ITMG Kuartal 2 2023: Dampak Penurunan Harga Batu Bara Global
Analisis mendalam tentang kinerja PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) di kuartal kedua 2023. Pelajari dampak harga batu bara global dan strategi adaptif ITMG.
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Mengapa Kinerja ITMG Turun?
PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) menghadapi tantangan serius di kuartal kedua 2023. Laba bersih perusahaan mencatatkan penurunan signifikan sebesar 33,3%, berada di angka US$ 306,9 juta, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022. Apa yang menjadi penyebab dari situasi ini?
Apa yang Menyebabkan Penurunan Kinerja?
Turunnya laba bersih tersebut disebabkan oleh pendapatan ITMG yang turun 8,6% menjadi sebesar US$ 1,29 miliar, dibandingkan dengan sebelumnya sebesar US$ 1,42 miliar. Tidak hanya pendapatan yang turun, beban pokok pendapatan perusahaan mengalami kenaikan sebesar 25%, menjadi US$ 840,9 juta. Menyebabkan laba kotor perusahaan menjadi US$ 458,2 juta atau turun 38,8%.Kemudian untuk beban pokok pendapatan ITMG yang naik 25% tersebut, paling besar berasal dari biaya penambangan sebesar US$ 286,3 juta, kemudian royalti/iuran eksploitasi sebesar US$ 193 juta, dan pembelian batubara sebesar US$ 168,9 juta.
Bagaimana Strategi ITMG Menghadapinya?
Walaupun menghadapi tantangan tersebut, ITMG menunjukkan pertumbuhan di beberapa sektor, Sebenarnya ITMG berhasil mencatatkan kinerja operasional yang naik dari awal tahun hingga Juli 2023, yang dapat dilihat pada volume produksi dan penjualan batubara perusahaan. Volume produksi perusahaan sebesar 8,2 juta ton, mengalami kenaikan sebesar 6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Sedangkan untuk volume penjualan mengalami kenaikan sebesar 21% menjadi 9,9 juta ton, dimana sebelumnya sebesar 8,2 juta ton.
Penjualan batu bara tersebut dijual ke China dengan persentase sebesar 36%, kemudian dalam negeri sebesar 23%, Jepang sebesar 9%, Filipina 8%, Bangladesh 5%, Thailand 5%, Malaysia 4%, India 4%, dan lainnya 5%.
Untuk target tahun 2023 ini, ITMG menargetkan volume produksi sekitar 16,6 juta ton hingga 17,0 juta ton. Dan target penjualan di sekitar 21,5 juta ton hingga 22,2 juta ton.
Belanja modal ITMG saat ini baru terealisasi sebesar US$ 14,3 juta, dari total belanja modalnya sebesar US$ 84,3 juta. Realisasi tersebut baru sekitar 16,9%, jadi masih cukup besar modal yang bisa digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja di sisa tahun 2023 ini.