Analisis Neraca Perusahaan UNVR: Kesehatan Finansial dan Kemampuan Gagal Bayar

Pelajari tentang kesehatan finansial perusahaan UNVR dan kemampuan gagal bayar yang sangat kecil, serta bagaimana kinerja perusahaan mempengaruhi harga saham.

 

Dalam investasi saham ada dua skenario, yang pertama ketika kinerja perusahaan masih sesuai skenario awal, yang kedua ketika kinerja perusahaan tidak sesuai skenario awal. Jika kinerja perusahaan masih sesuai dengan skenario di awal, kita dapat meng-hold saham tersesbut, namun jika tidak sesuai dengan skenario di awal maka kita dapat melakukan pengurangan pada portfolio atau di jual. Artikel ini akan membahas mengenai kinerja UNVR yang dimana moment full year tahun 2022 ternyata kinerja perusahaan ini tidak sesuai skenario.Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini.

Pergerakan Harga Saham UNVR (Unilever Indonesia)

Pada bulan Mei tahun 2022 harga saham UNVR berada di kisaran harga Rp 3.700/lembar saham. Seiring berjalannya waktu, saham UNVR sempat mengalami kenaikan di bulan November dan mencapai harga Rp 5.500/lembar saham dan setelah itu harganya menurun. Terjadinya penurunan harga saham UNVR pada saat itu dikarenakan kinerja Q3 tahun 2022 tidak sesuai skenario. Pada saat bulan Mei tahun 2022 diproyeksikan kinerja perusahaan UNVR seharusnya dapat mengalami kenaikan, namun tidak sesuai rencana dan membuat harga saham UNVR ini menurun. Setelah mengalami penurunan, harga saham UNVR masih tetap berada di posisi sideways di harga Rp 4.500/lembar saham. Kemudian pada awal tahun 2023 saham UNVR sempat mengalami kenaikan harga Rp 5.000/lembar saham, namun setelah itu harga sahamnya kembali  turun di harga Rp 4.500/lembar saham.

Perjalanan Perusahaan UNVR Sepanjang Tahun 2022

Awal tahun 2022 perusahaan ini sempat menjadi pemberitaan dengan salah satu perusahaan konsultan keuangan yang menganggap perusahaan Unilever ini bukan saham defensive dan menyarankan untuk melakukan Go-Private dan membuat harga saham UNVR ini jatuh hingga di harga Rp 3.500/lembar saham. Namun di saat harga saham UNVR ini jatuh, justru diborong oleh para direktur seperti Presiden Direktur Unilever Ira Noviarti membeli saham sebanyak 870.000 lembar di harga Rp 3.460/lembar saham, kemudian Ainul Yaqin Direktur PT Unilever juga membeli saham dengan jumlah 296.000 lembar di harga Rp 3,380/lembar saham.

Pada posisi Februari 2023 yaitu dari saham BYAN (Bayan Resources) yang mengalami penurunan pada harga sahamnya sebesar 4,5%. Secara tahunan saham BYAN juga menduduki posisi pertama sebagai saham pemberat IHSG dengan penurunan harga sahamnya sebesar 8,6%. Selain saham BYAN, ada saham ARTO (Bank Jago) yang juga menjadi pemberat IHSG. Secara bulanan (Februari 2023) saham ARTO mengalami penurunan harga sahamnya sebesar 21,8%, dan secara tahunan (per Januari hingga Februari 2023) menurun sebesar 32,5%. Kemudian dari saham ADMR (Adaro Minerals) secara tahunan (per Januari hinga Februari 2023) harga sahamnya menurun sebesar 23,3%.

Perusahaan Unilever ini juga mempunyai strategi yang cukup bagus. Pada public Expose tahun 2022 memperlihatkan perusahaan Unilever mencoba memperkuat brand dan melakukan premiumisasi produk yang membuat harga jualnya dapat dinaikkan. Namun 19 produk shampo dari Unilver ini ditarik dari peredaran di Amerika diantaranya TRESemme hingga Dove. Kejadian ini juga akan berimbas hingga ke Indonesia dimana masyarakat kemungkinan besar tidak akan membeli kedua produk tersebut, bahkan menjauhi produk-produk lainnya dari Unilever.

