Pelajari strategi value investing: kapan sebaiknya menjual saham, analisa fundamental, serta teknik rebalancing portofolio untuk optimasi keuntungan
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa denganĀ klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Di tengah fluktuasi pasar saham global, banyak investor yang bertanya-tanya tentang alasan di balik lonjakan harga saham tertentu. Dalam kasus Medco Energi (MEDC), pertumbuhan sebesar 55,6% pada September 2023 membuat banyak pihak penasaran.
Dari titik awal Rp 1.070/lembar saham, MEDC mengalami kenaikan tajam menjadi Rp 1.665/lembar saham. Tapi, apa yang sebenarnya menyebabkan lonjakan signifikan ini?
Kenaikan tersebut disebabkan karena adanya sentimen mengenai pergerakan harga minyak dan gas yang mengalami kenaikan belakangan ini. Dan jika kita lihat memang harga minyak Brent sendiri terus mengalami kenaikan semenjak 27 Juni 2023 di harga US$ 72,3 per barel menjadi US$ 94,9 per barel atau tercatat naik sekitar 31,2%, dimana kenaikan tersebut disebabkan karena adanya sentimen global, seperti Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang masih terus percaya prediksi terkait bertumbuh kuatnya permintaan minyak global di tahun 2023 dan 2024, dikarenakan negara-negara besar memiliki perekonomian yang lebih baik dibandingkan dengan prediksi. OPEC telah memprediksi jika permintaan terhadap minyak dunia akan mengalami kenaikan 2,25 juta barel per hari di tahun 2024 nanti. Kemudian Rusia dan Arab Saudi telah melakukan perpanjangan pengurangan pasokan sukarela 1,3 juta barel per hari sampai akhir tahun hal tersebut dilakukan untuk menjaga pasokan minyak tetap terbatas, kemudian beberapa sentimen global lainnya
Lalu apa saja bisnis yang dimiliki MEDC hingga saat kenaikan harga minyak Brent membuat harga saham MEDC di respon oleh market dan membuat harga sahamnya naik cukup kencang?
Medco Energi (MEDC) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi dan sumber daya alam terkemuka di kawasan Asia Tenggara. Perusahaan memiliki tiga segmen bisnis utama yaitu Minyak & Gas, Ketenagalistrikan Bersih, dan Pertambangan Tembaga. Minyak & Gas sendiri berkontribusi sekitar 79,6% terhadap total pendapatan dari MEDC. Jadi dengan adanya sentimen kenaikan harga minyak tersebut membuat harga saham MEDC juga ikut terkerek naik.
Medco Energi melakukan produksi minyak dan gas di Indonesia, dan juga di luar negeri seperti Thailand, Yaman, Oman, dan lain-lain. Perusahaan menjalankan operasional pembangkit listrik tenaga gas, surya, geotermal, dan air melalui Medco Power. Serta pertambangan tembaga dan emas melalui kepemilikan saham di Amman Mineral Internasional (AMMN), yang dimana MEDC ini memiliki kepemilikan saham AMMN sebesar 21,09%. Dan AMMN ini memiliki anak perusahaan yaitu Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang memiliki tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. AMMN sendiri baru listing pada 7 Juli 2023.
Kepemilikan saham dari MEDC pada kuartal pertama 2023 paling besar adalah PT Medco Daya Abadi Lestari sebesar 51,67% yang dimana Medco Daya ini dimiliki sepenuhnya oleh anggota keluarga Panigoro, yang sebelumnya dipimpin oleh mendiang Bapak Arifin Panigoro, selaku pendiri grup Medco dan dikenal sebagai Raja Minyak Indonesia. Kemudian kepemilikan terbesar di MEDC yang kedua adalah Diamond Bridge Pte Ltd dengan kepemilikan sebesar 21,54% adalah perusahaan yang beralamat di Singapura dan dikendalikan oleh Grup Salim. Dan untuk masyarakat sebesar 22,93%.
Pendapatan tersebut jika dilihat lebih rinci berasal dari kontrak penjualan minyak dan gas bumi sebesar US$ 444,4 juta, yang berkontribusi sebesar 79,6% terhadap total pendapatan yang dimiliki Medco Energi dan tercatat naik 1,8%. Kemudian terdapat kontrak konstruksi dengan pendapatan sebesar US$ 81,8 juta yang naik 876,3%. Kontrak penjualan listrik sebesar US$ 12,14 juta naik 84,2%. Kontrak operasi dan jasa pelayanan sebesar US$ 6,9 juta yang naik 1,09%. Kontrak penjualan jasa lainnya sebesar US$ 2,09 juta yang turun 30,5%. Serta dari sewa dan pendapatan bunga sebesar US$ 10,6 juta atau naik 1,2%.
Beban dan biaya yang dimiliki oleh perusahaan tersebut tercatat mengalami kenaikan yang menyebabkan laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 8,8% menjadi US$ 82 juta.
Melihat pergerakan harga saham MEDC kemarin di hari Senin, 18 September 2023 sempat menyentuh all time high-nya di harga Rp 1.705/lembar sahamnya, dan di hari Selasa, 19 September 2023 di tutup di harga Rp 1.665/lembar saham, dengan harga tersebut valuasi PBV MEDC berada di level 1,68x dan PER 22,59x. Valuasi PBV tersebut menjadi yang tertinggi secara historisnya jika mengacu dengan harga saham setiap akhir tahun.
Ingin Mempelajari Lebih Lanjut Tentang Value Investing?
Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana memaksimalkan keuntungan Anda melalui value investing, kami mengundang Anda untuk bergabung dengan program Value Investing Mastery kami. Untuk bergabung, Anda hanya perlu mengklik gambar di bawah ini. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk menjadi investor yang lebih cerdas dan bijaksana!