Temukan peluang investasi unggulan dalam saham poultry dengan analisa terkini, 3 Saham Poultry Menarik Untuk Investasi Saat Ini
Sebelum ke pembahasannya jangan lupa download gratis ebook 5 saham undervalue yang sudah kami analisa dengan klik gambar dibawah ini. Sudah banyak orang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan sudah terbukti banyak orang mendapatkan keuntungan return investasi dari membaca ebook ini GRATIS.
Tahun 2023 membawa sejumlah tantangan signifikan bagi sektor keuangan dan real di Indonesia. Dua sentimen utama, yaitu suku bunga tinggi dan kenaikan harga bahan pokok, telah memberikan dampak besar pada daya beli masyarakat serta mengguncang pasar keuangan. Meskipun begitu, satu sektor yang terlupakan dan stabil sepanjang periode ini adalah sektor Poultry. Apa saja sahamnya? dibawah ini kami akan memberikan review ketiga saham poultry tersebut.
1. PT Malindo Feedmill TBK atau MAIN
Apabila kita lihat pergerakan harga sahamnya, sejak covid 2020 hingga sekarang harga sahamnya tidak kemana mana bergerak di level Rp 500an/lembar saham. Saat artikel ini ditulis, harga saham MAIN berada di level harga Rp 525/lembar saham dengan valuasi PBV 0,5x dengan PE ratio 25x.
Secara kinerja, pada sisi pendapatan mengalami kenaikan sebesar 7% dari 8,3 Triliun menjadi 8,9 Triliun. Kemudian laba brutonya naik 39% dari 535 Miliar menjadi 745 Miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik signifikan sebesar 190%, dari rugi 50 Miliar menjadi laba 45 Miliar.
2. Charoen Pokphand Indonesia atau CPIN
Pada tahun 2020 harga saham CPIN sempat jatuh ke level Rp 3.500an/lembar saham. Kemudian di tahun 2021 sempat naik ke level Rp 7.600an/lembar saham. Hingga artikel ini ditulis, harga saham CPIN berada di level Rp 5.400/lembar saham. Di harga RP 5.400/lembar saham menunjukan level PBV 3x dengan PE ratio 25x.
Kemudian dari sisi kinerjanya, penjualan CPIN naik 8% dari 43 Triliun menjadi 47 Triliun. Berbeda dengan pendapatannya dan di sisi laba bruto CPIN tergolong stuck atau tidak kemana. Dari 6,92 Triliun menjajdi 6,91 Triliun. Kemudian sisi laba bersihnya turun sebesar 16% dari 3,18 Triliun menjadi 2,67 Triliun.
3. Japfa Comfeed Indonesia atau JPFA
Tahun 2020 harga saham JPFA turun cukup dalam, sama seperti CPIN, di mana pada tahun 2019 harga saham JPFA menyentuh level Rp 3.000/lembar saham kemudian saat terjadi pandemi covid tahun 2020 harga saham JPFA jatuh hingga menyentuh level 800an. Hingga artikel ini ditulis, harga saham JPFA berada di level Rp 1.195/lembar saham. Diharga tersebut valuasi PBV sebesar 1x dan PE ratio 9x.
JPFA membukukan kenaikan kinerja sebesar 3% dari 36 Triliun menjadi 3,7 Triliun pada sisi kinerja penjualan,. Kemudian laba brutonya turun sebesar 4% dari 6,1 Triliun menjadi 5,9 Triliun. Laba bersih dari JPFA juga turun cukup dalam yaitu sebesar 34%. Dari 1,4 Triliun menjadi 937 Miliar.
Meskipun sektor keuangan menghadapi tekanan ekonomi, sektor poultry menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Untuk mendapatkan panduan lebih lanjut dan memaksimalkan potensi investasi Anda, bergabunglah dalam program Value Investing Mastery kami. Klik gambar di bawah ini untuk mendapatkan wawasan ekslusif dan pelatihan yang dapat mengarahkan Anda menuju keberhasilan finansial dalam investasi saham.