Lonjakan Laba Bersih PT Clipan Finance (CFIN) 6.344%
CFIN mencatatkan laba bersih Rp 649,64 miliar pada Q2 2023, naik 6344% dari tahun sebelumnya. Pelajari lebih lanjut tentang potensi investasi ini di sini
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Laba Bersih Melonjak Hingga 6.344%
Seringkali, peluang investasi luar biasa bersembunyi di balik angka-angka yang tak biasa. Maka dari itu, sebagai seorang investor, apakah Anda mencari peluang investasi yang dapat memberikan keuntungan luar biasa? Jika jawabannya ya, perusahaan yang dimiliki oleh Lo Kheng Hong, PT Clipan Finance (CFIN), mungkin menjadi jawaban Anda.Laba Bersih PT Clipan Finance (CFIN) Memecahkan Rekor
Kenaikan laba bersih yang signifikan tersebut berasal dari pendapatan yang naik, dan beban perusahaan yang turun. Jumlah pendapatan CFIN pada kuartal 2 tahun 2023 sebesar Rp 1,39 triliun, atau ada kenaikan sebesar 95,4% dibandingkan dengan sebelumnya sebesar Rp 714,19 miliar.
Sumber Kenaikan Laba Bersih CFIN
Keajaiban kenaikan laba bersih ini berasal dari dua faktor utama: pendapatan perusahaan yang naik dan beban perusahaan yang turun. Pada kuartal 2 tahun 2023, pendapatan CFIN mencapai Rp 1,39 triliun, naik 95,4% dibandingkan dengan periode sebelumnya yang hanya Rp 714,19 miliar.
Jumlah pendapatan yang paling tertinggi kenaikannya adalah pendapatan lainnya yang naik sebesar 289,7% menjadi Rp 774,94 miliar. Pendapatan lainnya tersebut tertinggi berasal dari penerimaan kembali piutang yang dihapus buku yang tercatat naik 1.257% menjadi Rp 586,23 miliar dibandingkan sebelumnya hanya Rp 43,2 miliar.
Pendapatan Lainnya: Motor Penggerak Utama
Secara mengejutkan, pendapatan lainnya merupakan kontributor terbesar dari peningkatan tersebut, dengan naik sebesar 289,7% menjadi Rp 774,94 miliar. Mayoritas pendapatan lainnya ini berasal dari penerimaan kembali piutang yang dihapus buku, yang naik sebesar 1.257% menjadi Rp 586,23 miliar dari sebelumnya hanya Rp 43,2 miliar.Sementara itu, beban perusahaan juga tercatat mengalami penurunan sebesar 19,9%, menjadi Rp 562,9 miliar dari sebelumnya Rp 703,3 miliar. Penurunan terbesar dalam beban ini berasal dari kerugian penurunan nilai agunan yang diambilalih, yang turun sebesar 90,8% menjadi Rp 13,8 miliar dari sebelumnya Rp 152 miliar. Selain itu, aset keuangan juga tercatat turun 16% menjadi Rp 166,3 miliar.