Evergrande Bangkrut: Guncangan di Pasar Properti Indonesia

Analisis mendalam tentang kebangkrutan raksasa properti China, Evergrande, dan bagaimana dampaknya terhadap industri properti di Indonesia. Ketahui lebih lanjut!

Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.

Kejatuhan Raksasa Properti

Evergrande, nama yang sekarang menggema di seluruh dunia. Sebuah raksasa properti dari China yang menyatakan kebangkrutan dengan utang mencapai 2,43 triliun yuan atau sekitar US$ 340 miliar pada tahun 2022. Sebuah jumlah yang membuat banyak orang terkejut, apalagi ketika dibandingkan dengan aset yang dimilikinya tahun 2022 yang hanya sebesar 1,83 triliun yuan. Jika seluruh asetnya dijual, masih akan ada kekurangan sebesar 599 miliar yuan.

Gelombang Guncangan pada Pasar Properti Dunia

Perusahaan raksasa properti dari China yaitu Evergrande telah mengumumkan kebangkrutan. Perusahaan Evergrande mengalami gagal bayar utang pada tahun 2021, dimana jika dilihat dalam laporan keuangan perusahaan, kewajiban yang dimiliki perusahaan tersebut pada tahun 2021 sebesar 2,58 triliun yuan. Dan pada tahun 2022 kemarin menjadi 2,43 triliun yuan atau sekitar US$ 340 miliar

Jika dibandingkan dengan aset yang dimiliki perusahaan tahun 2022 kemarin hanya sebesar 1,83 triliun yuan. Dengan hal tersebut jika seluruh aset yang dimiliki perusahaan di jual, belum bisa membayar seluruh kewajiban tersebut. Masih ada kekurangan sekitar 599 miliar yuan.

Evergrande telah melakukan pengajuan perlindungan kebangkrutan Bab 15, dimana kemungkinan pengadilan Amerika Serikat akan ikut mengurus dalam melakukan penyelesaian saat ada kasus kebangkrutan di negara lain. Pengajuan tersebut dilakukan untuk mendorong kerja sama pada pengadilan AS, debitur, dan pengadilan negara lain yang masuk dalam kebangkrutan lintas batas tersebut.

Evergrande yang bangkrut tersebut tentu saja menjadi kabar buruk bagi perusahaan real estat di China, Evergrande merupakan perusahaan besar yang memiliki lebih dari 1.300 proyek real estat di 280 kota lebih. Evergrande juga mempunyai bisnis di luar real estate, seperti kendaraan listrik, taman hiburan, dan perawatan kesehatan

Terdapat beberapa pengembang besar lainnya yang berada di China juga gagal dalam pembayaran utangnya, seperti Kasia, Fantasia, dan Shimao Group. Kemudian Country Garden yang juga salah satu raksasa real estat China menyampaikan akan melakukan pertimbangan dalam mengadopsi langkah manajemen utang, dimana perusahaan tersebut sebelumnya gagal bayar surat utang.

Jika melihat laporan laba rugi perusahaan Evergrande, pendapatan perusahaan tercatat mengalami penurunan sekitar 8% menjadi 230 miliar yuan, dibandingkan sebelumnya sebesar 250 miliar yuan.

Perusahaan mencatatkan kerugian yang diatribusikan kepada pemegang saham sebesar 105,9 miliar yuan pada tahun 2022, sedangkan tahun 2021 kerugiannya sebesar 476 miliar yuan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyinggung kasus ini, akan tetapi pak Jokowi tidak bilang secara langsung nama perusahaan yang bangkrut tersebut, dimana beliau bilang jika terdapat perusahaan China memiliki hutang sangat besar yaitu Rp 4.400 triliun. Pak Jokowi mengingatkan untuk berhati-hati mengenai hal tersebut, supaya tidak terjadi di Indonesia. 

Bagaimana Indonesia Bisa Terpengaruh?

Presiden Joko Widodo sendiri telah menyuarakan keprihatinannya akan isu ini, meski tanpa menyebut nama perusahaan. Memang saat berita Evergrande bangkrut tersebut beredar pada 18 Agustus 2023, pergerakan harga saham perusahaan properti di Indonesia mengalami penurunan sampai hari Senin, 21 Agustus 2023, jika dilihat saham BSDE turun sekitar 4%, saham BEST turun 3%, saham SMRA turun 3,5%, kemudian saham PWON turun 4%. Kemudian pada hari selasa kembali menguat tipis
Apakah ada dampak terhadap perusahaan sektor properti di Indonesia? Joko Suranto selaku Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) mengungkapkan kalau Evergrande yang bakrut akan menjadi sentimen negatif pada pasar saham di Indonesia, dan sektor riil bisa mendapat sedikit tekanan. Perbankan akan memitigasi risiko kredit, yang bisa memperlambat pada pemberian kredit untuk perusahaan properti. Akan tetapi hal tersebut hanya terjadi dengan jangka pendek

Yang Perlu dipersiapkan

Penting bagi kita untuk selalu waspada terhadap dinamika pasar properti, baik di dalam negeri maupun global. Situasi seperti ini memerlukan kejelian dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan investasi.

Apakah Anda tertarik untuk meningkatkan pengetahuan Anda di bidang investasi? Jangan tunggu lagi! Bergabunglah dengan program “Value Investing Mastery” dan pastikan Anda selalu satu langkah lebih maju dalam dunia investasi. Klik gambar di bawah ini untuk bergabung!

Facebook
Telegram
WhatsApp
Twitter