Daftar Isi
ToggleArtikel ini dipersembahkan oleh:
Belakangan rumor mengenai merger ADMF dan MFIN, kian ramai dibahas pelaku pasar. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) dinyatakan sedang dalam proses merger dengan PT Mandala Finance Tbk (MFIN). Menariknya dalam proses merger dua perusahaan di bidang Multifinance ini, terdapat kekuatan Grup MUFG yang akan memayungi realisasi penggabungan tersebut. Meski salah satunya dari dua peserta merger tersebut harus berhadapan dengan potensi delisting dari BEI. Nah berikut ini 8 fakta merger ADMF dan MFIN!
Berikut ini 8 fakta merger ADMF dan MFIN yang akan segera terealisasikan dalam waktu dekat:
Berdasarkan estimasi pelaksanaan merger, Penandatanganan Akta Penggabungan oleh ADMF dan MFIN akan dilakukan pada 1 Juli 2025. Dengan Pengumuman Keterbukaan Informasi Ringkasan RUPSLB Peserta Merger kepada publik dan BEI di 2 Juli 2025. Dan tanggal efektif merger ADMF dan MFIN menggabungkan usahanya dijadwalkan pada 1 Oktober 2025.
Setelah merger ADMF dan MFIN efektif, maka struktur organisasi MFIN disesuaikan dengan fungsi yang ada dalam ADMF, berikut ini:
Adapun berdasarkan data yang terbaru dari Daftar Pemegang Saham MFIN per 1Q2025, adalah berikut:
Catatan 2. Source: Ringkasan Rangcangan Merger ADMF dan MFIN
Dengan diambilalihnya saham MFIN oleh MUFG dan adanya pelaksanaan Tender Wajib oleh MUFG di 2024, membuat MUFG memiliki 89.26% saham MFIN. Sejalan dengan itu, MFIN diwajibkan untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp250 miliar. Untuk memenuhi persyaratan modal tersebut, MFIN berencana membagikan saham bonus total sekitar 2.32 miliar saham, dengan nilai nominal Rp50 per saham. MFIN sendiri sudah mengantongi izin dari RUPS Tahunan di April 2025. Berikut ini perincian Daftar Pemegang Saham MFIN usai membagi Saham Bonus:
Sedangkan untuk rincian Daftar Pemegang Saham ADMF usai merger:
Dengan kekuatan skala bisnis yang dimiliki ADMF, maka usai resmi merger ADMF ditetapkan sebagai entitas perusahaan yang bertahan. Sedangkan MFIN akan dibubarkan secara hukum (Likuidasi), melalui peleburan unit bisnis ke dalam ADMF – tanpa mengubah nama entitas dari ADMF. Pelaksanaan pembubaran MFIN, dimulai dengan proses yang sederhana oleh Tim Likuidasi MFIN dari periode 1 Juli 2025 sampai 30 September 2025.
Meskipun demikian, kedua perusahaan memiliki izin usaha yang sama, sehingga proses merger berpotensi dapat berjalan dengan baik. ADMF telah mengantongi Izin Usaha Pembiayaan Konvensional dari KemenKeu, berdasarkan SK MenKeu No.253/KMK.013/1991 tanggal 4 Maret 1991. Dan juga memiliki Izin Usaha Pembiayaan Syariah dari OJK berdasarkan Keputusan OJK No. KEP-172/NB.223/2015 tanggal 24 Juni 2015.
Begitu juga dengan MFIN, yang memperoleh Izin Usaha Pembiayaan Konvensional dari KemenKeu berdasarkan SK MenKeu No.323/KMK.017/1997 tanggal 21 Juli 1997. Serta Izin Usaha Pembiayaan Syariah dari OJK berdasarkan Keputusan OJK No. Kep-125/NB.223/2015 tanggal 9 Juni 2015.
Berikut adalah gambaran bisnis ADMF dan MFIN:
MUFG merupakan pengendali dalam proses merger antara ADMF dan MFIN, di mana keduanya merupakan entitas terafiliasi dalam Grup MUFG. Bahkan, sebelum rencana merger ini diumumkan, MUFG Bank dan ADMF telah terlebih dahulu melakukan akuisisi atas 80,6% saham MFIN pada Juni 2023, dengan nilai transaksi mencapai Rp7,042 triliun. Rincian kepemilikannya adalah sebagai berikut:
Dengan demikian, MUFG Bank menjadi pemegang saham terbesar di MFIN, diikuti oleh ADMF. Oleh karena itu, merger antara ADMF dan MFIN tidak akan mengubah struktur pengendali Perusahaan Penerima Merger (ADMF), sesuai dengan ketentuan POJK No. 74/2016.
Di sisi lain, MUFG juga telah memperkuat fondasi bisnis perbankan komersialnya di Indonesia melalui akuisisi PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada April 2019. ADMF sendiri merupakan anak perusahaan dari Bank Danamon dan menjadi salah satu pilar utama MUFG di segmen pembiayaan konsumen.
