Analisis Landbank 4 Saham Properti Indonesia
Telusuri strategi landbank empat saham properti terkemuka Indonesia: BSDE, CTRA, SMRA, PWON. Temukan peluang investasi saham properti dengan analisis mendalam
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Investasi di pasar properti seringkali menjadi pilihan yang menjanjikan, terutama melihat saham-saham unggulan. Sebelumnya kita telah membahas empat saham properti yang menjual rumah tapak dan layak untuk dicermati. Kali ini kita akan membahas landbank dari keempat saham properti tersebut. Landbank merupakan tanah yang dimiliki perusahaan, dan akan digunakan untuk pengembangan proyek properti di masa depan nanti, alias biasanya disebut dengan tanah yang belum dikembangkan.
Kita ketahui bahwa tanah atau lahan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan properti, dengan memiliki lahan maka perusahaan bisa meningkatkan kinerja bisnisnya dan keberlanjutan bisnis perusahaan kedepannya. Apalagi jika landbank yang dimiliki perusahaan ini besar dan lokasinya strategis.
Dengan menganalisis landbank, kita memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang potensi pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis di masa depan. Maka dari itu perusahaan akan melakukan perencanaan dan eksekusi terhadap proyek yang sesuai dengan strategi pengembangan bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Landbank yang besar dan berada di lokasi strategis tentu mempunyai kontrol lebih besar pada pasokan tanah di lokasi tersebut. Yang dimana hal tersebut bisa menjadi sebuah keuntungan strategis bagi perusahaan properti, apalagi jika berada di lokasi utama di sebuah kota besar, tentu saja itu akan menjadi lahan yang langka untuk dimiliki, dan pasti nilainya tinggi. Dengan tanah yang dimiliki perusahaan ini di berbagai lokasi, ini akan menjadi sebuah diversifikasi portofolio properti bagi perusahaan. Dengan memiliki landbank menjadi sebuah persiapan perusahaan dalam menumbuhkan bisnis kedepannya, di saat perekonomian dalam negeri sedang bagus perusahaan properti biasanya akan memperoleh permintaan yang cukup tinggi dari pasar, maka dari itu sebelumnya sudah kita jelaskan bahwa jika di tahun 2024 nanti suku bunga diturunkan dan perekonomian dalam negeri bisa lebih baik, maka permintaan properti bisa meningkat nantinya.
Oke langsung saja kita akan membahas mengenai jumlah landbank terbesar yang dimiliki keempat saham properti yang telah dijelaskan sebelumnya.
1. Bumi Serpong Damai (BSDE)
BSDE menonjol dengan memiliki landbank terbesar di antara keempat saham properti yang kami bahas.. Dengan luas tanahnya pada posisi kuartal ketiga tahun 2023 ini sebesar 3.826 ha, dengan jumlahnya sebesar Rp 15,7 triliun. Proyek terbesar yang dimiliki BSDE ini dari BSD City yang berlokasi di Bogor dan Tangerang, yang mewakili 54% sendiri dari total luas tanah yang belum dikembangkan. Kemudian disusul oleh Proyek Grand Wisata di Bekasi, dan Proyek Surabaya di Benowo, Surabaya. Jika dilihat lokasi proyek ini tersebar ke beberapa daerah, dan ini adalah hal yang bagus, perusahaan juga memiliki proyek yang berlokasi Kalimantan yaitu Samarinda dan Balikpapan. Nantinya jika IKN sudah berjalan maka BSDE sendiri sudah mempersiapkan lahan yang bisa dikembangkan kedepannya.
2. Ciputra Development (CTRA)
Untuk CTRA ini luas lahannya tidak dijelaskan, namun jumlahnya sebesar Rp 7,6 triliun posisi kuartal ketiga tahun 2023. Angka ini merupakan yang terbesar kedua dari keempat saham yang kita bahas. CNUS dan entitas anak yang diketahui CNUS adalah PT Citra Nusantara sebagai anak perusahaan CTRA yang lokasinya cukup banyak mulai dari Surabaya, Sidoarjo, Medan, dll dengan menjadi landbank yang tertinggi, mewakili 61,3% dari total landbank CTRA. Kemudian jika melihat dari public expose perusahaan bulan Juni 2023, dijelaskan untuk luas tanah belum dikembangkan sebesar 2.247 ha.
3. Summarecon Agung (SMRA)
SMRA memiliki luas tanah yang belum dikembangkan sebesar 1.953 ha posisi kuartal ketiga tahun 2023, dengan jumlahnya Rp 7,3 triliun. Luas tanah terbesar berada di Summarecon Bogor, kemudian disusul Summarecon Serpong, dan Summarecon Makassar.
4. Pakuwon Jati (PWON)
Yang memiliki luas tanah belum dikembangkan sebesar 372 ha. Dengan jumlahnya Rp 3 triliun. Lokasi tanah yang dimiliki hanya tiga lokasi saja, dengan yang paling besar dari Surabaya Barat, kemudian Surabaya Timur, dan terakhir Jakarta.
Seperti yang dijelaskan di atas, saat perusahaan memiliki landbank yang besar dan lokasinya strategis, tentu saja itu menjadi keuntungan bagi perusahaan dalam menjalankan bisnis kedepannya, karena perusahaan dengan landbank yang besar mereka sudah mempersiapkan tanah untuk dijadikan proyek untuk masa mendatang, dan tentunya memiliki harga beli yang lebih murah saat perusahaan beli di masa lalu, daripada harga beli tanah di masa mendatang yang biasanya harganya akan naik.
Keputusan untuk berinvestasi dapat lebih terinformasi ketika kita mempertimbangkan landbank sebagai salah satu faktor kunci dalam pertumbuhan jangka panjang perusahaan properti.
Ingin memahami lebih dalam dan berpartisipasi dalam investasi properti yang cerdas? Bergabunglah dengan program Value Investing Mastery sekarang dengan mengklik gambar di bawah ini.