sejak Q3 2023, yang mencerminkan adanya tantangan domestik seperti cuaca ekstrem, melemahnya dan properti yang masih lemah terus terjadi.
Sumber: tradingeconomics.com
Tingkat inflasi China turun menjadi 0,2% pada Juni 2024 dari 0,3% dalam dua bulan sebelumnya, angka inflasi ini berada di bawah perkiraan pasar sebesar 0,4%. Ini merupakan 5 bulan berturut-turut China terjadi inflasi setelah sebelumnya terus deflasi
Sumber: tradingeconomics.com
The People’s Bank of China memangkas suku bunga pinjaman utama ke level terendah baru di bulan Juli dalam mendorong pemulihan ekonomi. Suku bunga pinjaman utama satu tahun (LPR) untuk sebagian besar pinjaman korporasi dan rumah tangga dipangkas 10 bps menjadi 3,35%. Suku bunga lima tahun untuk hipotek properti juga dipangkas 10 bps menjadi 3,85%. Keputusan ini cukup baik, mengingat GDP China yang melemah pada Q2 2024.
Sumber: tradingeconomics.com
NBS PMI Manufaktur China menurun menjadi 49,4 poin di bulan Juli 2024 dari 49,5 poin pada bulan sebelumnya, data tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan pasar sebesar 49,3 poin. Data ini memperlihatkan 3 bulan berturut-turut terjadi kontraksi, dan sudah menurun 4 kali. Penurunan ini terjadi di saat melemahnya permintaan, tekanan deflasi, dan melemahnya properti secara berkepanjangan.
Sumber: tradingeconomics.com
Harga rumah baru China di 70 kota menurun sebesar 4,5% pada Juni 2024, setelah ada penurunan 3,9% pada bulan sebelumnya. Penurunan harga ini terjadi dalam 12 bulan berturut-turut, meskipun terdapat dorongan penguatan dari Beijing untuk mengurangi dampak penurunan properti yang berkepanjangan dan pemulihan ekonomi yang lemah. Namun pelemahan masih saja terus berlanjut.
Sumber: tradingeconomics.com
Indonesia
GDP Indonesia pada Q1 2024 mencatatkan pertumbuhan yang bagus secara yoy, dimana mengalami kenaikan sebesar 5,11%. Kenaikan ini terus terjadi sejak Q4 2023 kemarin. Menunjukkan bahwa perekonomian dalam negeri sebenarnya masih cukup baik.
Sumber: tradingeconomics.com
Sedangkan secara QoQ, GDP Indonesia Q1 2024 mengalami penurunan 0,83% dibandingkan Q4 2023. Secara historis, ini hal biasa dan penurunan saat ini lebih sedikit dibandingkan Q1 2022 dan Q1 2023. Kemungkinan karena belanja pemerintah yang tinggi pada akhir tahun untuk menghabiskan anggaran, dan persiapan menuju pemilu tahun 2024.
Sumber: tradingeconomics.com
Bank Indonesia kembali menahan suku bunga di level 6,25% pada bulan Juli 2024. Keputusan ini bertujuan untuk menjaga inflasi dalam kisaran target 2,5±1% untuk tahun 2024 dan 2025, serta memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menarik aliran modal asing.
Sumber: tradingeconomics.com
Tingkat inflasi Indonesia lagi-lagi turun menjadi 2,51% pada Juni 2024 dari 2,84% di bulan Mei, dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 2,70%. Ini adalah data terendah sejak bulan Oktober 2023, dan berada dalam kisaran target Bank Indonesia.
Sumber: tradingeconomics.com
PMI Manufaktur S&P Global Indonesia turun menjadi 50,7 poin pada Juni 2024 dari 52,1 poin bulan Mei. Data terbaru ini menjadi yang terlemah sejak Juni 2023, dan melambat dalam 3 bulan berturut-turut. Jadi sektor manufaktur di Indonesia kurang bagus dalam beberapa bulan ini.
Sumber: tradingeconomics.com
Rupiah di bulan Juli 2024 menguat 0,59% yang ditutup Rp 16.255 per US$ 1, meskipun sebelumnya sempat menguat hingga Rp 16.110. Penguatan tersebut disebabkan oleh Pemerintah yang menepis terkait kekhawatiran kalau APBN akan memburuk pada pemerintahan baru nanti. Kemudian didorong juga dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Secara ytd rupiah melemah 5,5%.
