Analisa Hutang ICBP: Mengapa Akuisisi Pinehill Company Limited Worth It?
Baca analisa mengenai hutang ICBP dan pandangan manajemen terhadap akuisisi Pinehill Company Limited. Meskipun hutang mencapai 42 Trilliun, ICBP mampu memberikan pendapatan sebesar 14,9 Trilliun pada tahun 2022.
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini.
HUTANG GEDE TETEP MENARIK !!!
Pada artikel kali ini kami akan membahas hutang dari ICBP untuk melengkapi Analisa mengenai ICBP. Dimana pada bulan agustus 2020 ICBP mengakuisisi Pinehill Company Limited sebesar 2,99 Miliar USD atau setara dengan 42 Trilliun rupiah pada kurs saat itu. Banyak investor yang mengatakan bahwa harga tersebut terlalu mahal untuk melakukan akuisisi. Namun, berbeda dari sudut pandang pihak manajemen ICBP. Bagaimana pandangan manajemen terhadap akuisi ICBP tersebut? Bisa kita lihat dari press release dibawah ini.
Manajemen mengatakan bahwa hitungan PE ratio sebesar 23 kali yang berarti nilai akuisi Pinehill Company Limited tersebut sebesar 23 kali PE ratio. Sebagai pembanding manajemen memberikan contoh 6 perusahaan di Afrika dan Timur tengah dan perusahaan di Asia tenggara yang bergerak di bidang pembuatan makanan rata-rata PE ratio sebesar 23,5 kali. Di tambah ICBP sendiri sebelum tahun 2020 diperdagangkan di level PE Ratio 25 kali. Sehingga bisa dinilai bahwa akuisisi Pinehill sebesar 2,99 Miliar USD atau 42 Trilliun rupiah tersebut dengan level PE ratio sebesar 23 Kali tersebut tergolong harga wajar. Lalu, dari mana sumber dana yang diperoleh ICBP untuk melakukan akuisisi Pinehill Company Limited tersebut? Ya sumber dana yang digunakan untuk melakukan akuisisi dengan mengambil Sebagian dana kas dan pinjaman bank. Kemudian pada tahun 2021 ICBP menerbitkan Global Bond sebesar 14,49 Trilliun rupiah pada kurs saat itu.
Menurut kami, manajemen menerbitkan Global Bond dengan mata uang dollar dengan tujuan agar terjaga suku bunga, karena manajemen memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga akibat krisis yang terjadi di amerika. Hasil dari menerbitkan Global bond digunakan untuk melunasi hutang banknya dengan mengonversi dalam obligasi. Lalu bagaimana pencatatan dalam laporan keuangannya? Dibawah ini kami memberikan laporan keuangan di sisi liabilitasnya.
Diatas adalah laporan keuangan ICBP tahun 2020 hingga 2022 pada sisi liabilitas jangka panjangnya. Apabila kita lihat pada utang obligasi pada tahun 2020 ICBP tidak membukukan utang obligasi haanya mencatatkan utang bank sebesar 30 Trilliun. Namun, pada tahun 2021 ICBP membukukan utang bank yang turun menjadi 1,7 Trilliun dan membukukan utang obilgasi sebesar 38,9 Trilliun hal ini terjadi karena manajemen mengonversikan utang bank menjadi utang obligasi. Pada tahun 2022 kurs dollar naik sehingga pada pencatatan utang obligasi naik menjadi 42,9 Trilliun. Bisa kita lihat dari sisi beban keuanganya.
Akibat terjadinya kenaikan kurs dollar pada tahun 2021 ke 2022, ICBP mencatatkan selisih nilai tukar mata uang naik dari tahun 2021 sebesar 128 Miliar menjadi 4 Trilliun. Sehingga beban bunganya juga mengalami kenaikan dari 1,8 Trilliun menjadi 2,1 Trilliun.
Apakah worth it ICBP mengakuisisi Pinehill Company Limited dengan mencatatkan hutang yang menggunung sebesar 42 Trilliun tersebut? Menurut kami worth it, karena dengan hutang sebesar 42 Trilliun tersebut ICBP mampu memberikan pendapatan sebesar 14,9 Trilliun pada tahun 2022. Yang membuat omset ICBP mencapai all time high sebesar 64,7 Trilliun.
Dari Analisa diatas dapat disimpulkan, walaupun hutang mencapai 42 Trilliun dengan DER diatas 100% menurut kami tergolong masih aman karena dengan akuisisi Pinehill company limited ICBP mendapat penghasilan sebesar 14,9 Trilliun yang mana beban bunga hanya berkisar 2 Trilliun.
Untuk mengetahui secara advance tentang bagaimana cara mencari saham saham yang berpotensi bagger atau mengetahui cara berinvestasi tumbuh dengan tenang tanpa mantengin chart tiap hari. silahkan klik gambar dibawah. Akan kami beritahu bagaimana caranya!
Erose Perwita
Author | Founder theinvestor.id