Analisis BSDE – Potensi Bagger dalam Saham Properti

Analisis mendalam BSDE, saham properti dengan potensi bagger. Mempelajari kinerja, proyeksi, dan valuasi.

Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.

Tinjauan atas Saham Properti BSDE

Pergerakan saham properti memang kerap kali mengundang penasaran. Pasalnya, fluktuasi yang terjadi bisa menjadi peluang untuk mendapatkan keuntungan besar. Salah satu yang sering menjadi sorotan adalah BSDE. Saham ini mencapai puncaknya pada 2016 dengan harga Rp 2.300 per lembar. Namun, pada 4 Juli 2023, harganya hanya Rp 1.065 per lembar. Adakah peluang bagger dalam saham ini?

Pemegang Saham dan Anak Perusahaan BSDE

Apabila dilihat dari komposisi pemegang sahamnya pada tahun 2022, saham BSDE ini menjadi afiliasi dari sinarmas land. Dimana pemegang sahamnya ada 2 pemegang saham prioritas, yaitu PT Paraga Artamida dengan kepemilikan 33,9% dan juga PT Ekocentra Usahamaju dengan kepemilikan sebesar 25,63%. Kedua PT tersebut merupakan afiliasi dari grup sinarmas.

Selain itu, BSDE memiliki anak usaha yaitu PT. Duta Pertiwi. Dimana BSD City memiliki perumahan, sekolahan, industry dan sebagainya dalam satu lingkup berada di BSD City.

Kenaikan Kinerja BSDE

Jika kita lihat kinerja BSDE pada kuartal pertama 2023, kita akan melihat kenaikan yang signifikan.

Apabila dilihat dari kinerjanya pada kuartal pertama tahun 2023. Saham BSDE membukukan kinerja pendapatan usaha naik sebesar 42% diikuti kenaikan laba kotor sebesar 47%. Sehingga pada sisi laba bersih saham BSDE membukukan kenaikan cukup signifikan sebesar 154%.

Apabila kita breakdown dari pendapatannya, pada penjualan tanah dan bangunan mengalami kenaikan sebesar 53% kemudian pada arena rekreasi naik cukup signifikan sebesar 95% dan pada pendapatan hotel mengalami kenaikan sebesar 52%.

Apabila kita lihat pendapatan dan laba bersih secara historis. Tahun 2022 pendapatan saham BSDE naik mencapai 10,2 Triliun, ini merupakan pendapatan all time highnya apabila kita hilangkan tahun 2017. Apabila kita proyeksikan 10% untuk pendapatan tahun 2023. Maka tahun 2023 akan menjadi pendapatan all time high mengalahkan tahun 2017. Kemudian pada tahun 2022, laba bersih BSDE tergolong sudah naik cukup banyak menjadi 2,4 Triliun. Dan apabila kita proyeksikan laba bersih pada tahun 2023 naik 40% maka laba bersih tahun 2023 akan menjadi 3,4 Triliun.

Secara sepintas kita bisa menyimpulkan bahwa pendapatan BSDE naik 42%, diikuti laba kotornya naik sebesar 47% dan juga laba bersih yang naik cukup signifikan sebesar 154%. Jika proyeksi sesuai rencana, apabila laba bersih bisa naik 40%, maka potensi ROE nya mencapai 9,7%-11%. Ini merupakan ROE tertinggi sejak pandemi covid-19 lalu.

Secara valuasi di harga Rp 1.100 per lembar saham, memiliki valuasi PBV sebesar 0,6x dan juga PER sebesar 7x. Menurut kami, tergolong undervalue. Apabila kita lihat pada tahun 2016 dengan harga saham 2300, pada saat itu valuasinya sebesar 2,1x dengan PER 24x. Saat itu ROE BSDE sebesar 8,7%. Apabila tahun 2023 ini laba naik dan ROE naik, maka potensi untuk naik 1 bagger ini juga terbuka lebar. Dengan catatan laba harus naik.

 

Melangkah Lebih Jauh

Dengan memperhatikan semua poin di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa saham BSDE memiliki potensi untuk menjadi bagger jika laba bersih dapat naik seperti yang diproyeksikan. Dengan pendapatan yang naik 42%, laba kotor naik sebesar 47%, dan laba bersih naik cukup signifikan sebesar 154%, BSDE tampaknya menjanjikan.

Namun, memutuskan apakah saham ini akan menjadi bagger atau tidak memerlukan analisis lebih lanjut dan pemahaman mendalam tentang pasar saham. Untuk itu, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam program Value Investing Mastery kami. Klik gambar di bawah ini untuk mendapatkan akses ke pengetahuan dan wawasan yang akan membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih baik dan lebih informasi.

 
Facebook
Telegram
WhatsApp
Twitter