Daftar Isi
ToggleSebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Investasi saham menawarkan peluang besar, namun juga melibatkan risiko yang perlu dikelola dengan bijaksana. Salah satu konsep penting dalam investasi saham adalah Margin of Safety. Apa itu Margin of Safety atau MOS? Lalu bagaimana menghitung Margin Of Safety ini? Berapa Ukuran Margin Of safety yang baik? Pada artikel kali ini kami akan mengulas mengenai Margin Of Safety.
Margin of safety adalah perbedaan antara nilai intrinsik saham (harga yang seharusnya berdasarkan analisis fundamental) dan harga pasar saham tersebut. Konsep ini didasarkan pada ide bahwa seorang investor hanya membeli saham ketika harga pasarnya jauh di bawah perkiraan nilai intrinsiknya. Perbedaan ini memberikan “batasan” atau “margin” yang melindungi investor dari kesalahan estimasi, ketidakpastian pasar, atau fluktuasi harga yang tidak terduga. Secara gampangnya Margin Of Safety itu adalah batas aman saat beli saham. Margin of safety ini diperkenalkan oleh Benjamin Graham, dengan murid yaitu Warren Buffett. Siapa tidak kenal dengan Warren Buffet? bisa dikenal sebagai seorang investor yang sangat berhasil di dunia investasi, bisa dikatakan Warren Buffet ini hidup dari dividen.
Berbeda dengan Kita sebagai investor yang modalnya nggak gede-gede amat, bisa dibilang masih di level recehan. Misal kita bisa ngumpulin duit buat beli saham sekitar sejuta per bulan, itu udah lumayan banget. Namun, jika kita cuma berharap dari dividen doang yang jumlahnya mungkin cuma sejuta atau sepuluh juta, ya hasilnya nggak gitu terasa.
Maka dari itu kita tetap perlu jual saham. Seperti pedagang, beli barang dari supplier pas harganya lagi miring, terus jual lagi ke pembeli dengan harga yang lebih tinggi. Nah, kita bisa dapet untung dari beda harga beli sama harga jual itu. Prinsip yang sama berlaku untuk dunia saham. Sebagai investor yang cerdas, kita harusnya cari saham yang lagi dijual murah, lebih murah dari harga seharusnya. Nanti, pas harganya naik, barulah kita jual dengan harga yang lebih tinggi. Jadi, bisa untung dari selisih harga belinya, kira-kira seperti itulah.
Jadi gini, kita ambil contoh saham SATE. Kita sudah analisa laporan keuangannya, cek historis harganya, dan lain-lain. Dapat kita simpulkan, harga yang cocok buat saham SATE itu sekitar Rp1.000/lembar saham. Tapi, karena lagi ada krisis, harganya jatuh ke Rp500/lembar saham. Ini adalah momen yang tepat buat beli!
Pada waktu kita beli di harga Rp500/lembar saham, itu artinya kita dapet diskon 50% dari harga yang kita anggap wajar, katakanlah besoknya, harga sahamnya malah turun jadi Rp300/lembar saham. Apa yang harus kita lakuin? Cutloss? santai saja. Kita udah dapet harga miring, jadi kita tidak perlu panik.
Sekarang, misalnya nih, saham SATE malah naik jadi Rp800/lembar saham. Mesti dijual atau hold? Kita udah untung Rp300/lembar saham dari modal Rp500, untungnya udah 60%. Temen-temen mungkin pada mikir, “Wah, untung nih, jual aja.” Tapi, menurut kami, kalo harga masih di bawah Rp1.000 yang kita anggep wajar, ya mending di hold dulu. Jualnya kapan? Kalo harga sahamnya udah lewat dari Rp1.000, misalnya jadi Rp1.200, Rp1.500, atau pas krisis sudah selesai malah bisa tembus Rp2.000. Itu baru deh saatnya kita jual sahamnya.
Margin Of Safety atau MOS nggak cuma tentang untung sekarang, tapi juga tentang main aman, nyaman, dan tenang untuk untung yang lebih gede di masa depan. Kuncinya? Sabar, teliti, dan jangan lupa selalu update dengan kondisi kinerja perusahaan. Dengan Margin Of Safety, kita tidak hanya ikut arus, tapi kita yang mengendalikan permainan.