Analisa IPO RGAS: Peluang saat Sentimen Israel Palestina

Analisis mendalam tentang IPO RGAS: Bagaimana kenaikan harga minyak terkait dengan konflik geopolitik dapat mempengaruhi peluang investasi

Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.

Situasi geopolitik yang tengah memanas antara Israel dan Palestina saat ini memicu perubahan signifikan di pasar global. Konflik ini dapat memicu kenaikan harga minyak dunia dan gas, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan inflasi yang lebih tinggi. Inflasi yang meningkat cenderung meningkatkan suku bunga, yang akan berdampak pada berbagai aset, termasuk emas dan kurs dolar. Bagaimana ini memengaruhi pasar saham? Apakah ada peluang yang muncul dari situasi ini? Mari kita bahas dalam artikel ini.

 

Ketika pasar dipengaruhi oleh peristiwa besar seperti konflik geopolitik, beberapa perusahaan melihatnya sebagai peluang untuk mencapai keuntungan yang lebih besar. Salah satu perusahaan yang ingin memanfaatkan situasi ini adalah PT. Kian Santang Muliatama, atau dengan kode IPO RGAS. Perusahaan ini beroperasi di sektor penunjang gas, dan dalam artikel ini, kami akan membahas rencana IPO RGAS serta analisisnya.

 

 

RGAS adalah perusahaan yang berfokus pada dua segmen bisnis: produk dan jasa. Dalam segmen produk, RGAS menjual berbagai peralatan yang terkait dengan instalasi gas, termasuk converter ergas, regulator, dan meter gas rumah tangga. Di sisi lain, segmen jasa perusahaan mencakup engineering, procurement, dan construction (EPC) di bidang teknis.

RGAS berencana untuk melakukan IPO dengan menawarkan 334 juta lembar saham dengan kisaran harga penawaran antara 112 hingga 115. Target dana yang ingin mereka kumpulkan dari IPO ini adalah sekitar 40,7 Miliar.

Setelah berhasil mengumpulkan dana tersebut, RGAS berencana untuk menggunakan sebagian besar dana ini untuk melakukan akuisisi saham mayoritas di PT Kian Santang, perusahaan yang bergerak dalam bidang inspeksi teknis, kalibrasi, dan pengujian peralatan teknis. Selain itu, RGAS juga akan mengalokasikan dana untuk akuisisi merk Ergas dan Kians serta untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sehari-hari.

Penting untuk mencatat bahwa pemegang saham utama RGAS adalah Agus Salim, Taufik Dwicahyono, Edy Nurhamid Amin, Fadjar Tri Ananda, PT Kian Megah Investama, dan PT Platinum Berkah Abadi, yang semuanya merupakan anggota dari komisaris atau direksi RGAS. Setelah IPO, jumlah saham RGAS akan meningkat menjadi 1,6 Miliar lembar saham.

 

Dalam hal keuangan, RGAS memiliki neraca yang sehat dengan total aset sebesar 52,5 Miliar dan kas sekitar 10,3 Miliar per April 2023. Dengan total liabilitas hanya sekitar 1,5 Miliar, RGAS tidak terlalu membutuhkan dana dari IPO untuk melunasi utang. Ini menunjukkan bahwa dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk ekspansi usaha, bukan untuk mengatasi masalah keuangan.

Dari segi kinerja, RGAS telah mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, terutama pada tahun 2023 dengan kenaikan sekitar 70% dibandingkan April 2022. Meskipun laba tahun berjalan turun sedikit, RGAS masih memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang positif berkat kerja sama dengan PGN (Pertamina Gas Negara).

Dengan adanya kontrak dengan PGN sebagai pelanggan baru, proyeksi pendapatan dan laba bersih RGAS pada tahun 2023 terlihat sangat positif.

Dengan harga IPO sekitar 115 per lembar saham, perusahaan ini memiliki PBV sekitar 2x dengan PE ratio sekitar 19x, yang dapat dianggap sebagai valuasi yang wajar untuk sebuah perusahaan yang tengah IPO.

Bergabunglah dengan Program Value Investing Mastery!

Bagi Anda yang tertarik untuk berinvestasi di IPO RGAS dan peluang lain di pasar saham, kami mengundang Anda untuk bergabung dengan Program Value Investing Mastery.

Klik gambar di bawah ini untuk informasi lebih lanjut dan mulailah memanfaatkan peluang investasi yang berharga.

Facebook
Telegram
WhatsApp
Twitter