Dampak konflik di Laut Merah terhadap saham SMDR dan TMAS. Analisis mendalam tentang kinerja operasional, kenaikan harga saham, dan prospek masa depan
Daftar Isi
ToggleSebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa denganĀ klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Konflik laut merah yang dipicu oleh serangan houthi Yaman terhadap kapal komersial terkait iisrael, telah menciptakan gelombang perubahan signifikan dalam industri pelayaran global. Dampaknya membuat banyak kapal pelayaran melakukan pemindahan rute pelayarannya, yang dimana sebelumnya jarak tempuh lebih dekat dengan melewati laut merah ini, nantinya akan melewati jarak yang lebih jauh atau melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan, dan tentunya hal ini akan membuat waktu dan biaya perjalanan bertambah.
Harga minyak global juga terkena dampaknya, karena terdapat perusahaan minyak menahan pelayarannya yang melalui laut merah ini sementara waktu, hal ini tentu akan membuat gejolak harga minyak dunia, dimana kalau kita lihat harga minyak brent mengalami kenaikan sejak pertengahan Desember 2023, yang saat ini harganya berada di level US$ 81,2 per barel.
Pertanyaannya, Bagaimana dampak ini dapat memberikan peluang bagi emiten pelayaran Indonesia? Yang kita tahu harga saham emiten pelayaran Indonesia pada naik cukup signifikan. Seperti SMDR yang sejak pertengahan Desember 2023 sampai saat ini sudah naik sekitar 15,7%, dan TMAS yang naik sekitar 17,5%. Jika konflik ini terjadi dalam waktu singkat, tentu saja hal ini hanya sebagai sentimen jangka pendek saja, namun jika konflik ini terjadi secara berkepanjangan, maka itu bisa membuat emiten pelayaran Indonesia kena dampaknya.
Karena laut merah merupakan sebuah jalur perdagangan utama sebagai penghubung antara Timur Tengah dengan Eropa dan Asia. Dengan adanya konflik di laut merah ini tentu saja akan memberikan dampak terhadap lalu lintas kapal pengiriman, dan juga membuat adanya ketidakpastian terhadap rantai pasokan global. Jadi saat adanya penurunan terhadap ketersediaan kapal pengiriman karena waktu pengiriman yang lebih panjang dan tingginya risiko, hal tersebut bisa membuat tarif pengiriman mengalami kenaikan. Sehingga Baltic Dry Index (BDI) bisa mengalami kenaikan, yang kita tahu bahwa indeks BDI menjadi acuan dalam tarif pengiriman perusahaan pelayaran di Indonesia. Saat ini indeks BDI belum terlihat ada kenaikan sejak pertengahan Desember 2023.
Oke, karena konflik ini yang membuat harga saham emiten pelayaran di Indonesia naik, di sini kita akan bahas terkait perusahaan pelayaran di Indonesia beserta kinerja operasionalnya.
Pertama dari PT Samudera Indonesia (SMDR), harga saham SMDR sejak adanya konflik ini sudah naik sekitar 15,7%, meskipun sepanjang tahun 2023 masih turun 12,4% di harga Rp 338/lembar saham, menunjukkan valuasi PBV sebesar 0,78x dan PER 4,3x.
Lini bisnis yang dimiliki SMDR ada empat, yaitu shipping, ports, logistics, dan services mengacu pada annual report tahun 2022,. Bisnis shipping melayani jasa pelayaran terintegrasi dari hulu ke hilir, dengan segmen usaha seperti pelayaran curah kering, tanker, peti kemas, dan lainnya. Kemudian untuk ports, jasa kepelabuhan seperti pengelolaan terminal curah, serba guna, peti kemas, dan menyediakan peralatan pendukung. Bisnis logistik, ini layanan logistik dari penyimpanan barang sampai pengiriman ke tujuan akhir. Dan bisnis services, sebagai pendukung operasional untuk seluruh unit bisnis SMDR. Area operasional yang dimiliki SMDR berada di dalam negeri dan beberapa negara Asia seperti Malaysia, Myanmar, Bangladesh, India, China, dan lainnya.
Pada kuartal ketiga tahun 2023, Kinerja operasional SMDR ini kurang bagus, di mana pendapatan jasanya tercatat turun 32,6% menjadi US$ 575,4 juta dari sebelumnya sebesar US$ 853,9 juta. Sedangkan laba brutonya turun 62% menjadi US$ 117,8 juta dari sebelumnya US$ 310,8 juta.
Sedangkan laba bersihnya turun 62,9% menjadi US$ 63,6 juta dari sebelumnya sebesar US$ 171,5 juta.
Saham kedua yaitu PT Temas (TMAS), harga saham TMAS juga tercatat naik 17,5% sejak adanya konflik ini, namun secara year to date juga masih menurun 13,3%, dengan harga Rp 169/lembar saham, menunjukkan valuasi PBV sebesar 4,06x dan PER 10,83x. Mengacu pada laporan keuangan kuartal ketiga tahun 2023, segmen operasi yang dimiliki TMAS ada dua, yaitu jasa pelayaran, dan jasa bongkar muat. Area operasional dari TMAS ini berada di wilayah domestik.
Kinerja operasional pada kuartal ketiga tahun 2023 ini juga mengalami penurunan, dimana pendapatan jasa turun 12,2% menjadi Rp 3,2 triliun dari sebelumnya Rp 3,6 triliun. Sejalan dengan itu, laba bruto TMAS juga turun 31,5% menjadi Rp 886,2 miliar dari sebelumnya Rp 1,2 triliun.
Sedangkan untuk laba bersihnya turun 38% menjadi Rp 632,7 miliar dari sebelumnya Rp 1 triliun.
Jadi, nantinya jika konflik ini terjadi secara berkepanjangan, kita bisa cek apakah indeks tarif pengiriman kapal seperti Baltic Dry Index itu mengalami kenaikan dan itu bisa kita jadikan acuan seperti apa kinerja emiten pelayaran kedepannya.
Untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut serta mendapatkan wawasan eksklusif dari para ahli, bergabunglah dalam Program Value Investing Mastery sekarang. Klik gambar di bawah untuk mendaftar dan tingkatkan pengetahuan investasi Anda.