Telusuri kinerja ADMR di kuartal 2 2023. Pelajari dampak fluktuasi harga batu bara global terhadap kinerja saham ADMR dan prospek investasi di masa mendatang.
Daftar Isi
ToggleSebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Harga batu bara dunia baru-baru ini mencatatkan posisi tertinggi pada 29 Mei 2023 dan sempat mencapai level US$ 150 per barel pada 23 Agustus 2023. Namun, terjadi fluktuasi pada tanggal 24 Agustus, turun tipis menjadi US$ 149 per barel. Fluktuasi harga ini mempengaruhi berbagai perusahaan batu bara di Indonesia, termasuk ADMR.
Sebelum masuk lebih dalam, mari kita pahami faktor-faktor di balik fluktuasi ini. Krisis harga batu bara di Tiongkok dan kenaikan harga gas alam memberikan dampak signifikan terhadap harga batu bara global. Di Indonesia, saham perusahaan batu bara seperti ITMG, PTBA, ADRO, dan INDY mencatat kenaikan. Namun, ADMR mencatatkan kenaikan yang sangat signifikan, sebesar 27,5%. Pertanyaannya, apa yang terjadi di balik layar?
ADMR, atau PT Adaro Minerals Indonesia, adalah anak perusahaan dari PT Adaro Energy Indonesia (ADRO). Fokus bisnis ADMR adalah pada pertambangan batu bara metalurgi dan mineral serta pengolahan mineral. ADMR menjadi produsen batu bara metalurgi pertama dan satu-satunya di Indonesia dan sedang dalam proses membangun smelter aluminium di Kalimantan Utara.
ADMR resmi terdaftar di bursa saham pada tanggal 3 Januari 2022 dengan harga IPO sebesar Rp 100 per lembar saham. Sejak itu, harga saham ADMR telah mengalami kenaikan fantastis hingga menyentuh Rp 3.140 per lembar saham.
Kinerja Keuangan ADMR di Kuartal 2 2023
Kita masuk ke kinerja pada kuartal 2 tahun 2023, PT Adaro Minerals Indonesia (ADMR) mencatatkan laba sebesar US$ 163,51 juta, atau mengalami penurunan sebesar 19% dari laba bersih periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 202,00 juta.
Jika dilihat lebih rinci, penjualan batubara ke pihak berelasi menjadi yang terbesar yaitu US$ 243,8 juta, akan tetapi terdapat penurunan sebesar 18,6%, kemudian penjualan batubara ke pihak ketiga sebesar US$ 218,6 juta, atau ada kenaikan sebesar 62,6%. Dan terdapat pendapatan jasa lainnya ke pihak berelasi sebesar US$ 1,09 juta.
Sebenarnya volume produksi pada kuartal kedua tahun 2023 tercatat sebesar 2,54 juta ton dengan penjualan sebesar 1,82 juta ton, dimana terdapat kenaikan sebesar 66% dan 42% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Akan tetapi karena harga batu bara saat ini yang turun cukup signifikan dibanding tahun 2022 menyebabkan harga jual rata-rata (ASP) ADMR pada separuh tahun 2023 turun 25% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Hal tersebut yang menyebabkan pendapatan perusahaan hanya naik 6,4% saja.
Kemudian beban pokok pendapatan ADMR naik 41,8% menjadi US$ 210,2 juta dibandingkan sebelumnya sebesar US$ 148,2 juta. Yang menyebabkan laba bruto perusahaan turun sebesar 11,8%, kenaikan beban pokok pendapatan perusahaan tersebut disebabkan karena naiknya produksi perusahaan, yang tentunya meningkatkan biaya produksi tersebut.
Tidak hanya itu, beban usaha perusahaan juga tercatat naik 156,1% menjadi US$ 35,99 juta. Biaya keuangan perusahaan juga naik sebesar 80% menjadi US$ 17,12 juta. Naiknya beban tersebut, ternyata juga diikuti kenaikan penghasilan lain-lain menjadi US$ 1,79 juta dari sebelumnya rugi sebesar US$ 646,4 ribu, penghasilan ini tertinggi berasal dari keuntungan selisih kurs sebesar US$ 1,76 juta. Kemudian juga terdapat penghasilan keuangan bunga dari bank sebesar US$ 8,4 juta.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan, jika kinerja ADMR sebenarnya sedang mencatatkan kinerja yang baik bagi bisnisnya, bisa dilihat dari kenaikan produksi dan juga penjualan perusahaan. Akan tetapi karena harga batu bara global yang turun signifikan membuat harga jual rata-rata batu bara ADMR mengalami penurunan sebesar 25%, yang tentu saja menggerus kinerja pendapatan dan laba perusahaan. Dengan kenaikan harga batu bara selama satu bulan lebih ini menjadi sentimen positif untuk ADMR yang membuat harga sahamnya sepanjang bulan Agustus ini bisa naik sampai 27,5%.
Masuk ke neraca perusahaan, Aset perusahaan berhasil tumbuh sebesar 4% menjadi US$ 1,3 miliar. Kemudian hutang buruk perusahaan berhasil turun 31% menjadi US$ 336,8 juta. Sedangkan ekuitas berhasil tumbuh 31% menjadi US$ 698,7 juta. Dengan hal tersebut memperlihatkan jika neraca perusahaan semakin membaik.
Sepanjang tahun 2023 ini, pergerakan harga ADMR sudah turun 30,3% yang ditutup di harga Rp 1.810/lembar saham. Dengan harga tersebut, valuasi PBV ADMR sebesar 4,61x dengan PER sebesar 9,69x
Dengan kondisi pasar yang dinamis ini, membaca dan memahami kinerja perusahaan adalah hal yang krusial untuk membuat keputusan investasi yang bijaksana. Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang analisis fundamental perusahaan-perusahaan lain, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam program kami, Value Investing Mastery. Klik gambar di bawah ini untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran.
Disclaimer :
Informasi yang disediakan dalam artikel ini bersifat umum dan ditujukan untuk tujuan pendidikan serta informasi saja. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai saran investasi atau keuangan. Selalu konsultasikan dengan penasihat keuangan atau investasi profesional sebelum membuat keputusan investasi atau keuangan. Penulis dan penerbit tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi atau dampak apa pun yang muncul dari informasi yang diberikan.