Ulasan mendalam tentang penurunan kinerja AMMN di Kuartal Kedua 2023, faktor-faktor penyebab, dan prospek pertumbuhannya di masa mendatang
Daftar Isi
ToggleSebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa denganĀ klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
PT Amman Mineral Internasional (AMMN) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produsen tembaga dan emas. Perusahaan melalui anak usahanya yaitu AMNT, mengoperasikan tambang Batu Hijau, menjadi tambang tembaga dan emas terbesar kedua yang ada di Indonesia, AMNT juga melakukan pengolahan bijih menjadi konsentrat, dan kegiatan eksplorasi. Perusahaan baru IPO tanggal 7 Juli 2023 kemarin, dengan kinerja yang bagus sebelumnya membuat harga saham AMMN yang pertama kali listing di harga Rp 1695/lembar saham kini sudah mengalami kenaikan sekitar 249,5% menjadi Rp 5925/lembar saham, yang membuat market cap AMMN menjadi no 5 terbesar di Indonesia.
Kita masuk ke kinerjanya, AMMN pada kuartal kedua tahun 2023 mencatatkan laba bersih sebesar US$ 118,8 juta atau turun 78,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 562,5 juta.
Kemudian jumlah beban operasional perusahaan tercatat naik menjadi US$ 60,7 juta. Membuat laba operasionalnya menjadi US$ 222,2 juta.
Dari rilis perusahaan, pada bulan Oktober 2022 sampai April 2023, terdapatĀ curah hujan sangat tinggi di tambang Batu Hijau yang sebelumnya tidak pernah mengalami kejadian setinggi itu. Dengan hal tersebut membuat penambangan bijih segar dari Fase 7 tertunda. Sehingga penambangan seluruhnya dipindah ke pengupasan batuan penutup Fase 8 untuk mengoptimalkan operasi perusahaan.
Saat sudah masuk musim kemarau, perusahaan melakukan peningkatan pemompaan air pit sehingga bisa mengakses bijih Fase 7 dengan kadar tinggi lebih cepat 1,5 bulan dari jadwal, yang dimana rencana awalnya di bulan Juli 2023. Dengan hal tersebut, manajemen optimis bisa melampaui target produksi yang telah ditetapkan sebelum IPO untuk tahun 2023 ini. Sepanjang 6 bulan pertama 2023 pemrosesan tembaga tersebut terus berjalan dengan kapasitas penuh, meskipun ada penundaan tersebut. Perusahaan pada kuartal kedua 2023 memproduksi 134 juta pon tembaga yang mengalami penurunan 36% dan untuk produksi emas sebesar 172 kilo ons atau turun 51% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Jika kita lihat target produksi tembaga tahun 2023 ini sebesar 337 juta pon, dan emas sebesar 529 kilo ons.
Adanya penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan karena izin ekspor AMNT yang berakhir di bulan Maret 2023 membuat penjualan bersih AMMN turun cukup dalam. Dimana izin ekspor baru diberikan pada bulan Juli 2023. Dan tidak lama setelah izin diberikan, AMMN telah menjual persediaan empat bulan dengan waktu enam minggu saja, itu merupakan hal yang sangat bagus.
Meskipun menghadapi kendala ini, AMMN tetap optimis dengan kinerjanya ke depan. Dengan strategi yang tepat dan peningkatan pemompaan air pit, mereka berharap dapat mengakses bijih Fase 7 lebih cepat dari jadwal semula.
Harga jual rata-rata untuk tembaga naik 6% menjadi US$ 4,48 per pon, sedangkan untuk emas mengalami kenaikan 8% menjadi US$ 2.004 per ons.
Belanja modal perusahaan pada kuartal kedua tahun 2023 ini sebesar US$ 436 juta, yang digunakan untuk membeli alat pertambangan, pembangunan, dan meningkatkan fasilitas pendukung penambangan bijih Fase 7 dan pengupasan batuan penutup Fase 8 sebesar US$ 132 juta, belanja modal untuk smelter sebesar US$ 92 juta, perluasan pabrik pengolahan US$ 166 juta, pembangkit listrik tenaga gas & uap dan fasilitas LNG US$ 46 juta.
AMMN saat ini tengah melakukan pembangunan fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia (PMR), yang memiliki total kapasitas input 900.000 metrik ton per tahun. Saat proyek pembangunan tersebut selesai, perusahaan bisa mendapat penghematan pajak, bea keluar lebih rendah, dan royalti lebih rendah. Pembangunan tersebut sesuai dengan agenda hilirisasi industri Pemerintah Indonesia.