Sebagai bagian dari strategi grup, Bank Danamon telah ditunjuk sebagai Perusahaan Induk Konglomerasi Keuangan (PIKK) Operasional Grup MUFG di Indonesia oleh Pemegang Saham Pengendali. Oleh sebab itu, merger antara ADMF dan MFIN juga menjadi bagian dari rencana pembentukan PIKK Operasional Grup MUFG, sebagaimana diatur dalam POJK No. 30/2024 mengenai Konglomerasi Keuangan dan Perusahaan Induk Konglomerasi Keuangan.
Kesimpulannya, berikut adalah gambaran struktur pengendalian Grup MUFG di Indonesia:
Tidak hanya dibubarkan, MFIN pun berpotensi delisting dari BEI. Potensi ini telah ditegaskan oleh Lidia M – selaku Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI, bahwa delisting MFIN akan dilakukan setelah penggabungan usaha mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan instansi berwenang. Maka Perdagangan Terakhir Saham MFIN sebelum efektif penggabungan di BEI jatuh di 26 September 2025. Sedangkan untuk tanggal efektif delisting MFIN di BEI dilaksanakan pada 1 Oktober 2025 mendatang, berikut rinciannya:
Investor saham MFIN berpotensi menerima saham ADMF, berdasarkan rasio konversi 1 saham MFIN akan setara dengan 0.052401 saham ADMF. Hal ini mempertimbangkan perbandingan nilai pasar saham yang dimiliki ADMF dan MFIN sebesar 1:0.052401. Yang berdasarkan teori, persentase saham yang dimiliki investor ADMF dan MFIN akan terdilusi secara proporsional, berdasarkan rasio konversi 1 tadi.
Source: Data diolah RK Team Analyst
a. Potensi Aset ADMF
Jika mengacu pada LK 1Q2025 dengan kondisi belum terjadi merger ADMF dan MFIN. Maka jumlah total Aset yang dicatatkan ADMF per LK 1Q2025 adalah Rp32.133 triliun per 1Q2025. Bukan tidak mungkin, setelah merger aset ADMF berpotensi tumbuh hingga 21.85% atau setara dengan Rp39.154 (Annualized 2025).
b. Potensi Pendapatan ADMF
Begitu juga dengan potensi pendapatan ADMF, secara Annualized untuk Pendapatan 1Q2025 sebesar Rp9.48 triliun. Namun dengan kondisi setelah merger dengan MFIN, diperkirakan Pendapatan ADMF dapat tumbuh hingga 26.5% mencapai Rp11.99 triliun hingga akhir tahun (Annualized 2025).
Begitu juga dengan potensi pertumbuhan laba ADMF yang bisa tumbuh 40%, dari sebelum merger Rp1.11 triliun (Annualized 2025). Dan setelah merger, laba bersih ADMF menjadi Rp1.56 triliun (Annualized 2025)
Potensi pertumbuhan ADMF tesebut, tidak lepas dari cakupan pembiayaan ADMF yang sudah luas, mulai dari Jabodetabekser, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga ke Bali. Tercatat untuk Pendapatan Segmen ADMF tercatat sebesar Rp1.46 triliun di 1Q2025. Meski secara pertumbuhan angka ini turun -6.41% YoY dari sebelumnya Rp1.56 triliun di 1Q2024. Namun penurunan ini sifatnya temporary, di mana situasi saat ini penjualan kendaraan bermotor itu memang lagi menurun. Sebagai efek dari melemahnya daya beli masyarakat. Nah setelah ekonomi mulai recovery, diharapkan ADMF bisa perform lagi kinerja, apalagi setelah merger dengan MFIN efektif.
Ke depan, pertumbuhan pembiayaan ADMF tersebut berpotensi semakin bertumbuh, dengan kekuatan regional yang dibawa MFIN melalui pembiayaan di wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Terlebih lagi pada periode 1Q2025, MFIN berhasil menunjukkan kinerja pembiayaan yang positif dengan kenaikan 13.89% YoY menjadi Rp627.62 miliar, dari total Pendapatan Segmen di 1Q2024 yang sebesar Rp551.03 miliar. Kenaikan kinerja pembiayaan MFIN ini menjadi optimisme tersendiri terhadap potensi terdongkraknya kinerja ADMF usai merger.
Jika mengukur kinerja pembiayaan ADMF setelah Covid19, memang mulai pulih dengan kenaikan yang cukup signifikan, terutama di tahun 2023. Berlanjut di tahun 2024, ADMF kembali mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sepeda motor, meski belum setinggi di tahun sebelumnya. Nah dengan pulihnya pembiayaan sepeda motor dan seiring proses meger dengan MFIN, yang memiliki fokus pembiayaan sepede motor. Maka ini berpotensi menjadi prospek bisnis yang menarik bagi ADMF. Berikut gambaran perbaikan kinerja ADMF:
Dan berikut beberapa rencana bisnis ADMF:
Dengan adanya merger dengan MFIN, tentu pangsa pasar ADMF dan jangkauannya menjadi semakin luas. Termasuk dari sisi pembiayaan yang juga akan ikut bertambah, terutama di segmen pembiayaan motor. Selain itu, potensi bisnis ADMF usai merger juga semakin besar, lantaran mendapatkan tambahan customer baru dari MFIN.
