Hindari Kesalahan Berinvestasi, Perbedaan Saham Murah dengan Saham Murahan
Hindari Kesalahan Berinvestasi, Ketahui Perbedaan Saham Murah dengan Saham Murahan – Di artikel ini kami mencoba membahas mengenai cara menghindari Kesalahan Berinvestasi, dengan mengetahui Perbedaan Saham Murah dengan Saham Murahan
Februari 2023, terlihat pergerakan dari IHSG yang menurun. lalu bagai mana kita mulai mengetahui dan mencari tau antara saham yang benar benar murah dan saham saham yang murahan. Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini.
Berinvestasi dapat menjadi salah satu tujuan keuangan di masa depan, dan saham menjadi salah satu pilihan investasi yang populer. Namun, bagi seorang investor, terjebak dalam saham murahan dapat menjadi masalah serius yang harus dihindari. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara saham murah dan saham murahan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Saham murah memiliki Price to Book Value Ratio (PBV) kurang dari 1x. Namun, bukan berarti semua saham dengan PBV kurang dari 1x adalah saham murah. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk mengenali saham murahan, yaitu:
1. DER (Debt to Equity Ratio) yang besar
Jika suatu perusahaan memiliki DER yang besar, maka perusahaan tersebut dapat dikategorikan sebagai perusahaan murahan. DER adalah rasio yang membandingkan hutang buruk dengan ekuitas. Hutang yang dimasukkan dalam perhitungan adalah hutang obligasi dan hutang bank, yang menimbulkan beban bunga atau biaya keuangan. Dengan DER yang tinggi, beban keuangan akan meningkat, sehingga laba bersih dari perusahaan akan tergerus oleh biaya keuangan. DER yang tinggi juga menandakan risiko yang tinggi, sehingga perusahaan dapat mengalami gagal bayar hutang obligasi dan hutang bank, yang dapat membuat perusahaan tersebut ter-suspend.
2. ROE (Return On Equity) yang kecil
Perusahaan yang murahan cenderung memiliki ROE yang kecil, bahkan di bawah bunga deposito. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu menghasilkan return yang cukup besar bagi investor. Sebagai investor, lebih baik menjual semua aset perusahaan tersebut dan mendepositokan hasil penjualan aset tersebut untuk menghasilkan return yang lebih baik.
3. NPM (Net Profit Margin) yang kecil
Net Profit Margin yang kecil adalah ciri-ciri dari saham murahan. Dengan NPM yang kecil, perusahaan akan sangat rentan mengalami kerugian saat omset perusahaan menurun. Sebagai investor, membeli saham berarti membeli bisnis tersebut, dan harapan kita sebagai investor adalah menghasilkan keuntungan.
4. EER (Earnings to Equity Ratio) yang kecil
EER adalah rasio yang membandingkan antara saldo laba dengan ekuitas. EER diperlukan untuk mengetahui apakah pertumbuhan ekuitas berasal dari perusahaan yang mencatatkan laba bersih atau bukan. Pertumbuhan ekuitas yang tinggi bisa saja berasal dari private placement atau right issue, sehingga EER perlu diperhatikan untuk menghindari kesalahan dalam melihat pertumbuhan dari ekuitas perusahaan.
Ciri-ciri saham murahan di atas harus diwaspadai agar tidak terjebak dengan saham murahan. Sebagai investor, penting untuk memahami perbedaan antara saham murah dan saham murahan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Untuk mengetahui secara advance tentang bagaimana cara mencari saham saham yang berpotensi bagger atau mengetahui cara berinvestasi tumbuh dengan tenang tanpa mantengin chart tiap hari. silahkan klik gambar dibawah. Akan kami beritahu bagaimana caranya!
Erose Perwita
Author | Founder theinvestor.id