Di sisi lain, pada paparan Public Expose yang diterbitkan oleh Manajemen bahwa saat ini tantangan dari perusahaan Unilever yaitu kenaikan komoditas, baik pada harga CPO, Coal, Minyak dan Jagung. Kenaikan harga-harga komoditas ini membuat bahan baku naik dan juga menggerus laba bruto dan laba bersih perusahaan

Kinerja Perusahaan UNVR

Untuk Neraca perusahaan UNVR ini sehat dan kemampuan gagal bayar juga sangat kecil, dapat dipastikan perusahaan tidak akan mengalami bangkrut. Dari neraca perusahaan yang sehat, yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan harga saham dalam jangka panjang adalah pada kinerja perusahaan. Kinerja dari saham UNVR sepanjang tahun 2022 memperlihatkan di sisi penjualan mengalami kenaikan sebesar 4,23%, namun untuk laba bruto menurun sebesar 2,86% dan laba bersih juga menurun sebesar 6,83%. Di sisi lain beban pemasaran dan penjualan dari UNVR ini mengalami kenaikan sekitar 7 hingga 8%.

Kemudian untuk komponen harga pokok penjualan (HPP) perusahaan Unilever ada kenaikan di sisi pembelian yang cukup besar dari 14,8 triliun Rupiah (tahun 2021) menjadi 16 Triliun Rupiah (tahun 2022). Selanjutnya untuk beban pemasaran dan umum juga mengalami kenaikan dari 2 Triliun (tahun 2021) Rupiah menjadi 3 Triliun Rupiah (tahun 2022).

Kinerja Perusahaan UNVR QoQ Tahun 2022

Pada Q1 tahun 2022 baik secara pendapatan, laba kotor hingga laba bersih mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dimana pendapatan naik 14%, laba kotor naik 16% dan laba bersih naik 47%. Kemudian di Q2 tahun 2022 mengalami penurunan, dimana pendapatan menurun sebesar 2%, laba kotor turun 4% dan laba bersih turun 30%, salah satu penyebab penurunan di Q2 ini adalah perang antara Rusia dan Ukraina yang membuat harga komoditas naik. Kemudian di Q3 harga CPO sudah mulai menurun tetapi kinerja saham UNVR juga masih menurun, dimana pendapatan menurun sebesar 5%, laba kotor turun 9% dan laba bersih turun 16%. Yang terakhir di Q4 tahun 2022, kinerja perusahaan UNVR juga menurun. Dari fenomena penarikan secara besar-besaran beberapa produk dari Unilever Amerika hal ini juga berdampak di Indonesia yang membuat masyarakat sedikit menjauhi produk dari Unilever karena ketakutan adanya produk dengan bahan yang dapat membuat kanker dan membuat pendapatan Unilever menurun, dimana pendapatan menurun sebesar 4%, laba kotor turun 10% dan laba bersih turun 36%.

Kinerja Perusahaan Unilever Tahun 2013 hingga 2022

Sepanjang tahun 2013 pendapatan dari Unilever tidak memperlihatkan pergerakan yang signifikan hingga tahun 2022. Di tahun 2022 pendapatan Unilever naik sekitar 4% yaitu sebesar 41,2 Triliun Rupiah. Dari fenomena penarikan produk Unilver, di tahun 2023 tidak dapat diprediksi bahwa pendapatan perusahaan ini akan naik. Sementara untuk laba bersihnya di tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 5,3 Triliun Rupiah.

Dari beberapa analisa di atas, banyaknya sentiment negatif membuat kinerja Unilever belum pulih. Lalu di tahun 2023 ini prediksinya laba bersih perusahaan akan naik, namun dari sisi penjualan sangat berat untuk naik, sehingga untuk konservatif penjualannya tetap. Bagi para holder UNVR saat ini tidak bisa berharap harga sahamnya akan naik. Di harga Rp 4.500/lembar saham, jika dihitung berdasarkan laba di tahun 2022 dengan proyeksi dividen payout rasio sekitar 100%, kemungkinan besar Dividen yield yang didapatkan sekitar 2,5 hingga 3% dengan dua kali pembagian dividen. Dan  hal terpenting yang harus diperhatikan adalah kinerja perusahaan di Q1 tahun 2023 mendatang. Yang dimana dengan adanya penurunan harga komoditas, kinerja Q1 tahun 2023 seharusnya akan naik. Jika kinerja Q1 mengalami kenaikan, maka aka nada harapan harga sahamnya juga naik.

Itulah artikel review mengenaik saham UNVR, nantikan update informasi tentang saham lainnya yang lebih menarik lagi, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui secara advance tentang bagaimana cara mencari saham saham yang berpotensi bagger atau mengetahui cara berinvestasi tumbuh dengan tenang tanpa mantengin chart tiap hari. silahkan klik gambar dibawah. Akan kami beritahu bagaimana caranya! 

Facebook
Telegram
WhatsApp
Twitter
Picture of Erose Perwita

Erose Perwita

Author | Founder theinvestor.id