Tidak hanya itu, dari sisi digitalisasi terkait dengan pengembangan aplikasi digital. ADMF menargetkan aksesibilitas yang mumpuni, sehingga memudahkan customer yang membutuhkan pembiayaan secara lebih fleksibel. Misalnya dari bisnis digital dicicilaja.com…
Source: https://dicicilaja.com/simulasi-cicilan
Melalui rencana strategis tersebut, AMDF berupaya mengoptimalkan profitabilitas dan memanfaatkan sinergi bisnis dari MFIN. Bukan tidak mungkin dengan leburnya bisnis MFIN ke ADMF, akan memberi amunisi baru terhadap prospek bisnis ADMF ke depan. Sehingga mampu mendorong pertumbuhan bisnis dan membuka akses pendanaan lebih luas, serta meningkatnya likuiditas. Termasuk dengan mempertahankan Rasio Dividen yang konsisten, berikut ini Dividen Payout Ratio ADMF:
Historical Dividen Payout Ratio ADMF. Source: stockbit
Merger ADMF dan MFIN merupakan bagian dari inisiatif strategis pengembangan bisnis ADMF. Yaitu untuk memperkuat posisi pasar ADMF dalam industri pembiayaan otomotif, khususnya untuk merambah pasar di Indonesia Timur. MFIN sendiri tergolong perusahaan pembiayaan konsumen dengan skala regional dan memiliki basis pelanggan yang kuat. Didukung juga dengan keahlian dan saluran distribusi yang kuat. Sehingga memungkinkan ADMF untuk mencapai beberapa tujuan strategis, antara lain:
Meski nantinya entitas MFIN tidak lagi berdiri mandiri, karena kegiatan bisnis yang dilebur ke ADMF. Namun MFIN tetap mendapatkan sejumlah manfaat yang menguntungkan, seperti:
Merger ADMF dan MFIN akan berlangsung secara efektif pada 1 Oktober 2025, di bawah kendali Grup MUFG. Dalam merger ini, ADMF akan menjadi entitas yang bertahan, sedangkan MFIN dibubarkan dan berpotensi delisting dari BEI. MUFG yang sebelumnya telah mengakuisisi 80.6% saham MFIN, kali ini mencoba mengonsolidasikan kekuatannya di sektor pembiayaan melalui anak usaha Bank Danamon dan ADMF. Diperkirakan merger dua perusahaan multifinance ini mampu mendongkrak pertumbuhan aset dan laba ADMF secara signifikan di akhir tahun 2025. Bahkan ADMF memiliki peluang untuk memperluas jangkauan pembiayaannya, terutama di wilayah yang sebelumnya menjadi kekuatan MFIN. Ke depan, ADMF akan fokus memperkuat pembiayaan otomotif dan ekspansi ke sektor non-otomotif serta digitalisasi layanan keuangan.
Adanya aksi merger ADMF dan MFIN, tidak terlepas dari target pemerintah untuk mendorong konsolidasi (penggabungan) antara perusahaan-perusahaan pembiayaan (multifinance) di Indonesia. Dengan tujuan konsolidasi: Memperkuat industri multifinance, dengan menciptakan perusahaan multifinance yang kuat secara finansial, sehingga berdaya saing di tengah tantangan pasar; Dengan konsolidasi, berarti perusahaan dapat mewujudkan efisiensi operasional, di mana biaya-biaya operasi lebih efektif dan produktivitas meningkat; Mendorong kemajuan ekonomi Nasional, melalui tersalurnya pembiayaan yang lebih luas.
Belum lagi dengan potensi dampak positifnya, seperti: Meningkatnya kinerja industri multifinance, baik dari sisi kinerja profitabilitas maupun aset; Semakin bertambahnya akses pembiayaan, dengan semakin kuatnya konsolidasi yang terbentuk, maka akses pembiayaan yang diberikan juga akan lebih terdiversifikasi secara luas; Meningkatkan kompetisi perusahaan multifinance di pasar global. Terlebih lagi merger ADMF dan MFIN ini terjadi di bawah kekuatan kendali Grup MUFG.
Lantas seperti apa, kondisi fundamental ADMF sendiri?***
Dapatkan akses eksklusif ke Value Investing Mastery dan The Investor’s Portfolio untuk strategi investasi terbaik, analisis saham mendalam, serta peluang meraih bagger pertama Anda!
🔹 Analisis saham premium
🔹 Template kinerja portofolio
🔹 Kelas bulanan dengan mentor ahli
Gabung sekarang di 👉 valueinvestingmastery.id dan mulai investasi dengan lebih percaya diri! 🚀