Sumber: tradingeconomics.com
Harga emas menguat 5,1% secara bulanan pada bulan Juli 2024 di level US$ 2.445,7 per troy ons, karena sebelumnya pasar bersiap menunggu keputusan kebijakan moneter bank sentral AS, dan ternyata ada sinyal dari The Fed yang bisa saja mulai memangkas suku bunga di bulan September 2024. Kemudian masih memanasnya geopolitik di Timur Tengah juga menjadi pendorong kenaikan harga emas. Secara ytd harga emas naik 18,5%.
Sumber: tradingeconomics.com
Akhir bulan Juli ini harga batubara kembali naik ke level US$ 140,1 per ton, kenaikan didorong oleh perkiraan adanya kenaikan permintaan yang lebih baik kedepannya, seperti China diperkirakan permintaan akan naik lebih dari 6%, kemudian India sebesar 8%, dan beberapa negara lainnya yang disebabkan oleh gelombang panas dan aktivitas ekonomi. Harga batubara di bulan Juli naik 5,1% secara bulanan, dan secara ytd turun 4,3%.
Sumber: tradingeconomics.com
Harga nikel bulan Juli 2024 masih melanjutkan pelemahan sejak bulan Juni 2024. Dimana saat itu banyak investor yang menjual aset nikel-nya kemudian data manufaktur China yang melemah. Dan saat ini kita lihat bahwa GDP dan data manufaktur China tambah melemah, yang membuat harga nikel jatuh ke level dibawah US$ 16.000 per ton. Meskipun terdapat kenaikan dalam beberapa hari terakhir yang didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Harga nikel bulan Juli turun 3,9% secara bulanan, dan secara ytd naik tipis 1,3%.
Sumber: tradingeconomics.com
Harga minyak Brent ditutup pada level US$ 80,7 per barel setelah sebelumnya berangsur-angsur menurun, kenaikan akhir-akhir ini karena ketegangan yang terus berlangsung di Timur Tengah menimbulkan risiko pasokan minyak. Kemudian juga didorong oleh adanya penurunan persediaan minyak AS. Bulan Juli 2024 ini harga minyak brent turun 5%, dan secara ytd naik 4,7%.
Bulan Juli 2024 indeks S&P 500 naik 1,1%, dan secara ytd sudah naik 15,7%. Sejak pertengahan bulan Juli 2024 indeks ini sempat berangsur-angsur turun yang disebabkan adanya penjualan oleh investor di saham teknologi, dimana beralih ke saham small caps karena adanya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang bisa menguatkan perusahaan kecil. Namun pada akhir bulan Juli 2024 banyak saham teknologi yang kembali menguat karena sinyal pemangkasan suku bunga The Fed oleh Jerome Powell, yang kemungkinan bertambah banyak investor yang optimis terhadap masa depan ekonomi US. Pelemahan sebelumnya juga didorong oleh politik pemilihan calon presiden AS, dimana adanya pengunduran diri oleh Joe Biden.
Sumber: tradingview.com
Indeks Nasdaq bulan Juli 2024 tercatat mengalami penurunan tipis 0,7%. Dan secara ytd sudah naik 17,2%.
Sumber: tradingview.com
Indeks DJIA mengalami penguatan sebesar 4,4% di bulan Juli 2024, secara ytd naik 8,3%.
Sumber: tradingview.com
IHSG di bulan Juli 2024 mencatatkan kenaikan 2,7% dibandingkan bulan Juni 2024, kenaikan IHSG di bulan Juli 2024 terdorong oleh sinyal pemangkasan suku bunga The Fed, meskipun sebelumnya masih disitu-situ saja sejak pertengahan Juli 2024 yang kemungkinan besar karena investor masih menunggu data-data ekonomi, dan pada akhir bulan Juli 2024 ada sinyal pemangkasan suku bunga the Fed yang membuat IHSG menguat 0,97%. IHSG secara ytd turun tipis 0,2%.
Sumber: tradingview.com
Ini merupakan saham-saham leaders dan laggards IHSG secara ytd di bulan Juli 2024. Top leaders adalah saham AMMN yang telah merilis laporan keuangan Q2 2024 dengan kenaikan kinerja pendapatan dan laba bersih yang signifikan, sedangkan top laggards berasal dari TLKM, yang pada Q2 2024 mencatatkan penurunan laba bersih, sehingga harga sahamnya tambah turun.
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Jika Anda tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang investasi dan analisis saham, bergabunglah dengan program Value Investing Mastery. Klik gambar di bawah ini untuk mendaftar dan memulai perjalanan investasi Anda.
© 2024. All rights reserved